Tentang Penerbitan Jurnal Ilmiah
Lifestyle
July 29, 2025
Jon Afrizal

Ilustrasi perpusatakaan pribadi. (credits: pexels)
MENERBITKAN jurnal ilmiah, ternyata bukan perkara gampang. Sebab, jurnal ilmiah adalah untuk masyarakat ilmiah internasional. Sehingga, butuh kaidah-kaidah yang sesuai, agar dapat dibaca dan dipahami oleh masyarakat ilmiah global.
Seiring dengan misuh misuh pasca indeksasi RI2 beberapa waktu lalu, yang mengaitkan persoalan integritas pada sebuah karya ilmiah, berikut beberapa tips sederhana bagi akademisi, peneliti, dan jurnalis. Ini agar hasil penelitian dinyatakan sesuai dengan standar jurnal ilmiah global. Sehingga, tentunya, dapat dilirik oleh pemangku jabatan dan donatur, untuk menggelontorkan dana segar bagi peneliti.
Mengutip International Journal Labs, terdapat sekitar 12 persyaratan sebuah jurnal dianggap layak dibaca dan diacu oleh masyarakat ilmiah global.
Pertama, jurnal harus ditulis dengan menggunakan kaidah keilmuan, dengan prinsip-prinsip ilmiah yang terkandung di dalamnya. Sehingga, jurnal internasional harus mencantumkan makna artikel yang ditulis dengan menggunakan etika tanpa melupakan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, di dalamnya.
Sebab penulisan jurnal internasional harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada, dan bukan hanya sekedar opini si penulis saja.
Kedua, jurnal haruslah ditulis dengan menggunakan Bahasa Internasional atau Bahasa Resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terdapat enam bahasa resmi PBB.
Yakni; Prancis, Rusia, Spanyol, Inggris, Arab dan Mandarin. Dan, Bahasa Indonesia, hingga saat ini, belum menjadi Bahasa Resmi PBB.
Ketiga, jurnal harus memiliki International Standard Serial Number (ISSN). Yakni nomor seri standar internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi publikasi berkala di media elektronik maupun cetak, untuk masing-masingnya.
Keempat, jurnal harus memiliki terbitan versi online. Dengan menggunakan fromat PDF, pembaca dapat mengunduh versi lengkapnya, dan akan memiliki jangkauan pembaca yang lebih luas.

Ilustrasi pencarian di website DOAJ. (credits: DOAJ)
Kelima, jurnal harus memilki Dewan Redaksi, yang minimal berasal dari empat negara dan ahli di bidangnya.
Keenam, jurnal harus ditulis oleh banyak penulis, terutama dari berbagai negara.
Ketujuh, jurnal terindeks internasional. Scopus atau Web Science dapat menjadi pertimbangan indeksasi jurnal.
Dengan cara menulis yang lumayan rumit, konten jurnal harus benar-benar memiliki teknik analisis data yang efektif dan berkualitas tinggi.
Kedelapan, jurnal adalah artikel orisinil dan bukan sekadar review (ulasan). Tentu saja, artikel berdasarkan hasil penelitian.
Sebab artikel jurnal yang hanya berisi review jurnal, hanya membahas hasil penelitian yang telah ada, dan bukan penelitian asli itu sendiri.
Kesembilan, jurnal bukan berasal dari jurusan atau universitas tertentu. Jurnal internasional sebaiknya diterbitkan oleh asosiasi profesi, yang tentu saja cakupannya lebih luas, dari hanay sekedar universitas atau jurusan.
Kesepuluh, jurnal harus terbit secara teratur. Sebab, jurnal yang tidak diterbitkan secara berkala, karena berbagai kendala, akan terlihat tidak profesional.
Kesebelas, jurnal bertujuan untuk menampung hasil penelitian dalam disiplin ilmu tertentu. Jurnal yang kredibel, adalah sebagai forum yang benar-benar menawarkan kesempatan bagi peneliti untuk mengeksplorasi, dan bukan forum untuk scam.
Terakhir, jurnal harus terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ). DOAJ adalah direktori online yang dapat digunakan untuk mengakses jurnal. Setidaknya, 113 negara menjadi anggota DOAJ.
Pada DOAJ, terdapat lebih dari 14.675 jurnal dengan akses gratis dan lebih dari 4 juta artikel. Dan terus meningkat setiap tahunnya.
Jika jurnal anda tidak termasuk open acces, tentu saja tidak ada yang membacanya. Dan akan menjadi persoalan juga, karena untuk apa membuat jurnal, tapi tidak dapat dibaca oleh masyarakat ilmiah global.
Dan jika sebuah jurnal telah dihapus atau dihilangkan dari Scopus atau Web Science, misalnya, itu artinya integritas sebuah jurnal tidak kredibel bagi masyarakat ilmiah global. Sehingga, dapat berpengaruh dengan skorsing lembaga secara global, dan juga tingkat kepercayaan masyarakat luas dan penyandang dana penelitian.*

