15 Tahun Lalu; “Capitalism: A Love Story”

Ekonomi & Bisnis

July 29, 2024

Jon Afrizal

Satu adegan di film Capitalism: A Love Story. (credits: slantmagazine)

SEBUAH film dokumenter dirilis di Amerika Serikat pada 2 Oktober 2009 lalu. Tepatnya sekitar setahun setelah diberlakukannya Undang-Undang Stabilisasi Ekonomi Darurat tahun 2008, yang menyetujui dana talangan sebesar USD 700 miliar untuk Wall Street .

Sebuah dokumentasi yang terpusat pada krisis keuangan akhir tahun 2000-an dan pemulihannya. Film yang mendakwa kapitalisme yang tidak terkendali dan tatanan ekonomi Amerika Serikat saat itu.

Michael Moore adalah sutradarai, sekaligus penulis script, dan artis pada dokumenter “Capitalism: A Love Story” ini. Dengan nama lengkap Michael Francis Moore, ia adalah seorang penulis buku dan sutradara film.

Umumnya, mengutip Wiki, film-filmnya bertemakan kritik terhadap George W. Bush, perang di Irak, kekerasan dengan senjata api, dan sistem kesehatan. Ia dilahirkan di Flint, Michigan pada tanggal lahir 23 April 1954.

Adapun topik yang dibahas dalm film ini meliputi mentalitas kasino di Wall Street, penjara yang mencari keuntungan, pengaruh Goldman Sachs di Washington DC, upah pekerja yang berada di bawah garis kemiskinan, gelombang besar penyitaan rumah, asuransi jiwa milik perusahaan, dan konsekuensi dari keserakahan yang tak terkendali.

Film ini juga menampilkan komponen keagamaan dimana Moore meneliti apakah kapitalisme adalah dosa atau tidak , dimana komponen ini menyoroti keyakinan Moore bahwa kaum konservatif  bertentangan dengan diri mereka sendiri dalam hal mendukung cita-cita pasar bebas sambil mengaku sebagai orang yang beragama.

Moore memulai cerita dengan membahas apa arti kapitalisme dan perusahaan bebas. Ia mengajak penonton untuk melongok kembali ke kehidupan di awal kapitalisme diterapkan di Amerika Serikat; yang bahagia dan makmur.

“Jika ini yang disebut kapitalisme, maka, saya menyukainya. Dan begitu pula orang lain,” katanya pada bagian awal film itu.

Moore menyatakan bahwa pada tahun 1950-an, tarif pajak tertinggi adalah 90 persen. Sehingga, katanya, tarif pajak ini membuta Amerika Serikat mampu membangun bendungan, jembatan, sekolah, dan rumah sakit. Dimana sebagian besar keluarga hanya memiliki satu orang tua yang bekerja, keluarga yang tergabung dalam serikat pekerja memiliki layanan kesehatan gratis, biaya kuliah gratis, sebagian besar orang memiliki sedikit utang pribadi, dan jaminan uang pensiun.

Kemakmuran Amerika Serikat ini didorong oleh industri manufaktur, yang diuntungkan oleh kondisi Jerman Barat dan Jepang pasca perang, pada saat itu kedua negara itu sedang berjuang untuk pulih.

Sepertinya, Moore tengah melakukan flash back dengan film pertamanya, Roger & Me, yang berkisah tentang dampak ekonomi regional dari keputusan CEO General Motors Roger Smith untuk menutup beberapa pabrik mobil di kota kelahirannya Flint, Michigan. Meskipun, senyatanya, meraup untung besar.

Ia menggambarkan pidato Krisis Kepercayaan-nya Presiden Jimmy Carter sebagai titik balik yang mengarah pada pemilihan Ronald Reagan pada tahun 1980. Dimana Moore menyebut Reagan sebagai model juru bicara bagi bank dan perusahaan yang ingin mengubah Amerika untuk melayani kepentingan bisnis mereka.

Ia mencatat bahwa pada saat pemutusan hubungan kerja di Flint, Jerman dan Jepang telah membangun kembali industri otomotif mereka dan memproduksi mobil yang lebih baik, lebih aman, lebih bersih, dan lebih andal.

