FIFA; “Harimau Malaya” Disanksi CHF 350.000
Lifestyle
November 5, 2025
Zachary Jonah

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (credits: Getty Images)
FIFA telah menjatuhkan sanksi sebesar CHF 350.000 atau setara dengan IDR 7,3 miliar kepada Football Association of Malaysia (FAM). Oleh Komite Banding, FAM dinyatakan bersalah telah melanggar pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen terkait naturalisasi tujuh pemainnya.
Sedangkan ketujuh pemain naturalisasi yang bermasalah terkait pemalsuan dokumen dikenakan sanksi larangan bermain selama 12 bulan. Selain itu, masing-masing pemain juga wajib membayar denda sebesar CHF 2.000, atau setara dengan IDR 41 juta.
Sanksi FIFA ini telah final, menyusul penolakan FIFA terhadap banding FAM. FAM menyatakan banding agar sanksi yang dijatuhkan dapat dianulir.
Adapun ketujuh pemain itu, adalah; Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
“Komite Banding FIFA telah memberikan keputusannya atas banding yang diajukan oleh FAM dan tujuh pemainnya, atas pelanggaran pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang penipuan dan pemalsuan pada proses naturalisasi.” Demikian mengutip pernyataan resmi FIFA, yang beredar di banyak media.
Selanjutnya, tim nasional (timnas) Malaysia telah dianggap memalsukan dokumen leluhur dari ketujuh pemain naturalisasinya.
Sebelumnya, pada dokumen yang dikirimkan FAM ke FIFA, FAM menyatakan bahwa leluhur ketujuh pemain ini berasal dari Malaysia. Namun, pemeriksaan ulang dari FIFA telah menemukan fakta bahwa tidak satupun leluhur dari ketujuh pemain itu yang berasal dari Malaysia.
Penolakan banding itu, kemudian telah diteruskan ke Harimau Malaya. Dan, timnas Malaysia memiliki waktu 21 hari untuk kemungkinan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Logo Football Association of Malaysia (FAM). (credits: Wiki Commons)
Sejauh ini, FAM dalam pernyataan resminya menyatakan siap mengajukan surat resmi kepada FIFA untuk membuat rincian lengkap dan alasan tertulis atas keputusan Komite Banding itu.
Penolakan banding ini sudah diberitahu FIFA kepada FAM dan ketujuh pemain. Malaysia memiliki waktu 21 hari untuk kemungkinan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Persoalan ini dimulai sejak tanggal 26 September 2025, dimana FAM mendaftarkan tujuh pemain naturalisasinya ke FIFA. Ketujuh pemain ini adalah skuad Malaysia untuk putaran ketiga kualifikasi Piala Asia AFC 2027 melawan Nepal dan Vietnam.
Namun, pada tanggal 6 Oktober 2025, FIFA merilis laporan resmi yang merinci pemalsuan mengenai kelayakan para pemain, termasuk dugaan tempat kelahiran dari leluhur dari ketujuh pemain naturalisasi itu.
Kenyataannya, FIFA menemukan bahwa leluhur ketujuh pemain itu bukanlah dari Malaysia, melainkan kelahiran Argentina, Brasil, Spanyol dan Belanda. Sehingga FIFA mengutuk tindakan itu sebagai upaya yang disengaja untuk menipu.
FIFA pun menggambarkannya sebagai pelanggaran serius integritas olahraga yang merusak kepercayaan dalam persaingan yang adil dan mengkompromikan prinsip-prinsip dasar kejujuran dan transparansi dalam sepakbola.
Timnas Malaysia, sepertinya, adalah “rival sejati” Indonesia. Pada pertarungan terakhir di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2022, kemenangan 2-0 atas Indonesia, telah menempatkan timnas Malaysia pada posisi kedua Grup G, setelah Vietnam.
Adapun prasa Harimau Malaya diambil dari nama subspecies Panthera tigris tigris yang adalah harimau asli di Semenanjung Malaysia.
Mengutip International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species, Harimau Malaysia dikategorikan sebagai Critically Endangered (terancam punah). Population Harimau Malaysia pada bulan April 2014, berkisar antara 80 hingga 120 individu dewasa.*
