Ermina Zaenah, Artis Dari Djambi Di Masa Film Hitam-Putih
Budaya & Seni
August 8, 2023
Zachari Jonah
(: observe)
RULIAH selama ini selalu melihat seseorang dari kedudukannya. Gadis berparas ayu itu berasal dari keluarga miskin. Tetapi, Ruliah memiliki sikap yang tidak mau kalah bersaing dalam hal materi. Sehingga ia selalu mendamba untuk mendapatkan suami yang memiliki jabatan tinggi.
Namun nasib berkata beda. Ruliah, bertemu dengan Husni pada pesta pernikahan temannya, Rini dan Rusli. Ruliah dan Husni pun saling jatuh cinta, dan akhirnya menikah.
Tidak seperti khayalan Ruliah, Husni masih berstatus sebagai seorang mahasiswa fakultas hukum. Meskipun, Husni rela melakukan apa saja untuk memenuhi ambisi Ruliah.
Pada suatu ketika, Husni membawa Ruliah ke pesta kaum berpangkat. Untuk itu, Ruliah pun meminjam kalung bermata intan milik Rini.
Malang tak dapat ditolak. Kalung itu hilang di tengah perjalanan.
Husni akhirnya terpaksa minjam uang ke sana kemari untuk mengganti kalung itu. Ia pun kerja serabutan untuk membayar hutang.
(: Tati Photo Studio, Jakarta)
Kondisi ini seperti menyadarkan Ruliah. Bahwa ia harus menerima Husni apa adanya.
Pada beberapa waktu selanjutnya, Rini mengatakan bahwa kalung miliknya yang hilang itu adalah imitasi. Rini pun memberikan kalung yang asli kepada Ruliah.
Dan pada saat yang bersaman, Husni pun telah diwisuda menjadi Sarjana Hukum.
Petikan sinopsis di atas berasal dari film Pegawai Tinggi yang disutradarai oleh Rempo Urip. Film yang beredar pada tahun 1954 ini belumlah technicolor, dan masih hitam-putih.
Film ini yang melejitkan nama Ermina Zaenah, yang berperan sebagai gadis berparas ayu bernama Ruliah. Film Pegawai Tinggi, membuat Ermina Zaenah menjadi primadona. Ia mendapat banyak surat dari penggemarnya. Ia pun disetarakan dengan Titien Sumarni, artis Indonesia yang ngetop kala itu. Demikian menurut majalah film Varia.
Ermina Zaenah dilahirkan di Kota Djambi, pada tanggal 11 November 1928. Setelah tamat sekolah setingkat SD, ia merantau ke Djakarta. Ia pun kemudian berkarir di dunia hiburan.
Selama 16 tahun berkarir di dunia perfilman nasional, Ermina telah melakoni 32 film. Ia juga telah memproduseri empat film. Banyak dari film-filmnya bergenre romansa percintaan, tetapi juga bergenre horor.
Ia menapaki karir dengan menjadi lakon di beberapa pementasan seni drama, dan juga tari topeng. Ermina juga membentuk grup musik Los Suita Rama.
Beberapa sumber menyebutkan orangtua Ermina tidak menyukai aktifitas seni yang dilakukan anaknya. Tetapi, perjalanan hidup Ermina berubah setelah ia membintangi film Pegawai Tinggi. Saat itu usianya 26 tahun.
Ermina menikah dengan Nurdin Syam, seorang berpangkat Kapten Angkatan Laut pada tahun 1943. Tetapi kemudian, Nurdin Syam pun berpindah pekerjaan menjadi sutradara di studio Persari milik Djamaluddin Malik.
Ermina memulai karir di film layar lebar sejak tahun 1951. Terutama di film-film besutan production house seperti Golden Arrow, Bintang Surabaya, dan Tan and Wong Bros. Tetapi, ia pun berpindah ke Persari pada tahun 1953.
Di Persari, nama E Zaenah, demikian namanya disebut di poster-poster film, semakin bersinar. Film-film seperti Pegawai Tinggi, Supir Istimewa, dan Bintang Baru semakin melejitkan namanya.
Ketika dunia perfilman nasional melesu pada tahun 1960-an, Ermina mengubah profesinya menjadi produser. Beberapa film karyanya adalah Kamar 13 (1961), Lagu dan Buku (1961), Bakti (1963), dan Ekspedisi Terakhir (1964).
Di akhir karirnya sebagai aktris, ia sempat pentas keliling Jawa bersama rekan-rekannya Astaman, Awaluddin, dan M. Budharasa di grup Sapta Daya.
Tetapi, pada tahun 1970-an, Ermina memilih berhenti dari dunia perfilman. Selanjutnya ia memilih menjadi pengusaha di sektor perdagangan, hingga akhir hayatnya, di Bandung.*