Lalu, Moore mengajak kembali ke masa kini, dan memperlihatkan adegan Presiden George W Bush menikmati tahun terakhir masa jabatannya. Yakni tepat pada saat perusahaan mengumumkan PHK besar-besaran dan ekonomi mulai runtuh.

Adegan lanjutan, adalah kesaksian pilot Chesley “Sully” Sullenberger di Kongres. Sully mengatakan kepada kongres, bahwa selama kariernya, gajinya telah dipotong sebesar 40 persen dan pensiunnya.

Sama seperti kebanyakan pensiunan maskapai penerbangan, yang diberhentikan dan diganti dengan jaminan Pension Benefit Guaranty Corporation (PBGC) yang hanya bernilai beberapa sen per dolar saja.

Ini adalah catatan Moore, bahwa pilot yang bekerja berlebihan dan dibayar rendah tidak masuk dalam diskusi media setelah kecelakaan Penerbangan 3407 Colgan Air. Sembari menegaskan bahwa kapitalisme memungkinkan orang untuk lolos begitu saja, termasuk mendapatkan keuntungan dari kematian seseorang.

Ia telah mewawancarai keluarga seorang pria yang bekerja untuk Amegy Bank of Texas, yang secara diam-diam telah mengambil polis asuransi jiwa atas pria itu dengan dirinya sendiri sebagai penerima manfaat dan kemudian secara tidak sengaja memberi tahu jandanya bahwa bank tersebut menerima pembayaran sebesar USD 1,5 juta karena kematiannya karena kanker.

Moore memberikan pertanyaan tentang bagaimana tindakan bank itu dapat dianggap sah ketika ia sendiri dilarang mengambil asuransi rumah atas properti orang lain.

Lalu Moore mewawancarai para pendeta Katolik dan Uskup Thomas Gumbleton, yang percaya bahwa kapitalisme itu jahat dan bertentangan dengan ajaran Yesus dan Alkitab. Dimana Moore meneliti klaim bahwa prinsip-prinsip kapitalisme yang berkesesuaian dengan agama Kristen, dengan menyatakan bahwa orang kaya mengabaikan agama ketika menyangkut orang miskin, sakit, dan kurang beruntung.

Ia menunjuk pada memo plutonomy Citigroup yang bocor, yang mengatakan bahwa Amerika dan negara-negara lain bukan lagi negara demokrasi, tetapi diperintah oleh orang kaya.

Moore melaporkan tentang kampanye presiden Senator Demokrat Barack Obama tahun 2008, yang dianggap sebagai seorang sosialis. Ia mencatat bahwa fitnah terhadap Obama tidak berhasil, karena dukungan untuknya meningkat dan orang-orang menjadi ingin tahu tentang apa sebenarnya arti sosialisme.

Ia membuat profil Sheriff Wayne County, Warren Evans, yang memerintahkan penyitaan Miami Low Income Families Fighting Together, dimana pada akhirnya mereka kembali menempati rumah-rumah yang disita; dan para pekerja di Republic Windows and Doors, yang mengorganisasikan aksi mogok kerja setelah dipecat tanpa pesangon, tanpa waktu liburan, dan tanpa tunjangan perawatan kesehatan setelah perusahaan tersebut diambil alih oleh Bank of America dan JPMorgan Chase.

Film berakhir dengan Moore menandai Wall Street sebagai tempat kejadian perkara. Ia mengemukakan pendapat bahwa orang Amerika tinggal di negara terkaya di bumi dan berhak mendapatkan pekerjaan yang layak, perawatan kesehatan, pendidikan yang baik, dan rumah bagi mereka sendiri.

Sambil menambahkan bahwa adalah sebuah kejahatan jika warga Amerika tidak memiliki semua hal ini. Dan tidak akan pernah memilikinya selama kejahatan kapitalisme terus memperkaya segelintir orang dengan mengorbankan banyak orang.

Ia menyerukan agar kapitalisme dihilangkan dan diganti dengan sesuatu yang baik untuk semua orang, yakni: Demokrasi.

Moore menyimpulkan bahwa ia tidak dapat mencapai tujuan ini sendirian. Ia meminta bantuan dari penonton.

Film ini diakhiri dengan kutipan terkenal dari Don Regan kepada Ronald Reagan, “… and please, speed it up”.*

avatar

Redaksi