Pematang Bedaro Masih Mencekam
Hak Asasi Manusia
July 25, 2023
Junus Nuh/Pematang Bedaro
Kondisi Dusun Pematang Bedaro masih mencekam. (photo credits : Junus Nuh/amira co.id)
SETELAH situasi chaos yang dialami warga pada, Kamis (20/07), hingga kini kondisi Dusun Pematang Bedaro Desa Teluk Raya Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muarojambi masih mencekam.
Warga yang berkumpul masih bercerita soal trauma yang dialami oleh anak-anak mereka.
“Hari ini warga demonstrasi ke Polda Jambi,” kata Pak Ngah, warga Dusun Pematang Bedaro, Senin (24/7).
Mereka, katanya, telah dikunjungi oleh mahasiswa yang mendukung mereka.
Pintu-pintu rumah tertutup rapat. Tidak nampak aktivitas warga. Mereka hanya berkumpul dengan suara rendah dan berbisik.
“Lima rekan kami masih ditahan di Mapolda Jambi,” kata Bik Kuning, warga dusun lainnya.
Seperti menjelaskan bahwa mereka memiliki dua ketakutan. Yang pertama tentang trauma pasca chaos. Dan yang kedua tentang siapa lagi yang akan ditangkap selanjutnya.
“Bagaimana nasib kami, apa kami akan ditangkap juga?” Demikian Pak Ngah bertanya.
Selama berada di sana, tidak dijumpai anak-anak bermain. Dusun yang sepi, dari suara tertawa anak-anak.
“Mereka mengurung diri di rumah. Takut melihat orang. Malam hari sering mengingau,” kata Mak Supik.
Mak Supik memperkirakan, anaknya yang masih bersekolah setingkat SD ini akan mengingat kejadian itu hingga lama. Trauma.
Sementara Nunung yang sebelumnya sempat dirawat di ICU di sebuah rumah sakit, kini telah pulang ke dusun. Hingga kini ia masih merasakan sakit di bagian dada.
Dan, hingga aku pulang, tidak ada canda tawa terdengar di sekelilingku. Yang ada hanya wajah-wajah murung dan takut.
“Kami berterimakasih kepada banyak pihak yang bersimpati dengan kami,” kata Pak Ngah.
Namun, kata terimakasih itu tetap berada di otak ku meskipun telah berada jauh meninggalkan Dusun Pematang Bedaro.
Dimana orang-orang yang dulu meminta untuk dicoblos oleh warga dusun ketika pemilu lalu? Mengapa mereka tidak hadir di sini?*