Tragedi Hancurnya Dinasti Timur
Resonansi
June 21, 2024
Jon Afrizal
Elizabeth Taylor dan Richard Burton dalam film Cleopatra, tahun 1963. (credits: Kobal Collection)
“Mesir, engkau telah mengetahuinya dengan baik
Hatiku tertuju pada kemudimu yang terikat pada senarnya
Dan setelahnya, engkau harus menarikku.”
CLEOPATRA meratapi Mark Anthony yang sedang sekarat karena tusukannya sendiri. Di “kuil Isis” yang sengaja ia buat untuk dirinya kelak, di Alexandria.
Keduanya tengah menghindar dan bersembunyi dari Octavianus, Kaisar Roma. Octavianus yang lebih dikenal dengan sebutan Augustus itu, semakin mendekat ke arah mereka.
Kisah ini, yang kemudian menginspirasi Shakespeare, dramawan asal Inggris, yang hidup setelahnya. William Shakespeare yang dikenal dengan drama tragedinya. Ia menulis sebuah drama berjudul The Tragedie of Anthonie, And Cleopatra, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1623.
Mengutip biography, Cleopatra VII adalah Ratu Mesir yang hidup pada tahun 69 hingga 30 Sebelum Masehi (SM). Sementara Mark Anthony adalah jenderal dan negarawan Romawi yang hidup pada tahun 83 hingga 30 SM.
Cleopatra terkenal sebagai ratu dengan karakter yang kuat. Ia mampu untuk mengkontrol diri.
Tapi, saat ini, Cleopatra seperti kehilangan akal sehat. Ia terus meratap. Ia memukul dadanya, dan mengolesi dirinya dengan darah Mark Antony.
Akhirnya, Mark Antony meninggal di dalam pelukan Cleopatra. Dan, Cleopatra pun segera mengikuti Antony ke liang lahat. Menenggak racun ular berbisa.
Kisah cinta keduanya dimulai lebih dari 10 tahun sebelumnya. Yakni saat keduanya berada di puncak kejayaan.
Cleopatra adalah penguasa Ptolemeus yang agung di negeri Mesir yang makmur. Ia brilian, pandai bicara, menawan, terpelajar, dan orang terkaya di Mediterania.
Sedangkan Mark Anthony adalah politikus dan prajurit yang tangguh. Dengan perawakan yang perkasa; berbahu lebar, berleher lebar, sangat tampan, dengan rambut ikal tebal dan wajah bengkok.
Ia, konon, adalah keturunan Hercules. Tafsiran ini berdasarkan naskah karya Plutarch, filsuf Yunani yang hidup pada 46 hingga 119 SM.
Selain itu, Mark Anthony juga pemberani, periang dan bersemangat. Ia adalah kesayangan Caesar.
Setelah Caesar terbunuh, Antony membentuk Triumvirat pada tahun 43 Sebelum Masehi. Turut bersamanya, Marcus Aemilius Lepidus dan Octavianus. Octavianus adalah keponakan Caesar.
Triumvirat dibentuk sebagai pemerintah dari Republik Romawi, yang saat itu, sangat luas. Antony ditugaskan untuk memimpin wilayah timur dari Kekaisaran Romawi. Wilayah yang sedang dan selalu gaduh.
Pada tahun 41 SM, Antony tinggal di kota Tarsus memanggil Cleopatra untuk menghadap. Kota Tarsus adalah kota yang megah, yang berada di sekitar pantai yang sekarang menjadi wilayah Turki.
Antony pertama kali bertemu Cleopatra di Roma. Saat itu, Cleopatra masih menjadi isteri muda Caesar. Kelak, baik Caesar maupun Antony memiliki seorang putra yang diberi nama Caesarion.
Saat bertemu, Antony melihat Cleopatra adalah perempuan yang anggun.
“Caesar mengenal Cleopatra saat ia masih gadis dan belum berpengalaman dalam urusan percintaan. Tetapi Ketika Cleopatra menjumpai Antony, adalah pada saat wanita itu memiliki kecantikan yang paling cemerlang dan berada di puncak kekuatan intelektualnya,” demikian, seperti ditulis Plutarch.
Sepuluh tahun berselang, dan Cleopatra merayu Antony, dan membuat Antony bertekuk lutut.
Cleopatra menyadari Antony sangat tertarik pada kemegahan dan kemakmuran Roma. Sehingga, Cleopatra mengatur jalan masuk ke Tarsus yang dirancang untuk membuat Antony dan para pengikutnya kagum.
Menurut Cleopatra: A Life karya Stacy Shiff, Cleopatra berlayar ke kota Tarsus dalam “ledakan warna” di bawah layar ungu yang mengepul:
“Ia berbaring di bawah kanopi berhias emas, berpakaian seperti Venus dalam sebuah lukisan, sementara anak laki-laki muda yang cantik, seperti Cupid yang dilukis, berdiri di sisinya dan mengipasinya. Para dayangnya yang paling cantik juga berpakaian seperti bidadari laut dan wanita cantik, beberapa mengemudikan kemudi, beberapa bekerja di tali. Bau yang menakjubkan dari persembahan dupa yang tak terhitung jumlahnya menyebar di sepanjang tepi sungai.”
Dan, berhasil, Antony pun kalah, bagaikan seorang pemuda bau kencur yang sedang jatuh cinta. Demikian ditulis sejarawan Yunani, Appian.
