Satu Scooter, Bukan Satu-Satunya

Lifestyle

July 24, 2023

Jon Afrizal/Kota Jambi

Pengendara scooter yang berkumpul di event KBSS di Kota Jambi, Sabtu (22/7). (photo credit : amira.co.id)

RATUSAN orang berkumpul di eks bandara di Jalan Soekarno Hatta Kota, Jambi. Mereka membawa serta scooter dua tak mesin kanan. Para pengendara ini berkumpul selama dua hari di Kota Jambi.

Kumpulnya pengendara scooteri ini adalah pada event Kumpul Bareng Scooteris Sumatera (KBSS) ke-XIX. Mereka yang datang tidak hanya dari Pulau Sumatera saja. Tapi juga dari Pulau Jawa.

Satu Saudara, demikian semboyannya. Sehingga teman bertemu kawan, kawan yang kadang berjumpa di satu kota, atau bahkan satu perjalanan touring.

Cerita indah, jika sudah berurusan dengan touring, pasti ujung-ujungnya jadi cerita susah juga. Soal ban pecah, mogok di jalan. Atau bahkan kehabisan uang di perjalanan.

Harap maklum, yang namanya scooter adalah mesin keluaran tahun 80-an ke bawah. Meskipun terdapat kendaraan jenis scooter keluaran tahun 2000-an ke atas, tapi, bentuknya tidak klasik, dan jika bicara harga, tentu harus merogoh kocek sangat dalam sekali.

Tapi semua kondisi akan berakhir dengan senyuman. Bahwa, di kota terdekat ada teman yang siap untuk membantu.

Vespa milik Zuhdi Babe Rangkuti (alm). (photo credit : amira.co.id)

Itu adalah cerita umum di dunia scooter. Sebab mereka yang telah mengendarai scooter adalah brotherhood. Semua saudara.

“Kami tidak hanya bertemu hari ini saja. Suatu saat, mungkin, ketika touring terjadi, kami akan bertemu lagi,” kata Yanto, peserta dari Jambi.

Saat itu, ia sedang asik bertukar cerita dengan teman-temannya yang berasal dari Tembilahan dan Batam.

Hari ini, sesama saudara bertemu. Mereka yang saling belajar memahami bagaimana kendaraan bermesin kanan ini dapat berdaya guna. Mereka yang bertukar ilmu tentang reparasi dan renovasi.

Sama seperti pecinta kendaraan klasik lainnya, yang membangun sesuatu dari nol. Mereka, mencari scooter dengan sabar. Kadang, mereka mendapatkan scooter yang sudah rongsok : sama sekali tidak berfungsi. Lalu membawanya ke bengkel khusus saudara.

Dengan sabar dan telaten, scooter dibangun, sedikit demi sedikit. Dan sangat tergantung dengan ketersediaan dana. Hingga akhirnya menjadi sebuah kendaraan yang dapat digunakan sesuai fungsinya, yakni untuk touring.

Cerita-cerita menarik yang selalu mempersatukan mereka dan mendapatkan saudara baru, melalui panasnya aspal jalanan antar kota, antar provinsi, bahkan antar pulau.

Kadang, cerita akan bergulir ke musik. Tentang musik soul, ska, punk dan reggae.

Sama seperti sub kultur Mod di Inggris pada tahun 1950-an, yang menggabungkan antara musik rock ala The Who, scooter dan jacket parka.

Pada even kali ini, juga ditampilkan Vespa milik Zuhdi Babe Rangkuti (alm). Ia adalah pencetus berdirinya KBSS dari Provinsi Jambi.

Piagam Padang Panjang tahun 2003 adalah pemersatu seluruh club scooter se-Sumatera. Hingga kini, amanat itu selalu mereka pegang erat.

Sama kuatnya dengan deru mesin Vespa yang menggelegar, di setiap penjuru Nusantara. Seperti Mars KBSS.*

avatar

Redaksi