Ku Tunggu Di Meranti

Budaya & Seni

April 16, 2023

Zulfa Amira Zaed/ Selat Panjang

Satu dari beberapa rumah ibadah di Kota Selat Panjang. (credit tittle : Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)

KOTA sagu, demikin masyarakat menyebut Kota Selat Panjang yang merupakan ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Dengan jarak tempuh sekitar enam jam perjalanan dari Kota Pekanbaru, atau satu jam perjalanan dari Kota Batam, melalui jalur air.

Ya, sagu adalah komoditas menjanjikan di sana. Mie sagu menjadi kuliner khas Kota Selat Panjang.

Kota yang dikelilingi oleh laut ini memiliki pesona tersendiri. Bangunan kuno masih banyak dipertahankan dan berdiri kokoh.

Deretan ruko yang menjajakan kopi dan aneka olahan mie sagu, terlihat tertata rapi. Tak hanya apik, seluruh penjuru kota juga bersih.

Di sore hari kita akan menemukan sekelompok pemuda yang asyik bermain skateboard di beberapa titik yang ditemani kicauan burung walet.

Pada malam hari, Kota Selat Panjang semakin terlihat eksotik. Beberapa penjuru kota dihiasi oleh lampion di sekitar kelenteng. Ya, kota yang mayoritas penduduknya adalah etnis Tionghoa ini memiliki banyak kelenteng yang artistik.

Mengelilingi kota ini makin asyik dengan menaiki becak motor (bentor) yang mampu mengangkut hingga enam orang penumpang.

Suasana Kota Selat Panjang ketika sore hari. (credit tittle : Zulfa Amira Zaed/amira.co.id)

Lelah berkeliling kota menaiki bentor, wisatawan bisa rehat sejenak di beberapa restoran seafood yang menyajikan berbagai olahan makanan laut seperti kepiting, kerang, udang, ikan, dan lainnya.

Sensasi berbeda bisa dirasakan saat menikmati kuliner seafood, restoran di sini memiliki konsep bangunan panggung di atas laut, sehingga akan tetasa bergoyang terkena ombak saat menyantap sajiannya.

Mengunjungi Meranti tak lengkap bila tak berburu oleh-oleh, yaitu mie sagu dan aneka cemilan dari negara tetangga.

Meranti memang terbilang dekat dari Singapore dan Malaysia. Dengan menggunakan moda transportasi laut, speedboat, kita bisa melancong ke Singapore dan Malaysia. Maka tak heran bila banyak ditemukan aneka penganan impor seperti cokelat, biskuit, dan susu kemasan di gerai oleh-oleh.*

avatar

Redaksi