Pertunjukan belum selesai sampai di situ, Cleopatra mengadakan pesta dan makan malam mewah untuk orang-orang Romawi. Ia memamerkan kekayaannya dengan memberikan semua perabotan, perhiasan, dan pernak-pernik dari pesta-pesta.
Ia minum anggur dan berbincang dengan Antony, yang berambisi untuk melampaui capaian Cleopatra dalam hal kemegahan dan keanggunan, dan lalu ingin mengadakan pesta-pesta sendiri yang tidak pernah menyamai pesta Cleopatra.
Meskipun tampaknya ketertarikan mereka tulus, tetapi juga cerdas secara politik, “dan… dianggap selaras dengan masalah yang sedang dihadapi.”
Seperti yang dicatat Schiff, Antony membutuhkan Cleopatra untuk mendanai upaya militernya di wilayah Timur. Sedangkan Cleopatra membutuhkan Antony untuk melindunginya, untuk memperluas kekuasaannya dan menegaskan hak-hak Caesarion, putranya, sebagai pewaris sejati Caesar.
Dan, keduanya saling memiliki hubungan yang menyenangkan. Pasangan ini, sedang mendirikan Dinasti Timur, demikian, kira-kira.
Antony segera menyusul Cleopatra ke Alexandria. Saat itu, Alexandria yang sedang berada dalam kondisi kebangkitan seni, budaya, dan ilmu pengetahuan ilmiah; di bawah ratu mereka: Cleopatra.
“Pada usia 37 tahun, Cleopatra memerintah hampir seluruh pesisir timur Mediterania, dari wilayah yang sekarang dikenal sebagai Libya timur, di Afrika, ke utara melalui Israel, Lebanon, dan Suriah, hingga ke Turki selatan, kecuali sebagian kecil wilayah Yudea,” tulis Schiff.
Keduanya melanjutkan apa yang telah mereka lakukan. Bahkan, dinasti itu pun menerbitkan mata uang yang diukir dengan wajah mereka berdua.
Setelah dua tahun berikutnya, dimana pasangan itu sering bepergian bersama, karena eksploitasi militer dan administratif Antony yang membawa mereka ke seluruh Mediterania. Selama periode inilah kecakapan militer Antony mulai goyah, dan menyebabkan ia kehilangan ribuan orang pasukannya.
Saat Octavianus dan pasukannya mendekati Alexandria, dan tentu saja; kekayaan dan kecakapan militer Cleopatra dan Antony, tidak lah sebanding dengan tentara Romawi.
Para penasihat sebagian besar tentara Antony membelot. Saat Antony pergi berperang melawan pasukan Octavianus, Cleopatra menyibukkan diri membangun “kuil Isis” baru, yang disebutnya sebagai mausoleumnya.
Di dalam mausoleum itu, ia menumpuk permata, perhiasan, karya seni, peti emas, jubah kerajaan, simpanan kayu manis dan dupa gaharu, barang-barang kebutuhannya, dan barang-barang mewah bagi seluruh dunia. Kekayaan itu, juga disertai dengan sejumlah besar kayu bakar.
Jika Cleopatra terbakar dalam mausoleum, maka harta Mesir juga akan ikut menghilang bersamanya. Ini yang meresahkan Octavianus.
Pada kenyataannya, nantinya, kuil ini adalah tempat paling menyedihkan; sebuah pemakaman untuk tragedi bagi kehidupannya. Bagi cintanya.
Namun, tampaknya Cleopatra diam-diam juga bernegosiasi dengan Octavianus. Dan itu semua ia lakukan tanpa sepengetahuan Antony. Tentunya, agar dinasti yang mereka bangun tidak hancur luluh lantak oleh Roma.
Bahwa Cleopatra sangat memahami bahwa Antony akan kalah dalam perang melawan Octavianus. Tetapi,ia tidak ingin itu terjadi terhadap anak-anak mereka.
Cleopatra, berstrategi untuk berpura-pura bunuh diri dengan menengggak racun. Dalam beberapa tulisan disebutkan racun itu adalah dari ular berbisa.
Tetapi, tindakan kepala dingin dari Cleopatra ini lah, yang, sangat disesali, malah, mengakibatkan kematian Antony, ayah dari anak-anaknya. Anak-anak mereka adalah; Caesarion, Alexander Helios, Cleopatra Selene, dan Ptolemy Philadelphus.
Merunut pada strategi Cleopatra, ia telah mengirim pesan kepada Antony bahwa ia telah bunuh diri. Dan Cleopatra mengerti bahwa Antony pasti akan segera menyusul.
Antony, lalu melewati medan perang dan berhadapan dengan banyak pasukan Octavianus, agar sampai ke kuil. Antony sampai ke mausoleum, dan itulah yang sesungguhnya terjadi. Seperti pada awal tulisan ini, Antony menusuk dirinya sendiri, bunuh diri atas kepedihannya kehilangan Cleopatra.
Selanjutnya, mungkin saja sama seperti strategi awal dari Cleopatra, Cleopatra pun menenggak racun ular berbisa yang telah ia siapkan. Posisi yang terbalik, ketika akhirnya, Cleopatra lah yang menyusul kematian Antony.
Meskipun, Octavianus pada akhirnya, menguburkan Cleopatra dan Antony berdampingan. Tetapi, Dinasti Timur: Mesir, yang mereka bentuk akhirnya kalah dan menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi.*