Maulid Nabi: Harmonisasi Kehidupan dan Lingkungan

Resonansi

September 9, 2024

Maimunah Permata Hati Hasibuan*

Ilustrasi kaligrafi. (credits: pixels)

PERAYAAN Maulid nabi ini adalah untuk mengingat kilas balik seorang nabi utusan Allah SWT, Rasulullah SAW yang telah menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana dalam hadist riwayat Ahmad dan Al-Hakim, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempunakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

Artinya, momen maulid nabi ini merupakan momen yang berarti bagi umat islam. Dimana kita memaknai perjuangan Rasulullah SAW yang membebaskan manusia dari kebodohan, membawa peradaban, dan menciptakan kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Nabi Muhammad, sebagai utusan Allah, memperbaiki perilaku manusia terhadap tiga aspek fundamental: hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, serta alam dan lingkungan.

Konsep Nabi dengan Lingkungan

Sebetulnya, jika kita mengamati dan memperhatikan, Rasulullah tidak hanya sekedar membawa ajaran berupa akhlak dan hubungan sosial saja. Namun, prinsip-prinsip dasar dalam menjaga keseimbangan alam pun ada pada ajarannya.

Dalam dakwahnya, Nabi Muhammad memperkenalkan konsep hima, yaitu kawasan konservasi yang berfungsi melindungi habitat satwa dan tumbuh-tumbuhan. Beliau juga menganjurkan untuk kita menanam pohon dan menunjukkan kepada para sahabat pentingnya melindungi mahkluk hidup.

Pengajaran ini mencakup etika dalam berinteraksi dengan hewan, yang kemudian dikembangkan menjadi panutan dan pengajaran oleh para ummat.

Tentu pada pengajaran dari Rasulullah SAW ini menjadi cambuk pengingat bagi para warga Indonesia karena kita adalah negara dengan mega biodiversitas harus memegang teguh dalam pemeliharaan dan penjagaan bumi kita untuk warisan terindah anak cucu kita kedepannya.

Ini merupakan tanggung jawab kita bersama karena prinsip-prinsip pengajaran oleh Rasulullah SAW ini harus terus diamalkan dan ditaqwakan. Sebetulnya, kehidupan di dunia ini saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lain.

Seperti peran satwa. Satwa-satwa yang hidup di hutan harus dilindungi dan dijaga karena kehadirannya memiliki peran untuk melestarikan hutan dan manusia butuh hutan sebagai penghasil karbon. Peran alami satwa-satwa ini tidak bisa tergantikan oleh kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang dimiliki dan belum dapat menjadi solusi oleh kepintaran peneltian yang dilakukan oleh manusia.

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sempurna baik dalam kepemimpinannya, diplomasi maupun interaksi terhadap sosialnya. Lebih dari itu, beliau juga teladan dalam menjaga lingkungan ini. Jika kita merefleksikan pemikiran kita terhadap sejarah, ayat-ayat, hadist yang dilakukan oleh Rasulullah, kita dapat mengambil benang merah bahwa sebegitu besarnya teladan Rasulullah dalam menghormati bumi kita karena bumi ini adalah amanah terbesar dan terindah dari Allah SWT.

Dikutip dari buku fikih Energi Terbarukan karya Abdul Moqsith Ghazali, dkk, ada tujuh cara menjaga lingkungan ala Rasulullah SAW. Yakni; (1) Larangan untuk mengeksploitasi dan memonopoli sumber energi; (2). Senantiasa menjaga kebersihan lingkungan; (3). Melakukan penghijauan; (4). Tidak melakukan pencemaran lingkungan; (5). Tidak melakukan pengundulan dan penebangan hutan secara sembarangan; (6). Memanfaatkan tanah yang terlantar sebab tanah dalam ajaran agama islam harus dimanfaatkan untuk kepentingan yang bermanfaat dan produktif; dan (7). Menetapkan suatu tempat sebagai kawasan konservasi dimana Rasulullah SAW mengenalkan konsep hima, yaitu suatu zona tertentu untuk konservasi alam yang di dalamnya dilarang untuk mendirikan bangunan.

Hima ini merupakan kawasan hukum yang dilarang untuk diolah dan dimiliki seseorang secara pribadi sehingga ia tetap menjadi wilayah yang dipergunakan bagi siapa saja pun sebagai tempat tumbuhnya padang rumput dan temmpat menggembalakan hewan.

Artinya adalah dari ketujuh prilaku diatas menekankan bahwasanya lingkungan tempat tinggal kita ini perlu untuk kita jaga kelestariannya. Keberlangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuhan sangat bergantung pada kesehatan lingkungan.

Apalagi rusak lingkungan kita maka hewan, tumbuhan dan manusia tidak hidup normal dan harmonisasi satu sama lain dan perbuatan merusak alam dan lingkungan merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Ajaran penjagaan dan penghormatan terhadap bumi kita ini sudah diajarkan dan disampaikan oleh teladan nabi Rasulullah SAW dan harus dipatuhi oleh ummat muslim sebagai pemeluk agama islam.

Ceramah di Masjid Pada Momen Maulid Nabi

Beberapa kali saya mengikuti momen maulid nabi di masjid-masjid. Saya merasakan atsmosfer yang berbeda. Sebetulnya, kajian ceramah terhadap momen maulid nabi ini bisa disampaikan dengan mengintegrasikan ilmu sains dan sosial. Namun, yang saya dapati adalah ceramah-ceramah di maulid nabi hanya sekedar membuat jemaah tertawa walau memang isinya ada juga mengajak kepada kebaikan juga.

Saya teringat ketika ayah saya, Alm Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA saat menjabat menjadi rektor di kampus ITS-NU Jambi beliau pernah menyampaikan kepada murid-muridnya. Bahwa kita belajar jangan hanya ilmu agama saja. Kita perlu mengkaitkan ilmu agama dengan ahli-ahli keilmuan yang lainnya.

“Termasuk yang kurang dipahami oleh islam adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan kauniah. Maka dari itu kita harus berjihad dalam bidang keilmuan untuk menguasai sebahagian ayat-ayat kauniah yang terkait dengan ilmu kehutanan, ilmu biologi, ilmu agronomi, ilmu sistem informasi, dll”, ujar alm ayah saya saat mengisi perkuliahan.

Saya berharap, di momen maulid nabi ini kita harus bisa memaknai maulid nabi sebagai momen untuk mengamalkan teladan Rasulullah SAW khususnya pada penjagaan bumi kita. Jika saya kaitkan dengan yang alm ayah sampaikan bahwasanya kita sebagai umat muslim harus bisa mengintegrasikan keilmuan-keilmuan sains dengan anjuran agama dimana kita harus memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan kauniyah.

Ayat kauniyah ini menjadi penting karena ayat kauniyah adalah menunjukkan kekuasaan dan kesempurnaan Allah SWT pada alam semesta. Antara qauliyah dengan kauniyah ini dapat diintegrasikan untuk membangun peradaban yang membawa rahmat bagi segenap alam.

Semoga di momen maulid nabi pada tahun ini kita menjadi muslim yang tidak hanya pintar secara teoritik saja, namun berdedikasi pada sikap kita dan dapat menanamkan amal-amal jariyah untuk kebaikan alam dan sosial yang bisa dinikmati oleh generasi kita, anak cucu dan masa depan bumi kita ini. Amin Ya Rabbal Alamin.*

Isi tulisan adalah murni pemikiran penulis dan di luar tanggungjawab Amira.

*Dosen Ilmu Lingkungan UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi

avatar

Redaksi