Anak Di Penitipan; Waspada Flu Singapura

Lingkungan & Krisis Iklim

June 15, 2024

Zulfa Amira Zaed

Coxsackievirus. (credits: fineartamerica)

ANAK anda sering dititipkan atau selalu berada di fasilitas penitipan anak? Kini, beberapa wilayah di Indonesia diketahui tengah menghadapi Flu Singapura. Seperti, Jember dan Depok.

Bahkan, terhitung dari Januari hingga Maret 2024, menurut data Kementerian Kesehatan, telah terjadi sebanyak 5.461 kasus Flu Singapura di Indonesia.

Flu Singapura juga di kenal dengan nama: penyakit tangan, kaki dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD).

Mengutip alodokter, Flu Singapura adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit. Penyakit ini mudah menular dan sering menyerang anak-anak berusia dibawah 10 tahun.

Terutama anak yang sering dititipkan di fasilitas penitipan anak. Karena virus ini saling menular antar sesama mereka.

Meskipun, lebih sering menyerang anak-anak dan bayi, tetapi Flu Singapura tidak tertutup kemungkinan orang dewasa pun dapat tertular.

Flu Singapura berbeda dengan herpangina, meskipun berasal dari virus yang sama. Pada herpangina, tidak terjadi ruam pada tangan dan kaki. 

Selain itu ruam pada Flu Singapura juga kerap disamakan dengan cacar air. Meskipun, senyatanya ruam pada cacar air dapat lebih meluas ke seluruh tubuh.

Flu Singapura disebabkan oleh infeksi Coxsackievirus A16 dan Coxsackievirus A6.  Yakni jenis virus yang termasuk kelompok Enterovirus. Pada beberapa kasus, jenis lain dari Enterovirus seperti Enterovirus 71 juga dapat menyebabkan Flu Singapura.

Virus penyebab Flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.

Sehingga seseorang dapat tertular penyakit ini dengan cara; berbagi alat makan atau minum dengan penderita, tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk, menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita. Selain juga, menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, dan, memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Gejala awal Flu Singapura dapat muncul antar tiga hingga enam hari setelah seseorang terinfeksi virus. Umumnya, penderita akan mengalami demam atau sakit tenggorokan, kemudian satu hingga dua hari setelahnya akan muncul sariawan, ruam, dan lepuh.

Penderita Flu Singapura dapat mengalami beberapa gejala. Seperti; demam, sakit tenggorokan, sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi, hilang nafsu makan, ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, telapak kaki, dan bokong, rewel, nyeri perut, dan, batuk.

Sebaiknya, lakukan pemeriksaan ke dokter jika anda atau anak anda mengalami gejala-gejala itu. Terutama bila sebelumnya ada kontak dengan seseorang yang menunjukkan gejala-gejala itu.

Pemeriksaan juga perlu segera dilakukan bila mengalami sariawan yang sampai menyebabkan sulit makan dan minum, memicu dehidrasi berat, atau bila keluhan lain dirasakan makin memburuk.

Pada saat diagnosa, dokter akan melakukan tanya-jawab seputar gejala yang dialami pasien, riwayat aktivitas dan perjalanan pasien sebelumnya, disertai pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melihat pola dan penyebaran ruam dan sariawan.

Pada beberapa kondisi, dokter bisa melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosa. Seperti; tes darah, tes feses dan tes usap.

Pada sebagian besar kasus, Flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan khusus karena gejalanya akan mereda setelah tujuh hingga 10 hari. Namun, untuk meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan, dokter akan meresepkan sejumlah obat.

Seperti; paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan demam dan mengurangi rasa nyeri. Juga salep kulit, untuk mengurangi keluhan pada kulit, termasuk ruam, lepuh, dan gatal di kulit. Serta tablet isap, untuk mengurangi nyeri tenggorokan.

Pasien juga dianjurkan untuk minum air es atau makan es krim guna membantu mengurangi peradangan, serta banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, hindari pula pantangan Flu Singapura untuk mempercepat pemulihan.

Flu Singapura biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, Flu Singapura dapat menyebabkan beberapa komplikasi.

Seperti; dehidrasi akibat sariawan yang membuat penderita sulit minum, ensefalitis, meningitis, miokarditis, paralisis atau kelumpuhan.

Flu Singapura dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan benda-benda di sekitar yang dapat menjadi media penularan penyakit ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan.

Yakni; rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan. Juga, tidak berbagi alat makan dan minum.

Serta menhindari kontak dekat dengan seseorang yang sedang sakit.

Termasuk, menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Dapat dilakukan dengan memakai tisu atau menggunakan lipat siku bagian dalam

Selain itu, rutin membersihkan benda yang dapat menjadi media penularan virus seperti gagang pintu, meja, dan remote tv, dengan benar. Terpenting, adalah, beristirahat di rumah hingga kondisi benar-benar pulih.*

avatar

Redaksi