YNWA, John Alfred Tinniswood
Hak Asasi Manusia
November 28, 2024
Jon Afrizal

Lambang dan semboyan Liverpool FC. (credits: LFC)
“Walk on, walk on
With hope in your heart
And you’ll never walk alone
You’ll never walk alone.”
THE Reds tengah berduka. Seorang fans Liverpool FC (biasa disebut: The Kop) yang adalah juga pria tertua di dunia, telah meninggal dunia pada usia 112 tahun. John Alfred Tinniswood, nama pria itu, meninggal pada hari Senin (25/11) di panti jompo Hollies Rest Home tempat ia tinggal, di Southport, Inggris.
John, mengutip situs resmi Liverpool, hidup selama hampir seluruh tropi yang diraih The Reds, dan hanya dua tropi yang tidak ia ikuti. Ini membuat John menjadi fans berusia tertua yang pernah ada dalam sejarah The Reds, sebutan lain untuk Liverpool FC.
John lahir pada tanggal 26 Agustus 1912 di Liverpool, kota tempat ia dibesarkan. Hari lahirnya, adalah berselisih 20 tahun setelah The Reds berdiri.
John telah menyaksikan delapan kemenangan Piala FA klubnya dan 17 dari 19 kemenangan gelar liga.
Mengutip guinnessworldrecords, John bertemu istrinya, Blodwen juga di Liverpool.
Pasangan John dan Blodwen bertemu di sebuah pesta dansa, dan selanjutnya menikah pada tahun 1942. Hari pernikahan ini selalu dikenang John sebagai kenangan terindah dalam hidupnya.
Setahun kemudian, lahirlah putri mereka, Susan.

John Alfred Tinniswood saat berpose bersama sertifikat “Pria Tertua Di Dunia” dari Guinness World Records. (credits: guinnessworldrecords)
Pada saat itu, Perang Dunia II sedang berlangsung. John bertugas di Royal Army Pay Corps (RAPC), dan bertanggung jawab mengelola keuangan serta mengatur persediaan makanan dan menemukan prajurit yang terdampar.
Setelah perang usai, ia menghabiskan kariernya bekerja di bagian akuntansi untuk Shell dan BP. Ia pensiun pada tahun 1972, di usia 60 tahun.
Dari usia 100 hingga 110, John menerima kartu ulang tahun setiap tahun dari Ratu Elizabeth II. Ratu Inggris ini hampir 14 tahun lebih muda darinya.
Pada bulan April 2024, di usia 111 tahun, ia menjadi pria tertua di dunia yang masih hidup. Ini setelah meninggalnya Juan Vicente Perez yang berusia 114 tahun dari Venezuela.
John yang selalu rendah hati, mengatakan bahwa ia tidak memiliki rahasia di balik umur panjangnya yang memecahkan rekor dunia. Ia hanya menggambarkannya sebagai “murni keberuntungan”.
“Umur anda panjang atau pendek, toh, kenyataaannya anda tidak dapat berbuat banyak tentang hal itu,” katanya kepada Guinness World Records.
John tetap memiliki otak yang aktif sepanjang usia tuanya. Ini mungkin, yang membuatnya berumur panjang. Ia mengikuti berita setiap hari dan mengelola semua keuangannya sendiri.
Selain menyantap seporsi ikan dan keripik tepung setiap hari Jumat, John tidak mengikuti diet khusus apa pun. Ia mengaku hanya makan “apa yang diberikan” oleh petugas panti jompo.

Syal yang biasa dikenakan oleh fans The Reds. (credits: ubuy)
Ia memberikan saran kepada banyak orang bagaimana untuk tetap sehat. Yakni dengan mempraktekan moderasi.
“Jika anda minum terlalu banyak atau makan terlalu banyak atau berjalan terlalu banyak. Jika anda melakukan sesuatu secara berlebihan, pada akhirnya, anda akan menderita,” katanya.
Ketika ditanya bagaimana dunia telah berubah sepanjang hidupnya, John hanya tertawa kecil.
“Dunia tidak lebih baik daripada saat sebelumnya,” katanya.
Menurutnya, dunia menjadi lebih kecil karena perjalanan modern. Yang terutama disebabkan oleh pesawat terbang.
“Namun sejak saat itu, saya tidak dapat memikirkan hal lain yang membuat dunia jauh berbeda. Itu hanya pendapat saya. Selain itu, semuanya sama saja,” katanya.
Ia juga pernah berpesan kepada generasi muda. Yakni untuk sedapat mungkin selalu melakukan yang terbaik, baik ketika sedang mempelajari sesuatu atau ketika sedang mengajar seseorang.
“Berikan semua yang kamu punya. Kalau tidak, tidak ada gunanya,” katanya memotivasi.
John tercatat sebagai pria Inggris tertua keempat dalam sejarah.
Ia meninggalkan putrinya, empat cucu; Annouchka, Marisa, Toby dan Rupert, dan tiga cicit; Tabitha, Callum dan Nieve.
Pihak keluarga berkata bahwa John memiliki banyak sifat baik. Ia cerdas, tegas, berani, tenang dalam menghadapi krisis, berbakat dalam matematika, dan pandai berbicara.
Mereka menambahkan bahwa John pindah ke Hollies Rest Home tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-100. Dan, kebaikan serta antusiasmenya terhadap kehidupan menjadi inspirasi bagi petugas panti jompo dan sesama penghuni panti jompo.
Selain John Alfred Tinniswood dan Juan Vicente Perez, pria tertua yang pernah ada adalah Jiroemon Kimura dari Jepang (1897-2013) yang hidup hingga usia 116 tahun.
Selamat jalan, John. YNWA.*

