Harimau Champawat; Pemburu Yang Diburu

Lingkungan & Krisis Iklim

December 11, 2024

Jon Afrizal

Harimau Benggala. (credits: navbharattimes)

“Luka yang menyebabkan seekor harimau memakan manusia adalah hasil dari tembakan yang ceroboh dan kegagalan dalam menindaklanjuti dan menyelamatkan satwa yang terluka.” Jim Corbett – Man Eaters of Kumaon


HARIMAU Benggala (Panthera tigris bengalensis) adalah sub spesies harimau di India, Bangladesh, Nepal, dan Bhutan. Kemudian oleh Cat Classification Task Force dari Cat Specialist Group pada tahun 2017 menyebut sub spesies harimau ini sebagai Panthera tigris tigris.

World Wide Fund for Nature menyebutkan terdapat sekitar 2.100 ekor Harimau Benggala di alam bebas. Sebanyak 1.411 di antaranya berada di India, 200 di Bangladesh, 150 di Nepal, dan 100 di Bhutan.

Harimau Benggala “hadir” di anak benua India sekitar 12.000 tahun yang lalu.

Di antara kucing liar besar yang hidup saat ini, Harimau Benggala adalah yang paling tersohor. Sub spesies harimau ini termasuk megafauna karismatik dunia.

Sehingga, Harimau Benggala dinyatakan sebagai satwa nasional bagi India dan Bangladesh.

Satu ekor Harimau Benggala betina yang hingga kini masih menyimpan kenangan mengerikan bagi penduduk di Nepal dan India, adalah Harimau Champawat. Guinness Book of World Records menyebut Harimau Champawat sebagai “harimau paling mematikan di dunia”.

Harimau Champawat adalah satu ekor hewan yang telah menyebabkan kematian manusia terbanyak di dunia. Dengan perkiraan korban mendekati angka 500 orang yang telah menjadi korbannya, di Nepal dan India, sepanjang tahun 1890 hingga tahun 1911.

Dane Huckelbridge dalam bukunya No Beast So Fierce: The Terrifying True Story of the Champawat Tiger, the Deadliest Man-Eater in History menyebutkan Harimau Champawat berasal dari hutan Nepal. Pada akhir tahun 1890-an, ia membunuh lebih dari 200 orang di sana.

Ilustrasi Jim Corbett membunuh Harimau Champawat. (credits: tigersafari)

Setelah diusir dari Nepal, harimau betina ini menyeberang ke perbatasan India. Champawat selanjutnya, menebar teror di sana, terutama di desa-desa di wilayah Kumaon di Uttarakhand.

Selama empat tahun berikutnya, Champawat telah menambah sebanyak 234 korban lainnya, dan menambah panjang daftar korban keganasannya.

Priyvrat Gadhvi dalam buku Behind Jim Corbett’s Stories: An Analytical Journey to ‘Corbett’s Places’ and Unanswered Questions menyebutkan, untuk mnegendalikan teror Champawat, maka harimau betina ini terus diburu untuk dibunuh.

Setelah divonis: “diburu untuk ditembak mati”, Edward Jim Corbett (1875 – 1955) mencari harimau betina itu selama lima hari. Perburuan terakhir Harimau Champawat terjadi pada tanggal 12 April 1911.

Champawat mati oleh peluru Edward Jim Corbett.  

Tetapi, setelah membunuh Champawat, perspektif Jim Corbett tentang satwa liar pun mulai berubah. Ia mulai memahami bahwa satwa harimau dan macan tutul bukanlah hewan buas yang jahat.

Menurutnya, dalam buku Man Eaters Of Kumaon, Harimau hanya bertahan hidup. Tetapi, keputusasaan karena lingkungan hidupnya dirusak oleh manusia, maka harimau berbalik menyerang manusia.

Jim Corbett adalah sebuah paradoks. Ia adalah pemburu sekaligus conservationist. Ia telah menulis memoir My India (1952), yang bercerita tentang betapa ia mencintai alam; hutan dan pedesaan di India.

