Waspada, Rabies!
Inovasi
July 1, 2023
Zulfa Amira Zaed, Muhammad Al Fikri/Kota Jambi
(: iSIKHNAS)
PENYAKIT rabies masih menghantui kita. Menurut data iSIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan Indonesia), sepanjang tahun 2023 ini sebanyak 281 hewan terjangkit rabies. Sedangkan pada tahun 2022 lalu sebanyak 1.280 hewan terjangkit rabies.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan sebanyak 11 kasus kematian disebabkan oleh rabies di Indonesia. Sebanyak 95 persen kasus rabies itu disebabkan oleh gigitan anjing.
”Sebanyak 95 persen kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Sisanya, 5 persen didapat dari rubah, rakun, dan kelelawar,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi, dikutip dari kemenkes.go.id.
Imran mengatakan, hingga April 2023 terdata sebanyak 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies (VAR), dan 11 kasus kematian akibat rabies.
Menurutnya, sebanyak 26 provinsi dari total 37 provinsi di Indonesia menjadi endemis rabies, termasuk Provinsi Jambi. Dan hanya 11 provinsi saja yang bebas rabies.
Sementara untuk Provinsi Jambi, terdata tujuh ekor anjing yang mengidap rabies.
Kadis Kesehatan Provinsi jambi, Ferry Kusnady mengatakan terdata sebanyak 150 kasus gigitan yang dilaporkan pemerintah kabupaten/kota sepanjang tiga bulan terakhir. Terbanyak adalah di Kota Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur.
“Untuk dipahami, ini adalah kasus gigitan, dan bukan kasus rabies,” katanya.
Sejauh ini, katanya, Dinas Kesehatan belum menemukan kasus dengan faktor resiko gigitan hewan, baik itu anjing atau monyet, yang mengarah ke positif rabies.
Dinas Kesehatan, katanya, telah menyiapkan vaksin anti rabies (VAR) di setiap puskesmas. Sehingga, jika ada korban yang mengalami gigitan, dapat segera diantisipasi dengan VAR.
Saat ini, untuk Kota Jambi, telah ditunjuk dua puskesmas yang menangani korban gigitan. Yakni Puskesmas Puteri Ayu dan Puskesmas Pakuan Baru.
Serta call center 112 Kota Jambi yang dapat dihubungi selama 24 jam setiap hari.
Menurut data Kemenkes, rabies adalah tantangan besar di Indonesia. Sebab dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies lebih dari 80.000 kasus per tahun dan kematiannya rata-rata 68 orang.
Pencegahan utama adalah memberi vaksinasi kepada anjing. Ini agar hewan itu tidak dapat menularkan rabies ke manusia.
Pada tahun 2023 ini, Kemenkes telah mengadakan VAR untuk manusia sebanyak 241.700 vial dan serumnya sebanyak 1.650 vial. Saat ini vaksin dan serum telah disebarkan ke provinsi-provinsi.
Adapun gejala hewan yang terkena rabies ciri-cirinya adalah ganas, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan air liur keluar secara berlebihan, bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan diikuti oleh kematian.
Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit, namun tiba-tiba mati.
Adapun gejala rabies pada manusia di tahap awal adalah demam, badan lemas dan lesu, kehilangan nafsu makan, insomnia , sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan sering ditemukan nyeri. Setelah itu dilanjutkan dengan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas, dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia , aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia.*