Anak Keturunan Yaqub

Daulat

July 10, 2025

Junus Nuh

Merneptah Stele. (credits: public domain)

“Para pangeran bersujud, mengatakan, “Damai!” Tak seorangpun menaikkan kepalanya di antara Sembilan Busur. Sekarang Tehenu sudah menjadi puing-puing, Hatti sudah ditenteramkan; Kanaan sudah dijarah menjadi berbagai malapetaka: Ashkelon sudah diatasi; Gezer sudah direbut; Yano’am sudah dimusnahkan. Israel dibiarkan gersang dan benihnya tidak ada; Hurru menjadi janda karena Mesir.” (Merneptah Stele)

NAMA Israel, yang pertama kali diketahui dari sumber-sumber non-Alkitab, adalah pada sebuh prasasti Merneptah Stele, sekitar tahun 1209 SM. Pada prasasti ini dinyatakan bahwa “Israel diusir dan keturunannya tidak ada lagi”.

Kata “Israel” pada prasasti ini, merujuk pada suatu bangsa, dan, bukan pada individu atau negara-bangsa.

Prasasti Merneptah adalah satu dari empat prasasti Zaman Besi, yang diperkirakan berasal dari zaman Israel Kuno, dan yang memuat nama Israel. Tiga prasasti lainnya, adalah; Prasasti Mesa, Prasasti Tel Dan, dan, Prasasti Kurkh.

Merneptah adalah penguasa ke-4 dinasti ke-19 Mesir Kuno. Ia adalah anak ke-13 dari Ramses II.

Ia menguasai Mesir selama hampir sepuluh tahun. Yakni dari tahun 1213 hingga 1203 SM.

Maurice Bucaille, dengan penelitiannya, telah membuat banyak orang yakin, bahwa Merneptah adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar Musa dan rombongan Bani Israil. Seperti yang dijelaskan dalam risalah agama-agama Samawi.

Jasad Merneptah yang mati tenggelam dalam peristiwa “Penyeberangan Laut Merah”, kemudian diangkat oleh orang-orang Mesir.

Bani Israil dijelaskan dengan tanda “orang-orang asing”. Tanda ini, biasa digunakan oleh orang Mesir terhadap suku-suku nomaden, dan, bukan untuk mereka yang tinggal di dalam kota-kota.

Persebaran keturunan Israel. (credits: public domain)

Sedangkan istilah “gersang” dan “tidak berbenih” sering digunakan orang Mesir untuk bangsa-bangsa yang dikalahkannya. Ini mengandung makna bahwa gudang penyimpanan makanan bangsa itu telah dihancurkan.

Akibatnya, bangsa taklukan ini menderita kelaparan pada tahun-tahun selanjutnya. Sehingga, mereka tidak lagi menjadi ancaman secara militer bagi Mesir.

Namun, gagasan tentang: “Tuhan telah memilih orang-orang Yahudi”, adalah ide yang telah lama ada. Setidaknya, tercatat lebih dari 44 kali kata “Bani Israil” dan “Israil” disebutkan dalam Al-Quran.

Mengutip Quraish Shihab, secara umum terdapat tiga kata, paling tidak, yang digunakan Al Qur’an, yang merujuk kepada keturunan Yaqub.

Pertama, kata “Bani Israil” sekitar 42 kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Lalu, ada juga kata “Israil” sebanyak tiga kali disebutkan.

Kata “Bani Israil”, pada dasarnya digunakan Al Qur’an untuk menunjuk keturunan Yaqub sebelum era Nabi Muhammad. Dan, tidak menunjuk keturunan Yaqub yang ada pada masa kenabian Muhammad.

Kedua, adalah kata “Yahud” yang menunjuk kepada keturunan Yahuda, anak dari Yaqub.

Dan, ketiga adalah kata “Ahlul Kitab”.

Masih menurut Quraish Shihab, adapun yang dimaksud dengan Yahudi, adalah penganut agama Yahudi, walaupun bukan keturunan Yahuda.

Sebab, ada juga orang-orang yang menganut agama Yahudi, yang sebenarnya bukan dari Bani Israil. Meskipun jumlahnya hanya sedikit. Sebab, agama Yahudi bukanlah agama dakwah.

Bnei Yisra’el (Bani Israil) adalah persekutuan suku-suku berbahasa Semit pada Zaman Besi, yang berada di kawasan Timur Dekat Kuno. Mereka mendiami wilayah Kanaan pada masa kesukuan dan monarki.

Naskah-naskah kitab suci menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Israel. Israel adalah nama lain untuk Nabi Yakub (Jacob), putra dari Ishaq, putra dari Ibraham, atau, Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.

Nama Yakub disebutkan sebanyak 16 kali dalam Al-Quran. Ditambah denngan dua referensi lain untuk kata “Israil” yang diyakini adalah merujuk pada Yakub.

Jerusalem. (credits: public domain)

Sedangkan pada Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen), kata “Israel” pertama kali digunakan dalam Kitab Kejadian.

Yakni, “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel”.

Nabi Yaqub, dari keempat istrinya, memiliki 12 anak. Mereka adalah; Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, dan, Benyamin.

Yusuf, seperti yang terceritakan dalam risalah agama Islam, tidak disukai saudara-saudaranya. Hingga akhirnya, Yusuf dijual kepada seorang musafir, dan musafir itu menjual Yusuf ke Mesir.

Setelah beberapa waktu kemudian, Yusuf menjadi raja di Mesir, maka Bani Israil pun mendiami Mesir dalam kurun waktu yang sangat panjang di bawah kepemimpinan Firaun. Bani Israil berdatangan ke Mesir, berdiam dan menempati wilayah Mesir secara turun-temurun.

Pun, mereka diperbudak, hingga akhirnya diutuslah Nabi Musa. Musa adalah seorang keturunan Bani Israil. Musa diutus untuk membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir’aun.

Nabi Musa, adalah nabi yang paling banyak disebutkan dalam Al Qur’an. Yakni sebanyak 136 kali.

Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa AL Qur’an menjadikan Bani Israil adalah contoh tentang sebuah komunal. Tentang; baik dan buruk, kalah dan menang, penindas dan tertindas, dan, takwa dan ingkar.

Sebagai keturunan langsung dari Yaqub, mengutip Univeristas Muhammadiyah Sidoarjo, maka Bani Israil beranggapan bahwa ini adalah anugerah privilege dari Tuhan kepada mereka. Pun banyak nabi dan rasul berasal dari dari Bani Israil. Seperti; Musa, Dawud, Sulaiman, Yusuf, Harun, Zakaria dan Yahya.

Atas anggapan privilege itu, kemudian, mereka menolak eksistensi nabi-nabi selanjutnya, yang berasal dari luar Bani Israil.

Dan, atas anggapan privilege itu pula, yang tentunya, membuat mereka mendirikan negara Israel, dan, menuai konflik hingga hari ini.*

avatar

Redaksi