Serangan Siber Pertama
Inovasi
March 8, 2025
Zachary Jonah

Mesin kode Morse, sekitar tahun 1900. (credits: Wiki Commons)
SERANGAN siber pertama, yang tercatat dalam sejarah, terjadi di Prancis pada tahun 1834. Serangan itu menyasar jaringan telekomunikasi sistem telegraf mekanis.
Disebut sebagai “Serangan Siber”, karena menurut Tom Standage, serangan ini adalah upaya untuk mencuri informasi yang dikendalikan dari sistem jaringan informasi, yakni “jaringan data nasional pertama di dunia”.
Kondisi serangan ini sangat mirip dengan serangan siber yang terjadi saat ini. Meskipun, secara teknologi berbeda. Dan serangan siber pada saat ini telah melampaui pencurian informasi.
Encyclopedia Britannica mendefinisikan telegraf sebagai “setiap perangkat atau sistem yang memungkinkan transmisi informasi melalui sinyal berkode jarak jauh”. Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada telegraf listrik, yang dikembangkan pada abad ke-19.
Namun, istilah ini awalnya, digunakan untuk menggambarkan versi pra-listrik menjelang akhir abad ke-18.
Antara tahun 1791 hingga 1792, penemu Prancis Claude Chappe, dengan bantuan saudaranya Ignace, mengembangkan sistem telegraf visual atau semafor optik yang sangat sukses.
Sistem ini terdiri dari “sepasang lengan” yang dapat digerakkan yang dipasang di ujung balok silang pada menara puncak bukit. Baik balok silang maupun lengan dapat mengubah sudut posisinya untuk mewakili angka dan huruf.
Pada saat itu, seperti yang dikatakan Stefano Selleri dari Universitas Florence, jaringan komunikasi negara-negara sebagian besar terpusat pada “jaringan pos, dengan pertukaran pesan tertulis pada kecepatan tertinggi yang tersedia secara teknologi: merpati dan kuda.”
Namun dengan penemuan telegraf visual, jenis jaringan lain pun dapat dibangun. Melalui telegraf visual, pesan bernatai dikirimkan dari satu menara ke menara lainnya.

