Salatiga; Merbabu, Wedang Ronde dan Enting-Enting Gepuk

Lifestyle

May 29, 2023

Zulfa Amira Zaed/Salatiga

Satu sudut Kota Salatiga yang berada di kaki Gunung Merbabu. (credit tittle : Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)

SEJAUH kaki melangkah di Kota Salatiga, dan  sejauh pandangan mata, maka gununglah yang akan menyapa. Dingin itu pasti, terutama ketika malam hari, namun wedang ronde, minuman khas Kota Salatiga siap menjadi penghangatnya.

Kota Salatiga yang berada di bawah kaki Gunung Merbabu pada ketinggian 584 di atas permukaan laut, ditata apik sehingga membuat siapa saja yang berkunjung akan merasa betah.

Dataran tinggi di sekitar kota ini dipenuhi dengan perkebunan sayur, teh, kopi, karet dan tanaman holtikultura lainnya membuat panorama di sekitar kota terlihat indah. Bahkan kota ini sempat dijuluki tol terindah se-Indonesia karena tepat di pintu tol Kota Salatiga terbentang pemandangan hamparan gunung yang sangat eksotik ketika sore hari datang menjelang.

Kota yang saat ini berusia 1.272 tahun ini, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Provinsi Jawa Tengah. Tentunya anda pernah mendengar kisah Pertempuran Ambarawa pada Oktober hingga Desember 1945. Para anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan juga rakyat Salatiga juga ikut bertempur melawan NICA.

Makanan dan minuman khas kota ini yang sangat digemari penduduk lokal maupun pengunjung. Sebab cocok untuk menemanni dinginnya cuaca di sini. Seperti Wedang Ronde, dan juga olahan daging kambing seperti tongseng, misalnya.

Enting-enting gepuk yang berasa manis legit cocok untung oleh-oleh setelah berkunjung ke Kota Salatiga. (credit tittle : Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)

Minuman atau wedang dalam bahasa Jawa, adalah minuman khas Salatiga tidak hanya dapat melepaskan dahaga, tetapi juga menghangatkan dan membuat lidah bergoyang.

Wedang ronde terbuat dari air rebusan jahe dan rempah-rempah yang dilengkapi dengan onde-onde bulat berwarna putih terbuat dari tepung ketan yang diisi kacang tanah. Lalu juga terdapat kolang kaling, manisan kulit jeruk, kacang tanah sangrai, hunkwe, dan isian lainnya dengan citarasa manis, legit dan hangat di tenggorokan.

Penyajiannya pun cukup khas. Yakni dengan menggunakan mangkuk kecil.

Satu warung legendaris yang menyajikan wedang ronde adalah Warung Ronde Jago yang berada di Jalan Jenderal Sudirman nomor 9, tepat berada di Kompleks Pasar Raya 2.

Letaknya yang tersembunyi, biasa disebut sebagai hidden gems. Meski tersembunyi, warung ini tersohor sejak lama, terbukti dengan pengelola yang sudah turun temurun.

Selain wedang ronde, enting-enting gepuk menjadi cemilan yang khas dari kota ini. Cemilan yang terbuat dari kacang tanah dan gula ini aslinya berasal dari warga Tionghoa.

Menurut Good News From Indonesia, enting-enting gepuk pertama kali diperkenalkan oleh juru kunci Klenteng  Hok Tek Bio yang bernama Khoe Tjong Hook, berasal dari Fukkian, China.

Awalnya, enting-enting gepuk ini adalah suguhan untuk para tamu yang berkunjung di klenteng itu. Tapi pada tahun 1930, enting-enting gepuk mulai diproduksi dan diperjualbelikan untuk masyarakat luas.

Cemilan ini adalah perpaduan antara gurihnya kacang tanah yang dihaluskan lalu dibalut dengan perpaduan kacang tanah dan gula pasir selanjutnya dibentuk segitiga.

Dulunya dibungkus dengan daun bambu, namun seiring dengan kemajuan teknologi kemudian dibungkus dengan kertas berwarna putih.

Enting-enting gepuk adalah buah tangan yang pas untuk keluarga dan kerabat.

Hayo, tertarik khan berkunjung ke Kota Salatiga.

Ojo lali dolan rene, aku mesti ngenteni.*

avatar

Redaksi