Sirih Pinang Kerajaan Puteri Jambe (1)

Ekonomi & Bisnis

November 21, 2024

Jon Afrizal

Kelompok pohon pinang di Kecamatan Betara Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

Tulisan ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama, akan menceritakan tentang buah pinang dan penggunaannya. Sementara, pada bagian kedua, akan menjelaskan keutamaan pinang bagi Jambi, untuk pembaca Amira.

SEJARAH memiliki cara untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri. Bagaimana ia mengulang dirinya, pada beberapa masa di era lampu, hingga ke hari ini. Atau, mungkin juga di masa depan, nanti.

Pinang (Areca catechu), adalah tanaman asli Asia Selatan. Penyebarannya meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara serta beberapa pulau di Laut Pasifik.

Spesies terbesar dari tanaman ini terdapat di Malay Archipelago (Semenanjung Malaya), Filipina dan (East Indies Island (Kepulauan Hindia Timur).

Pola penyebaran spesies Areca di Indonesia terutama di Malaya, Kalimantan dan Sulawesi yang terdiri dari 24 spesies. Kelompok Hindia Timur merupakan pusat keragaman tanaman pinang terbesar. 

Sementara luas tanaman pinang di Indonesia, mengutip BPS, adalah sekitar 147.890 hektare. Penyebarannya hampir di semua wilayah Indonesia.

Terutama di Pulau Sumatera (42.388 hektare), Nusa Tenggara dan Bali (42.388 hektare), Kalimantan (4,475 hektare), Sulawesi 2.407 (hektare), dan Maluku dan Papua (1.428 hektare).

Produksi biji kering pinang dapat mencapai 69.881 ton dengan volume ekspor pada tahun 2009 sebesar 197,197 ton.

Provinsi Jambi memiliki varietas pinang unggulan, yakni Pinang Betara. Pinang Betara telah akui melalui SK MENTAN nomor 199/Kpts/SR.120/1/2013.

Pohon pinang (tengah) di Setra Gandamayit, tempat bersemayam Batari Durga (membawa pedang), yang terpahat pada relief di Candi Sukuh, abad ke-15 Masehi. (credits: wiki commons)

Keunggulan Pinang Betara adalah bertumbuh lebih cepat, dengan usia mencapai 25 tahun. Selain itu, Pinang Betara memiliki buah yang lebat, dengan 130-an butir pinang per tandannya.

Produksi Pinang Betara dapat mencapai lima hingga enam tandan per tahun. Berat per butir utuhnya mencapai 47 gram, atau setara dengan 8,68 gram biji kering.

Buah pinang telah sejak lama memainkan peranan penting dalam tradisi berbagai etnis di Indonesia.

Tradisi di Minangkabau yang berlaku hingga kini, misalnya. Sirih Pinang digunakan, untuk menyambut tamu agung.

Caranya, adalah meletakkan pinang, daun sirih, tembakau, dan kapur pada sebuah wadah (carano).

Pun, pinang juga menjadi seserahan penting ketika melamar seorang calon pengantin.

Mengutip indonesia.go.id, sudah lama dimaknai di Nusantara, bahwa berpadunya sirih dan pinang menjadi simbol pernikahan. Buah pinang dianggap merepresentasikan unsur “panas” dan daun sirih merepresentasikan unsur “dingin”.

Saking pentingnya, sehingga pada akhirnya kata pinang juga menjadi kata kerja yakni: meminang atau pinangan, yang berarti melamar atau meminta seseorang untuk dinikahi.

Pinang, dalam bahasa Melayu kuno dilafadzkan sebagai: pinam. Tumbuhan ini adalah satu dari empat jenis palma yang disebut dalam Prasasti Talang Tuo (684 Masehi). 

Prasasti Talang Tuo ditemukan oleh Residen Palembang Louis Constant Westenenk pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang (Bukit Siguntang). Prasasti ini dikenal sebagai satu peninggalan Kedatuan Sriwijaya. 

Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi). Tulisan 14 baris dalam prasati ini ditulis dalam aksara Pallava berbahasa Melayu Kuno.

Pinang juga hadir di relief Candi Borobudur di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Serta, pinang terpahat di relief Candi Sukuh di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Kedua candi berselisih sekitar delapan abad.

Arkeolog Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930 menjelaskan bahwa pembuatan Candi Sukuh dilakukan agak tergesa-gesa. Dikarenakan keadaan politik kala itu, dengan menjelang keruntuhan Majapahit, yang tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah.

Pun itu pula, mungkin, yang menjelaskan tentang pinang yang tertera di relief Candi Sukuh.

Candi Sukuh kerap dianggap kontroversial. Bentuk Candi Sukuh kurang lazim, ketimbang bentuk Candi Prambanan ataupun Candi Borobudur, Candi Sukuh lebih mirip dengan peninggalan budaya suku Maya di Mexico.

Selain itu, Candi Sukuh menampilkan penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya.

Sudah menjadi rahasia umum, mengutip klikdokter, bahwa terdapat manfaat buah pinang muda untuk pria. Jika dikonsumsi, buah pinang muda dapat meningkatkan gairah dalam bercinta.

Buah pinang mempunyai senyawa yang mampu menstimulasi hormon, sehingga gairah seks akan meningkat.

Pinang dalam bahasa Jawa disebut: jambe, yakni ketika buahnya telah matang. Sewaktu buahnya masih muda, disebut: bleber. Sementara biji pinang disebut: jebug.

Jambe adalah juga nama sebuah dusun, yakni Dusun Jambe di Desa Dadapayam, Suruh, Semarang, Jawa Tengah.

Jambe, adalah pun juga nama desa, yakni Desa Jambe Kecamatan Kertasemaya Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.

Maka, sejarah pun saling terhubung dan mengulang diri.*

avatar

Redaksi