Zippo, Perlengkapan Para Prajurit Amerika
Inovasi
July 15, 2023
Junus Nuh
Zippo Judy Flaming era Perang Vietnam. (photo courtesy : lightergallery.com)
BUKAN sekedar korek api biasa. Zippo adalah lighter yang memiliki sejarah panjang. Dan keseluruhan sejarahnya sangat terkait dengan perang.
Pada akhir tahun 1932, George G. Blaisdell mendirikan pabrik Zippo di Bradford, Pennsylvania, Amerika Serikat. Sebuah nama produk yang sebenarnya adalah plesetan dari kata zipper (retsleting).
Zippo pertama di dunia ini dijual seharga US $ 1.95. Tetapi, selanjutnya, ketika terjadi Perang Dunia ke-2, pada tahun 1939 hingga 1945, Zippo diproduksi hanya untuk tentara Amerika saja. Zippo hanya mendukung keperluan militer saja, dan tidak menjual produk ini untuk pasaran umum. Dengan bahan yang berlapis baja ringan dan sedikit campuran cat warna hitam.
Semboyan windproof lighter, membawa Zippo ke medan pertempuran. Zippo umumnya diletakan di sisi kanan helm para prajurit. Digunakan untuk menyalakan api unggun, memasak ransum, dan juga sebagai sekering pemicu peledak.
Bunyi denting yang khas ketika membuka pengatup korek api ini pun dapat menjadi isyarat bagi sesama prajurit.
Pilihan yang tepat untuk suasana medan perang. Sebab Zippo, sewaktu itu, tidak memerlukan bahan bakar khusus, termasuk juga bensin dan berbagai bahan bakar yang digunakan tentara.
Setelah perang dunia ke-2 usai, Zippo kembali diproduksi untuk pasaran umum.
Tetapi, pada perang atau invasi ke Vietnam, pada tahun 1957 hingga 1975, hampir seluruh tentara Amerika juga menggunakan Zippo. Meskipun beberapa tujuan kadang berbeda.
Seperti dengan cara melemparkan Zippo yang menyala ke gubug Vietcong, misalnya. Zippo juga sering digunakan untuk menyalakan bomb napalm dari pengangkut personel lapis baja M-132 yang melemparkan api dan tangki M-67 jika pengapian elektronik gagal.
Uniknya, menurut Jay Hemmings di warhistoryonline.com, sisi kosong di bagian belakang Zippo justru dimanfaatkan para prajurit sebagai canvas. Mereka menuliskan perasaan jujur tentang perang, tentang orang tercinta yang mereka tinggalkan jauh di rumah, dan tentang tugas yang sedang mereka emban.
Pada saat yang bersamaan, muncul gerakan hippy dan anti war di negara asal mereka. Kelompok yang tidak mendukung perang dan invasi Amerika di kawasan Indo China ini.
Pola yang sama pun digunakan. Tetapi, canvas tentu saja berubah sesuai keinginan pemiliknya. Mereka menuliskan atau menggambarkan tentang slogan anti perang, ketidakpedulian terhadap invasi, dan juga hak-hak sipil.
Zippo, adalah ikonik. Terlepas apakah seseorang perokok atau tidak, banyak yang menjadikannya sebagai koleksi. Terutama Zippo yang pernah digunakan para prajurit saat perang Vietnam. Tentu harganya sangat tinggi, jika jualbeli dilakukan atas nama benda yang wajib dikoleksi.
Tidak itu saja, meskipun pada awalnya bentuk Zippo adalah persegi empat penuh, tetapi sejak perang dunia kedua usai, bentuknya mulai disesuaikan. Terdapat lengkungan antara satu sisi dengan sisi lain di bagian atasnya.
Pun juga ukiran dan lambang yang dapat menyesuaikan selera kekinian.
Dan juga, selain bentuk umum, yang biasa digunakan kaum pria, Zippo pun mengeluarkan produk Zippo Slim atau yang biasa disebut Zippo Lady. Bentuk yang lebih kecil dan cocok untuk kaum perempuan.
Zippo adalah klasik. Dan sesuatu yang klasik akan bertahan hingga waktu lama.*