Demonstrasi semaphore pada abad ke-19. (credits: Wiki Commons)
Jarak dari satu menara ke menara lainnya adalah sekitar 3 mil hingga 6 mil, atau bahkan lebih. Dengan menggunakan menara-menara itu, operator dapat mencapai kecepatan transmisi sekitar tiga simbol per menit.
Pada masa itu, ini adalah jaringan telekomunikasi termodern, yang dapat mengatasi penggunaan suar kuno untuk pesan-pesan dasar. Sebab, objek-objek material tidak lagi dikirimkan, tetapi hanya informasi.
Setiap pesan dapat langsung dikirim melalui jaringan. Melalui teleskop, operator telegraf mengamati apa yang ditransmisikan oleh salah satu menara yang berdekatan.
Kemudian, mereka menyesuaikan elemen-elemen sistem mereka agar sesuai dengan konfigurasi yang sama.
Pada awalnya, Chappe mendefinisikan 256 kemungkinan konfigurasi. Tetapi setelah melihat kesulitan dalam mengenalinya, ia akhirnya menguranginya menjadi 92.
Lalu, ia menerbitkan manual pertama yang berisi 8.464 pesan yang dapat dikirim, diperoleh dengan memasangkan simbol-simbol individual.
Dengan cara ini, Prancis mencapai komunikasi yang lebih cepat ketimbang dengan penggunaan huruf dari satu ujung ke ujung lainnya.
Padahal, saat ini, coba bayangkan, hanya butuh beberapa menit saja.
Jalur Paris-Lille, yang mencakup 18 menara sepanjang 190 km, adalah yang pertama diresmikan pada tahun 1794.
Sejak saat itu, perluasan jaringan hampir tak terelakkan. Bahkan, dengan penggunaannya eksklusif untuk pemerintah. Dan, menjangkau negara-negara sekitarnya, seperti Belgia dan Italia.
Empat dekade setelah peresmian, pada tahun 1834, dua orang bankir yang bersaudara, yakni Francois dan Joseph Blanc, berusaha memanfaatkan jaringan telegraf visual Prancis.
Keduanya, mengutip fluidattacks, memperdagangkan obligasi pemerintah di bursa di Bordeaux. Dimana informasi tentang pergerakan pasar butuh beberapa hari untuk sampai dari Paris melalui kereta pos.
Dengan mengetahui terlebih dahulu apakah pasar sedang naik atau turun, dapat menjadi keuntungan besar bagi para pedagang. Sehingga, mereka tidak perlu menebak-nebak lagi.
Blanc bersaudara mencari metode rahasia untuk menjadi yang pertama di Bordeaux yang memperoleh informasi itu. Dengan kata lain, mereka memutuskan untuk “meretas” jaringan telegraf.
Paul Ducklin dari Naked Security menyatakan bahwa sebagian keamanan jaringan itu bergantung pada ketidakjelasan. Operator telegraf biasa tidak menerima informasi tentang arti konfigurasi menara, kecuali yang digunakan untuk “koreksi kesalahan dan kontrol aliran”.
Simbol “backspace” memberi tahu transkriber pesan untuk mengabaikan karakter sebelumnya.
Transkripsi dilakukan di menara-menara tertentu yang seperti pusat penyimpanan. Di sana dipilih jalur mana yang harus diikuti pesan dalam penerusannya. Informasi yang dikirim dari Paris ke Bordeaux, misalnya, harus melewati satu pusat penyimpanan ini, yakni di kota Tours.
Blanc bersaudara, lalu, menyuap seorang operator di Tours untuk memasukkan karakter palsu, yakni data mereka sendiri. Dari sana, yang menunjukkan perilaku pasar pada hari terakhir, diikuti dengan spasi.
Tindakan ini mengakibatkan menara pusat Bordeaux menghapus kesalahan yang diduga ini pada saat transkripsi dan membiarkan pesan asli tetap bersih.

Replika telegraf Chappe di Litermont dekat Nalbach, Jerman. (credits: Wiki Commons)
Mengapa Tours yang dipilih? Karena Blanc bersaudara menyadari bahwa trik ini tidak akan berhasil ketika dilakukan dari Paris. Sebab, di Tours, karakter kunci akan menghilang di tengah transkripsi.
Blanc bersaudara juga harus mencari cara untuk memindahkan informasi yang mereka butuhkan dari Paris ke menara di Tours tanpa menimbulkan kecurigaan. Mereka, lalu, menggunakan pengiriman paket dengan barang-barang kecil seperti kaus kaki atau dasi.
Ini terjadi setiap kali seorang konfederasi di Paris melihat perubahan signifikan, dengan skala tertentu, di pasar obligasi. Melalui karakteristik paket dan barang, operator kemudian dapat mengartikan pesan tentang pergerakan pasar.
Operator, kemudian dapat mengirimkannya melalui jalur telegraf Tours-Bordeaux untuk transmisi cepat.
Akhirnya, seorang kaki tangan lainnya, yakni seorang mantan operator telegraf, bertugas mengamati menara telegraf di luar Bordeaux dengan teleskop, dan kemudian menyampaikan berita itu kepada Blanc bersaudara.
Lebih dari 100 pesan dikirimkan kepada Blanc bersaudara, hingga tahun 1836.
Namun, pada tahun 1836 itu, semuanya terungkap. Sebab, operator di Tours jatuh sakit dan menceritakan semuanya kepada seorang temannya. Temannya, lalu, dengan rasa percaya diri tetapi keliru, percaya bahwa ia dapat menjadi penggantinya.
Meskipun saudara-saudara Blanc kemudian diadili, tetapi, mereka tidak dapat dihukum.
Sebab, pada masa itu, belum ada hukum yang mengatur tentang jaringan informasi. Serta menerapkan sanksi terkait penyalahgunaannya.*