Harimau Benggala di Taman Nasional Jim Corebett. (credits: expedia)

Keluarga Corbett adalah keturunan dari beberapa keluarga yang telah bermigrasi dari Kepulauan Inggris ke India selama abad ke-19. Kakek dan nenek dari pihak ayah, Joseph dan Harriet Corbett, berlabuh di India pada tanggal 7 Februari 1815.

Pada tahun 1862, Christopher William, ayah Jim Corbett diangkat sebagai kepala kantor pos Naini Tal, di India utara. Ibunya, Mary Jane membangun sebuah rumah di seberang danau Naini Tal, yang diberi nama: Gurney House.

Rumah ini adalah tempat Jim Corbett menghabiskan sebagian besar hidupnya. 

Dari Gurney House, Corbett menghabiskan sebagian besar masa kecilnya menjelajahi hutan di sekitarnya. Ia memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang kebiasaan satwa liar setempat.

Corbett juga mulai berburu, pertama dengan senjata proyektil seperti ketapel dan busur peluru. Hingga akhirnya ia mendapat hadiah senapan laras panjang tua pada usia delapan tahun. Dengan senjata ini, Corbett menjadi lebih terampil dalam berburu dan melacak binatang. 

Dari perjalanan berburunya, termasuk Harimau Champawat, telah dibukukan. Yakni,  Man Eaters of Kumaon, The Man Eating Leopard of Rudraprayag, dan The Temple Tiger and More Man-Eaters of Kumaon.

Berdasarkan perhitungan dari buku-buku itu, tercatat sebanyak 1.200 pria, wanita, dan anak-anak telah dibunuh oleh harimau.

Sewaktu bekerja di dinas militer, Cordett dipinjamkan senapan jenis Martini-Henry, yakni senapan untuk spesifikasi militer. 

Champawat adalah harimau pemakan manusia pertama yang dibunuhnya. Harimau betina ini terdokumentasikan telah membunuh setidaknya 436 manusia.

Selain itu, Corbett pun menembak dua macan tutul pemakan manusia.

Yang pertama adalah Macan Tutul Panar pada tahun 1910, yang diduga membunuh 400 orang. Yang kedua adalah Macan Tutul Rudraprayag pada tahun 1926, yang menteror para peziarah yang melakukan perjalanan ke tempat suci Hindu Kedarnath dan Badrinath selama lebih dari delapan tahun, dan telah memangsa 126 manusia.

Corbett, yang melajang hingga akhir hayatnya, meninggal karena serangan jantung beberapa hari setelah ia menyelesaikan buku keenamnya, Tree Tops, dan dimakamkan di Gereja Anglikan St. Peter di Nyeri, pada 19 April 1955.

Dua tahun setelah kematiannya, pada tahun 1957, didirikanlah Taman Nasional Jim Corbett. Taman Nasional Jim Corbett terletak di distrik Nainital dan distrik Pauri Garhwal di Uttarakhand.

Ini adalah taman nasional tertua di India. Sebelumnya, taman nasional ini disebut Taman Nasional Hailey, yang ditetapkan pada tahun 1936. Kemudian, pada tahun 1954 – 1955 kawasan ini berganti nama menjadi Taman Nasional Ramganga. Dan, selanjutnya dari 1957 hingga hari ini, lebih dikenal dengan nama Taman Nasional Jim Corbett.

Adapun tujuan taman nasional ini adalah untuk melindungi spesies Harimau Benggala yang berstatus genting.

Luas asli taman nasional ini adalah 323,75 kilometer persegi. Kawasan di cagar alam ini ditingkatkan menjadi 797,72 kilometer persegi pada tahun 1991 sebagai zona penyangga Cagar Alam Harimau Corbett.

Penambahan pada tahun 1991 mencakup seluruh divisi hutan Kalagarh, mengasimilasi area seluas 301,18 kilometer persegi Suaka Margasatwa Sonanadi sebagai bagian dari divisi Kalagarh.

Taman Nasional ini adalah satu dari sembilan Cagar Alam Harimau yang dibuat pada peluncuran Proyek Harimau pada tahun 1973.*

avatar

Redaksi