Di Sini, Sultan Siak Singgah Sejenak
Budaya & Seni
August 3, 2023
Zulfa Amira Zaed/Pekanbaru
(: smarttourism.pekanbaru.go.id)
KETIKA kaki terhenti di pekarangan sebuah rumah yang berada tak jauh dari Jembatan Siak III atau Jembatan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah. Kota Pekanbaru yang selalu riuh ramai seperti terhenti sejenak. Waktu telah berputar kembali pada suatu ketika di masa lalu.
Itu adalah rumah singgah Tuan Kadi yang menghadap ke Jalan Perdagangan dan terletak di tepi Sungai Siak, di wilayah Senapelan, Kota Pekanbaru. Kawasan yang bersejarah, yang menjadi wilayah pertama terbentuknya Kota Pekanbaru.
Rumah Singgah Tuan Kadi juga dikenal sebagai Rumah Hinggap. Hinggap dalam bahasa Melayu adalah inap.
Di sana, adalah tempat menginap Sultan Siak. Terutama Yang Dipertuan Besar Siak Sri Inderapura, Sultan Syarif Kasim II. Ia adalah Sultan Siak terakhir, yang menyerahkan kerajaanya kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1945.
Kerajaan Siak pernah memindahkan pusat Kerajaan dari Mempura ke Senapelan. Yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah pada tahun 1775.
Pemindahan pusat kerajaan ini dengan berbagai alasan dan pertimbangan secara ekonomi dan politik di wilayah itu.
Mengutip smarttourism.pekanbaru.go.id, rumah singgah ini dibangun oleh Nurdin Putih yang berasal dari Tapung, Kampar Kiri. Rumah ini dibangun tahun 1895, pemilik awal rumah ini adalah H Zakaria.
Ketika Sultan Siak berlayar menyusur Sungai Siak dari Mempura menuju ke Pekanbaru dengan menggunakan kapal kato, maka ia akan singgah sejenak di rumah ini.
Kapal kato adalah kapal besi yang biasa digunakan Sultan Siak sejak abad ke-17. Berukuran 12 meter dengan berat 15 ton, kapal itu menggunakan bahan bakar batu bara. Kapal kato kini masih berada di istana Kesultanan Siak Sri Indrapura di Mempura, Siak.
Tuan Kadi, adalah sebutan untuk orang-orang yang dituakan di wilayah Senapelan.
Bangunan ini direnovasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928. Kini, bentuk dari rumah yang menjadi Cagar Budaya ini masih dipertahankan keasliannya.
Menurut kebudayaan.kemdikbud.go.id, rumah ini berbentuk persegi panjang bangunan utara – selatan 17,52 meter dan panjang bangunan barat – timur 8,67 meter. Rumah ini memiliki 22 tonggak-tonggak terbuat dari beton. Sebanyak 18 tonggak yang memiliki hiasan.
Pada bagian depan bangunan terdapat tangga yang terdiri dari lima anak tangga. Tangga ini digunakan pengunjung untuk menuju ke beranda rumah. Pada bagian sisi tangga terdapat tulisan 23 bulan 7 tahun 1928, yakni merujuk kepada dibuatnya tangga itu.
Bagian tubuh rumah terdiri dari dinding, pintu, jendela, serta lubang udara atau ventilasi. Sebagian ruang memiliki jendela dengan menggunakan teralis yang menjadi penutup rongga jendela.
Sedangkan dinding rumah terbuat dari papan yang berasal dari kayu meranti. Agar telihat indah, dinding di bagian dalam rumah diberi hiasan.
Sungai Siak sendiri memiliki panjang 370 kilometer. Sungai ini adalah sungai terdalam di Indonesia. Kedalaman Sungai Siak adalah 30 meter. Tetapi, terus terjadi pendangkalan, dan kini kedalamannya hanya 18 meter saja.
Sungai ini membentang dari Pekanbaru, Rokan Hulu, Bengkalis dan Siak, dan bermuara di Selat Malaka.*