Kerambit, Cakar Harimau Dari Minangkabau

Budaya & Seni

January 10, 2024

Junus Nuh

Kerambit asal Minangkabau. (: undip)

KERAMBIT, atau dalam bahasa Minangkabau disebut Kurambiak. Ini adalah senjata tajam, yang asal usulnya adalah pembelajaran dari harimau Sumatera (panthera tigris).

Kerambit berbentuk seperti cakar harimau; melengkung dan dapat keluar dari pangkal kuku secara tiba-tiba dan nyaris tak terlihat.

Sama seperti cakar inyiak (harimau) pisau pendek ini dapat digunakan secara tiba-tiba untuk menyayat, dan memberikan efek luka yang dalam.

Kerambit, dalam klasifikasinya, adalah senjata tajam paling berbahaya. Kerambit dapat dikategorikan senjata berbahaya nomor urut dua, setelah pistol, tentunya.

Ini karena sayatan pisau ini sangat berbahaya. Kendati sabetannya hanya terlihat seperti luka kecil saja di bagian luar, tetapi dapat mengakibatkan putusnya urat-urat di bagian dalam. Jika mengenai bagian perut, maka usus dapat tersayat dan terpotong.

Pada masa lampau, mengutip penelitian “Kajian Ikonografis Senjata Tradisional Kurambiak Minangkabau Cakar Harimau Sumatera”  dari Tedy Wiraseptya dan Vernanda Em Afdhal, permainan senjata kerambit di Minangkabau hanya diwarisi oleh para Datuk (tetua adat) atau kalangan Raja. Tidak sembarang orang menguasai permainan yang dianggap rahasia ini dan hanya untuk kalangan tertentu saja.

Pisau pendek ini menjadi bagian tak terpisahkan dari silat Minangkabau (silat Taralak). Keistimewaannya, mirip seperti kuku harimau yang setiap saat secara tiba-tiba keluar dari balik kaki dan tangannya pada saat menerkam atau memangsa lawan. Untuk itu harimau menjadi perlambang para pendekar atau Panglima Minangkabau.

Disebutkan dalam pepatah Minangkabau; jika seorang pendekar belum menguasai kurambiak, maka ia ibarat harimau tanpa kuku, ayam tanpa taji, burung tanpa paruh, gajah tanpa gading, dan kerbau tanpa tanduk.

Dalam catatan sejarah bangsa Eropa, disebutkan bahwa dalam pertempuran, tentara di Indonesia dipersenjatai dengan keris di pinggang dan tombak di tangan mereka. Sedangkan kerambit digunakan sebagai upaya terakhir ketika senjata lain tidak ada lagi.

Kerambit digunakan dalam pertarungan jarak dekat, dan lebih mengandalkan keberanian dan keahlian bela diri. Pisau dipegang dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang di bagian atas pegangan sehingga lengkungan pisau mengarah ke depan dari bagian bawah kepalan tangan.

Dalam perkembangannya, Kerambit dibawa oleh para perantau Minangkabau dan menyebar ke banyak wilayah. Seperti Pulau Jawa, Semenanjung Malaka, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina dan Thailand.

Saat ini kerambit adalah satu senjata utama silat dan umumnya digunakan dalam seni beladiri. Mengutip goodnewsfromindonesia, terdapat beberapa bentuk Kerambit di Nusantara.

Seperti Kuku Harimau dari Sumatera Barat, Jawa Barat dan Madura, Kuku Alang (kuku elang) dari Sumatera Barat, dan Kuku Bima dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lalu, Kuku Hanoman dari Jawa Barat, Kerambit Sumbawa dari Pulau Sumba dan Kerambit Lombok dari Lombok.

Kerambit pun menjadi satu senjata wajib militer dunia. Seperti militer Indonesia, Malaysia, Kanada, hingga US Marshals.

Saking populernya, maka Emerson Knives dan Strider Knives, perusahaan dari Amerika Serikat memproduksi Kerambit secara massal pada tahun 2005.

Mengutip navalnews, Indonesia memiliki kapal perang dengan nama yang sama dengan dengan senjata ini, yakni KRI Kerambit (627). Adalah Kapal ini adalah kapal cepat rudal kelas Sampari milik TNI Angkatan Laut Indonesia.

Kapal yang diluncurkan pada tanggal 27 Februari 2018 ini panjangnya 59,80 meter dan lebar 8,10 meter dan tinggi 4,85 meter. Dengan bobot mati 460 ton, dan jarak jelajah 2.400 mil laut atau selama lima hari.

Kapal ini dipersenjatai dengan meriam utama Bofors Mk. III kaliber 57 mm, dan meriam Denel Vektor GI-2 G12 kaliber 20 mm di dek belakang untuk pertahanan udara. Serta, mampu membopong empat tabung peluncur rudal Exocet MM40 pada buritan belakang.*

avatar

Redaksi