Islam, Agama Tradisonal Rakyat Russia
Hak Asasi Manusia
March 28, 2025
Zachary Jonah

Perayaan “Uraza Bayram” atau Idul Fitri di Rusia tahun 2024. (credits: themoscowtimes)
SEBAGAI bagian dari penaklukan Muslim di wilayah Persia pada pertengahan abad ke-7 Masehi, maka Islam diperkenalkan ke wilayah Kaukasus. Kemudian, sebagian wilayah Kaukasus secara permanen dimasukkan ke dalam wilayah Rusia.
Penduduk pertama yang menjadi Muslim di wilayah Rusia saat itu, adalah penduduk Dagestan di wilayah Derbent. Mereka memeluk agama Islam setelah penaklukan Arab di wilayah itu pada abad ke-8 Masehi.
Selanjutnya, negara Muslim pertama di wilayah Rusia adalah Volga, Bulgaria pada tahun 922 Masehi. Bangsa Tatar dari Kekhanan Kazan adalah populasi yang mewarisi agama Islam.
Selanjutnya, sebagian besar orang Turki Eropa dan Kaukasia juga menjadi pemeluk agama Islam.
“Pada saat sekarang ini, dapat dikatakan bahwa Rusia bukan hanya negara bagi penganut Kristen Ortodoks saja. Tapi juga negara bagi umat Muslim,” kata penasehat Kepala Mufti dari Administrasi Spiritual Muslim Rusia, Talib Saidbaev, mengutip Wilson Center.
Lebih dari 20 juta umat Muslim bertempat tinggal di negara Rusia pada saat ini. Mereka berada di lebih dari 30 wilayah di Rusia.

Murid perempuan dan para guru di Sekolah Tinggi Muslim Erivan, Rusia, pada tahun 1920. (credits: Sabir Ganjali Mammadov)
Meskipun, kesulitan dan kemungkinan untuk mengintegrasikan warga negara Muslim sering diperdebatkan di banyak negara Eropa. Namun, ternyata, Rusia berbeda dari negara-negara Eropa, seperti Prancis dan Jerman, misalnya.
Sebab, masyarakat Muslim telah tinggal di wilayah Rusia selama berabad-abad lampau.
Robert Crews dari Universitas Stanford berpendapat bahwa terdapat model historis dimana umat Muslim sebagai warga negara atau subjek yang loyal bagi negara Rusia.
Ia berpendapat bahwa Tsar telah berhubungan dengan umat Muslim di Rusia. Dan ini dapat dikatakan sebagai cara bagi Tsar untuk mengamankan loyalitas politik dari subyek Muslim.
Serta, terdapat pula banyak contoh Muslim yang aktif dalam kehidupan politik di Kekaisaran Rusia.
Sehingga, ketika beberapa kecenderungan yang pada saat ini muncul, yakni dengan melihat umat Muslim di Rusia sebagai “orang luar”, adalah dapat dianggap sebagai perkembangan yang baru pula.
“Ketika kita berbicara tentang penegasan identitas Islam di antara Muslim di Rusia, maka itu tidak terlalu menentang Rusia atau menentang ke-Rusia-an dalam arti sipil,” kata Shireen Hunter, dari Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Sebab, menurutnya, sebagian besar umat Muslim di Rusia berkomitmen pada integritas dan kelangsungan hidup Rusia.
Tercatat pula bahwa para pemimpin Islam Rusia mempromosikan loyalitas dan kerja sama dengan negara Rusia yang sekuler. Sehingga, menempatkan Islam sebagai satu agama tradisional rakyat Rusia.
Dan juga, menjelaskan bahwa para pemimpin Muslim berupaya mengatasi berbagai masalah sosial dan memperkuat masyarakat Rusia.
Islam adalah agama minoritas utama di Federasi Rusia. Dengan populasi Muslim terbesar di Eropa.
Menurut data Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2017, umat Muslim di Rusia berjumlah 14 juta atau sekitar 10 persen dari total populasi.

Masjid Baku, Astrakhan. (credits: Wiki Commons)
Bahkan, menurut Mufti Besar Rusia, Sheikh Rawil Gaynetdin, memperkirakan populasi Muslim Rusia mencapai 25 juta pada tahun 2018.
Islam diakui berdasarkan hukum dan oleh para pemimpin politik Rusia sebagai satu agama tradisional Rusia. Islam pun adalah bagian dari warisan sejarah Rusia dan disubsidi oleh pemerintah Rusia.
Posisi Islam sebagai agama utama Rusia, di samping Kristen Ortodoks, sudah ada sejak zaman Catherine yang Agung. Catherine juga mensponsori ulama dan beasiswa Islam melalui Majelis Orenburg.
Sejarah Islam dan Rusia mencakup periode konflik antara minoritas Muslim dan mayoritas Ortodoks, serta periode kolaborasi dan saling mendukung.
Studi Robert Crews tentang Muslim yang hidup di bawah Tsar menunjukkan bahwa “massa Muslim” setia kepada rezim itu setelah Catherine, dan mendukungkan ketimbang memihak Kekaisaran Ottoman.
Setelah Kekaisaran Rusia jatuh, Uni Soviet memperkenalkan kebijakan ateisme negara. Ini, tentunya, menghambat praktik Islam dan agama lain.

Perempuan Muslim di Rusia pada saat ini. (credits: themoscowtimes)
Sehingga, telah menyebabkan eksekusi dan penindasan berbagai pemimpin Muslim.
Tetapi, setelah runtuhnya Uni Soviet, Islam mendapatkan kembali ruang yang diakui secara hukum dalam politik Rusia.
Meskipun telah membuat komentar Islamofobia selama Perang Chechnya Kedua, namun Presiden Vladimir Putin sejak saat itu telah mensubsidi masjid dan pendidikan Islam. Kebijakan ini biasa disebut dengan “bagian integral dari kode budaya Rusia”.
Putin juga mendorong imigrasi dari negara-negara bekas Soviet yang mayoritas Muslim.
Umat Islam adalah penduduk mayorits di Republik Tatarstan dan Bashkortostan di Distrik Federal Volga.
Umat muslim pun berdominasi di antara berbagai suku di Distrik Federal Kaukasia Utara yang terletak di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Yakni; suku Sirkasia, Balkaria, Chechen, Ingush, Kabardian, Karachay, dan banyak suku Dagestan.
Selain itu, di tengah-tengah Wilayah Volga terdapat populasi suku Tatar dan Bashkir, yang sebagian besar beragama Islam.
Wilayah lain dengan minoritas Muslim yang menonjol adalah; Moskow, Saint Petersburg, republik Adygea, Ossetia Utara-Alania, dan oblast Astrakhan, Moskow, Orenburg, dan Ulyanovsk.
Terdapat lebih dari 8.000 organisasi keagamaan Muslim yang terdaftar. Jumlah ini setara dengan hampir seperlima dari jumlah organisasi keagamaan Ortodoks Rusia yang terdaftar, yaitu sekitar 42.000 pada tahun 2022.*

