Zulkarnain Dari Iskandariah (2)

Budaya & Seni

August 14, 2025

Jon Afrizal

Peta dari Al-Syarif al-Idrisi tentang suku Ya’juj dan Ma’juj. (credits: Wiki Commons)

“Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu makhluk yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” Surah Al-Kahfi: 93

KOMUNAL yang dizalimi dari Ya’juj dan Ma’juj kemudian meminta tolong Dzulqarnain untuk membuatkan sebuah dinding pembatas di antara mereka. Ini agar Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat keluar mengganggu mereka.

Ya’juj dan Ma’juj adalah dua suku yang telah muncul pada akhir zaman. Mereka memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.

Dan nantinya, diramalkan, Ya’juj dan Ma’juj akan berperang melawan Isa Al Masih beserta pasukannya di bukit Tursina. Yakni, setelah Ya’juj dan Ma’juj menimum habis air di Danau Tabriyah di Palestina.

Jika kedua suku ini muncul, maka, menurut ulama Islam, ini adalah tanda besar kiamat.

Sementara, dalam Alkitab, yakni Kejadian 10, Magog digambarkan sebagai putra Jafeth, dan cucu Nuh, meskipun tidak disebutkan ada seseorang bernama Gog.

Nama Magog, memiliki asal usul yang tidak jelas. Ini sering dikaitkan dengan Asyur mat-Gugumat-Gugu, “Land of Gyges”, yakni: Lydia.

Atau, mungkin, Gog berasal dari Magog, dan begitu juga sebaliknya. Dan Magog mungkin kode untuk Babel, yakni sebuah kota kuno yang terletak di sungai Efrat bawah di Mesopotamia selatan, di dalam Hillah saat ini, Irak, sekitar 85 kilometer selatan Baghdad saat ini.

Legenda Gog dan Magog dan gerbang besi, dalam agama Kristen dan Yahudi, juga diinterpolasi menjadi Alexander Romances.

Menurut satu interpretasi, “Goth and Magothy” adalah raja-raja dari bangsa-bangsa Naik tempat dimana Aleksander melewati celah gunung, dan dicegah untuk menyeberangi tembok.

Pada roman dan literatur turunannya, digambarkan bahwa Gog dan Magog terlibat dalam kanibalisme manusia. Mereka juga telah digambarkan pada peta kosmologis abad pertengahan, atau mappae mundi, kadang-kadang, selain juga tembok Alexander.

Cerita tentang Gog dan Magog dengan legenda Alexander dan Gerbang Besi tersebarluas ke seluruh Timur Dekat pada abad-abad awal era Kristen dan Islam.

Dalam Surah Al-Al-Kahf, suku primitif Yajuj dan Majuj terpisah dari dunia luar dengan dihalangi oleh Dhu al-Qarnayn (: Dia dari Dua Tanduk).  Dhu al-Qarnayn disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai penguasa dan penakluk yang baik.

Benteng Hissar, istana Emirat Bukhara. (credits: Eurasia Travel)

Beberapa sejarawan Muslim dan ahli geografi, menganggap Gog dan Magog sejaman dengan Viking.

Menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, Gog dan Magog tinggal di benua Asia bagian utara Tiongkok. Sedangkan menurut Syaikh bin Baz, Gog dan Magog berada di arah timur dan mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol).

Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir “The Holy Qur’an” menuliskan bahwa terdapat celah sempit di antara gunung-gunung batu di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 kilometer di sebelah tenggara Bukhara.

Pegunungan Hissar terdiri dari terdiri dari batu kristal, skisist, dan batu pasir, dan granit. Puncak tertinggi Pegunungan Hissar Range adalah Alpomish Peak (4.668 mdpl).

Pegunungan ini membentang di utara Dushanbe melalui Distrik Hissar Tajikistan di Distrik Subordinasi Republik dan mencapai Uzbekistan di ujung utara Wilayah Surxondaryo.

Letaknya berada di jalur utama antara Turkestan ke India, dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu, dalam bahasa Turki, kini disebut “Buzghol-Khana”.

Sementara orang Arab menyebutnya dengan nama “Bab al Hadid”. Lalu, Persia menyebutnya “Dar-i-Ahani”, dan Tiongkok menamakannya “Tie-Men-Kuan”.

Namun, arti dari penyebutan itu adalah sama, mengacu pada “Pintu Gerbang Besi”.

Pada tahun 842, Kekhalifahan Abbasiyah, al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding pembatas yang mengurung kedua suku itu hancur. Dikarenakan mimpi itu, ia lalu mengutus sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam, salah seorang staff peneliti ke gerbang besi tadi, untuk mengetahui keadaan dinding itu dan lokasinya.

Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencaritahu tentang tembok itu.

Saat itu Sallam ditemani 50 orang, dan penelitian ini memakan biaya besar. Seperti yang disebutkan dalam buku biografi al-Watsiq Billah berjudul Nuzhat al-Musytaq, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.

Para peneliti sewaktu itu masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri dan kanan yang terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa.

Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.

Al-Idrisi juga menceritakan, bahwa menurut cerita Sallam, penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu.

Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Ini pula yang menunjukkan bahwa di balik pintu besi itu adalah benar ada makhluk jenis manusia, yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.

Al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, tentang apakah ada warga yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup.

Lalu, angin badai bertiup melemparkan mereka.

Penduduk di sana melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq.

Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.

Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah bahwa pegunungan tempat Ya’juj dan Ma’juj berada sekitar 6 hari perjalanan dari Tiongkok. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi, dimana, di sebelah Barat Laut Tiongkok adalah daerah-daerah Rusia.

Dikarenakan kelegendarisannya, banyak folklore terkait “Roman Alexander”. Bahkan, kisah-kisah itu menyajikan cerita-cerita yang sangat memikat, yang terkadang juga membingungkan, ajaib bin takjub.

Seperti, cerita tentang Aleksander melayang naik ke surga Firdaus, cerita Aleksander menjelajahi dasar laut dengan menggunakan wahana gelembung kaca, dan, cerita Aleksander bertualang ke Negeri Kegelapan demi mencari Air Kehidupan (Mata Air Awet Muda).

Lantas, seperti pertanyaan publik, apa hubungan Iskandar Zulkarnain dengan mitologi Asia Tenggara? Apakah, itu hanya hayali semata, mitologi yang sengaja diciptakan, untuk “menghubung-hubungkan” sesuatu dengan keagungan Aleksander?

Sepertinya, butuh penelitian lebih lanjut.*

avatar

Redaksi