Trump, Sejarah Yang Terulang

Daulat

November 9, 2024

Jon Afrizal

Donald Trump presiden AS ke-47. (credits: AP)

SETELAH Stephen Grover Cleveland dari Partai Demokrat, menjabat dari tahun 1885 hingga 1889, dan selanjutnya kembali ke Gedung Putih dari tahun 1893 hingga 1897, kini, giliran Donald Trump yang kembali menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2024.

Donald John Trump, yang lahir di New York, 14 Juni 1946, sebelumnya, adalah presiden AS ke-45. Ia menjabat dari tahun 2017 hingga 2021.

Sebagai anggota Partai Republik, ia adalah presiden terpilih AS ke-47. Setelah ia memenangkan pemilihan presiden tahun 2024.

Dan, ia berusia 78 tahun, yang merupakan orang tertua yang terpilih untuk jabatan presiden AS.

Dijadwalkan pelantikannya sebagai presiden AS ke-47, akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2025.

Dengan kemenangan di Wisconsin, Trump memperoleh 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan. Ia memenangkan Michigan pada Rabu (6/11) sore.

Ia pun menyapu bersih “tembok biru” bersama dengan Pennsylvania, negara bagian yang dulu cenderung ke Partai Demokrat. Negara bagian yang mendukung Trump pada tahun 2016, dan lalu beralih mendukung Joe Biden pada tahun 2020.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Amerika atas kehormatan luar biasa karena telah terpilih dua kali menjadi presiden AS,” kata Trump kepada kerumunan pendukung yang bersorak di Florida bahkan sebelum kemenangannya dipastikan, mengutip AP.

Trump telah memanfaatkan rasa frustrasi atas harga yang tinggi dan kekhawatiran tentang kejahatan dan migran yang memasuki negara itu secara ilegal di bawah pengawasan Biden. Ia juga menyoroti perang di Timur Tengah dan invasi Rusia ke Ukraina untuk menggambarkan Demokrat sebagai pihak yang memimpin, dan mendorong, dunia yang kacau.

Ini adalah formula pada tahun 2016 yang telah disempurnakan Trump. Yakni ketika ia menampilkan dirinya sebagai satu-satunya orang yang dapat memperbaiki masalah negara, seringkali dengan meminjam bahasa dari para diktator.

Saingannya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, menelepon Trump pada Rabu sore untuk mengakui kekalahannya dan memberi selamat kepadanya.

Selanjutnya, ucapan selamat datang dari Joe Biden. Termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Penyerang menyerang aparat penegak hukum selama serangan di Gedung Capitol Amerika Serikat pada tanggal 6 Januari 2021. (credits: wiki commons)

Trump adalah sosok kontroversial yang kembali ke Gedung Putih.

Trump memenangkan pemilihan presiden 2016 sebagai calon dari Partai Republik, mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton. Meskipun, Trump kalah dalam pemungutan suara rakyat.

Ia adalah presiden AS pertama yang tanpa pengalaman militer ataupun pengalaman pemerintahan sebelumnya.

Investigasi Mueller kemudian menetapkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan 2016 untuk membantu Trump. Posisi kampanyenya digambarkan sebagai populis, proteksionis, dan nasionalis.

Pemilihan dan kebijakannya memicu banyak protes dan menyebabkan terciptanya gerakan politik dan kultus kepribadian.

Trump terkesan mempromosikan teori konspirasi dan membuat banyak pernyataan palsu dan menyesatkan selama kampanye dan masa jabatan kepresidenan pertamanya. Hingga tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik Amerika.

Banyak dari komentar dan tindakannya telah dicirikan sebagai bermuatan rasial, rasis, dan misoginis.

Dalam masa jabatan pertamanya, Trump mengeluarkan larangan perjalanan bagi warga negara dari beberapa negara mayoritas Muslim, mengalihkan dana militer untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, dan menerapkan kebijakan pemisahan keluarga.

Ia mencabut lebih dari 100 kebijakan dan peraturan lingkungan dan menandatangani “Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Pekerjaan” pada tahun 2017, yang memotong pajak dan menghapuskan penalti mandat individu dari “Undang-Undang Perawatan Terjangkau”.

Trump adalah satu-satunya presiden AS yang dimakzulkan sebanyak dua kali.

