Ibrahim Al Attar, Ksatria Dari Loja

Inovasi

October 1, 2025

Junus Nuh

Patung Ibrahim Al Attar di Loja. (credits: Wiki Commons)

LOJA adalah sebuah kota di Spanyol selatan. Kota ini terletak di batas barat provinsi Granada.

Loja di lembah Sungai Genil, dan dikelilingi oleh pegunungan Sierra de Loja, yang puncak tertingginya, Sierra Gorda adalah 1.671 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Loja pertama kali muncul dengan jelas dalam catatan berbahasa Arab pada tahun 890 M, yakni dengan nama Medina Lawsa. Kota ini sempat direbut oleh Ferdinand III dari Kastilia pada tahun 1226 M, namun segera ditinggalkan.

Sebagai bagian dari Perang Granada, Loja diserang sejak tahun 1486 oleh pasukan Kristen di bawah Raja Don Fernando dan Ratu Dona Isabella dari Spanyol. Para prajuritnya, juga termasuk beberapa orang Inggris yang dipimpin oleh Sir Edward Woodville.

Loja, adalah kota terakhir kekuasaan Muslim (Moor) di Andalusia (Semenanjung Iberia Eropa Barat Daya). Spanyol yang memenangkan peperangan, lalu mengizinkan penduduk Muslim untuk pergi ke Granada.

Di Kota Loja, hingga kini masih berdiri dengan gagah patung Ibrahim al-Attar. Ia adalah sosok legendaris, komandan pasukan Muslim Loja (Nasrid).

Legendaris, karena ia ditakuti dan disegani oleh musuh, dan juga dihormati kawan seperjuangan.

Pada saat itu keadaan politik dalam negeri Granada kacau. Terjadi perpecahan, antara dua kubu; kubu Boabdil (Abu Abdullah) yang pro Kastilia dan kubu Al Zagal yang anti Kastilia.

Sementara, Kesultanan Mesir dan Turki Ottoman tidak kunjung memberikan bantuan. Mesir saat itu sedang ingin menaklukan Turki dengan bantuan Spanyol, dan Turki sedang ingin menaklukan Eropa Timur.

Al Hambra, Granda, Spanyol. (credits: Wiki Commons)

Granada, bagaimanapun, harus berjuang, sendirian.

Setelah Malaga dikalahkan oleh Ratu Isabela, Al Zagal menjual seluruh tanah dan bangunan, dan melarikan diri ke Aljazair. Al Zagal meninggal di Aljazair pada tahun 1488 M.

Al Attar adalah bagian dari keluarga besar Boabdil. Boabdil menikahi anak perempuan dari Al Attar, yang bernama Morayma.

Al Attar, mengutip Aceros de Hispania, meninggal dunia pada 1483 M dalam Perang Lucena. Dalam cerita rakyat di Granada, Al Attar digambarkan sangat heroik.

Ia meninggal dunia dalam pertempuran, dan tangannya masih mengacungkan pedangnya kepada pihak musuh. Perang dimana ia tidak hanya sedang membela Luja, tapi juga membela Boabdil, yang adalah mertuanya.

Sehingga, perang ini, bagi Al Attar, bukan hanya perang antar kerajaan saja. Melainkan, sesunguhnya, perang untuk memperjuangkan keluarganya.

Setelah Al Attar meninggal dunia, kemudian, membuat Boabdil yang semula pro Kastilia pun berperang melawan Spanyol, pada tahun 1490 M.

Loja masih memilih bertahan dari serangan Spanyol. Dengan beberapa benteng yang telah bergeser jauh ke luar kota, dan sangat tidak strategis, bahkan untuk bertahan.

Perang gerilya pun dilakukan. Pasukan Boadbil memancing musuh untuk berperang di wilayah pegunungan. Di pegunungan Sierra de Loja, pertempuran terus berlanjut.

Meskipun, harus dengan catatan khusus, bahwa, kekalahan demi kekalahan yang dialami pihak Boabdil setelah kematian Al Attar, telah menyebabkan Boadbil menyerah kepada Kristen Spanyol pada 1 Januari 1492. Dan menandai akhir dari periode Muslim di Andalusia.

Pun, kesetiaan dan jiwa ksatria Al Attar telah menjadi cerita epik tersendiri. Banyak saksi mata yang melihat bagaimana Al Attar bejuang melawan pasukan Kristen Spanyol yang jumlahnya berkali-kali lipat.

Bahkan, Ratu Isabela pun, kerap dinyatakan, menyaksikan bagaimana Al Attar bertempur hampir sehari penuh itu.

Kekaguman terhadap jiwa ksatria ini, membuat pihak Kristen Spanyol membangun patung Al Attar di Kota Loja. Sedangkan pedang yang digunakan Al Attar, kemudian diserahkan ke Museum Granada.

Sebuah folklore lain, “El vado del moro” (Ford Moor) menceritakan bagaimana Don Pedro Gomez de Aguilar, seorang bangsawan dan ksatria Kristen, yang ditangkap oleh tentara Muslim, telah dilindungi oleh Al Attar.

Bahkan, sebagai pernghormatan, di Kerajaan Asturias, Al Attar (Ali Atar) adalah sosok mitologi dalam perayaan Natal. Ia diberi gelar: Yang Mulia Pangeran Aliatar.

Ia adalah orang yang memandu Tiga Orang Bijak Asturias.*

avatar

Redaksi