Pertama, pada tahun 2019, karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi Kongres setelah ia menekan Ukraina untuk menyelidiki Biden. Kedua, pada tahun 2021 karena hasutan pemberontakan. Lalu Senat membebaskannya dalam kedua kasus tersebut.

Pada tahun 2024, juri New York memutuskan dia bersalah karena memalsukan catatan bisnis terkait dengan pembayaran uang tutup mulut kepada Stormy Daniels, dan membuatnya menjadi presiden AS pertama yang dihukum karena kejahatan.

Trump menghadapi banyak dakwaan tindak kejahatan terkait dugaan kesalahan penanganan dokumen rahasia dan campur tangan dalam pemilihan 2020. Dan ia dinyatakan bertanggungjawab dalam pengadilan perdata atas pelecehan seksual, pencemaran nama baik, dan penipuan keuangan.

Trump kalah dalam pemilihan presiden 2020 dari Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat. Tetapi ia menolak untuk mengakui kekalahannya, dan dengan keliru mengklaim adanya kecurangan pemilu yang meluas dan berusaha untuk membatalkan hasil pemilu.

Pada 6 Januari 2021, Trump mendesak para pendukungnya untuk berbaris ke US Capitol, yang memicu terjadinya “kudeta terhadap diri sendiri”. Serangan ini adalah puncak dari tujuh rencana Trump untuk membatalkan pemilu.

Dalam waktu 36 jam, enam orang tewas. Satu ditembak oleh Polisi Capitol, yang lain meninggal karena overdosis narkoba, tiga meninggal karena sebab alamiah, dan seorang polisi tewas setelah diserang oleh perusuh.

Banyak orang yang terluka, termasuk 174 petugas polisi. Empat petugas yang menanggapi serangan itu meninggal karena bunuh diri dalam waktu tujuh bulan.  Kerusakan yang disebabkan oleh penyerang melebihi USD 2,7 juta.

Pada hari Rabu (6/11), pasar saham AS, Tesla milik Elon Musk, bank, dan bitcoin melonjak tinggi. Para investor memberikan respon positif terhadap pemilihan umum yang lancar, dan kembalinya Trump ke Gedung Putih.

Pada masa jabatan keduanya, Trump berjanji untuk menjalankan agenda yang berpusat pada perombakan besar-besaran pemerintah federal.

Trump akan mewarisi berbagai tantangan saat ia memangku jabatan pada 20 Januari 2025 nanti. Termasuk meningkatnya polarisasi politik dan krisis global yang menguji pengaruh AS di luar negeri.

Kemenangannya melawan Harris, wanita kulit berwarna pertama yang memimpin partai besar, menandai untuk kedua kalinya ia mengalahkan pesaing wanita dalam pemilihan umum.

Kemenangan itu memvalidasi pendekatan Trump yang keras terhadap politik. Ia menyerang Harris dengan istilah yang sangat pribadi, sering kali misoginis dan rasis, saat ia menyampaikan gambaran apokaliptik tentang negara yang dikuasai oleh migran yang kejam.

Sebuah retorika kasar, yang dipadukan dengan citra hipermaskulinitas. Ternyata, telah mendapat sambutan dari para pemilih yang marah, khususnya kaum pria, di negara yang sangat terpolarisasi.

Trump adalah sosok yang selamat dari dua upaya pembunuhan.

Trump lulus dengan gelar sarjana ekonomi dari University of Pennsylvania pada tahun 1968. Setelah menjadi presiden bisnis real estat keluarga pada tahun 1971, Trump mengganti namanya menjadi Trump Organization.

Ia mengarahkan kembali perusahaan itu ke arah pembangunan dan renovasi gedung pencakar langit, hotel, kasino, dan lapangan golf.

Dan, apakah jabatan Trump yang kedua ini akan sama seperti Stephen Grover Cleveland yang memimpin Bourbon Democrats. Sebagai gerakan pro-bisnis yang bertujuan untuk menentang tarif tinggi, perak gratis, inflasi, imperialisme, dan subsidi untuk bisnis, petani atau veteran.

Perjuangan Cleveland untuk reformasi politik dan konservatisme fiskal menjadikannya ikon bagi kaum konservatif Amerika saat itu. Cleveland juga mendapat pujian atas kejujuran, kemandirian, integritas, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip liberalisme klasik.

Sejarah sedang mengulang dirinya sendiri.*

avatar

Redaksi