Amnesty Indonesia: Spyware Masuk Ke Indonesia
Inovasi
July 10, 2024
Jon Afrizal

Spyware. (credits: nds)
INDONESIA, disadari atau tidak, saat ini tengah mengimpor sejumlah besar produk spyware dan pengawasan. Demikian dinyatakan Lab Keamanan Amnesty International, pada rilis resmi di laman Amnesty Internasional tertanggal 2 Mei 2024. Lab Keamanan Amnesty International bekerjasama dengan beberapa media, seperti; Haaretz, Inside Story, Tempo, kolektif riset WAV, dan Woz.
Spyware adalah mengacu kepada salah satu bentuk program berbahaya yang memasangkan dirinya sendiri ke dalam sebuah sistem untuk mencuri data pengguna atau merusak sistem pengguna tersebut.
Spyware merupakan turunan dari perangkat lunak beriklan, yang memantau kebiasaan pengguna dalam melakukan penjelajahan internet untuk mendatangkan “segudang iklan” kepada pengguna.
Perbedaanya, perangkat lunak beriklan tidak melakukan pencurian data, dan, spyware mencuri data dan mengirimkan hasil yang dikumpulkan kepada pembuatnya. Sementara perangkat lunak beriklan umumnya hanya mengirimkan data kepada perusahaan marketing saja.
Informasi yang diambil tanpa seizin adalah kebiasaan pengguna dalam menjelajahi Internet, tetapi banyak juga yang mencuri data-data pribadi, seperti halnya alamat surel untuk dikirimi banyak pesan spam.
Melalui sumber terbuka, termasuk database perdagangan komersial dan pemetaan infrastruktur spyware, Lab Keamanan menemukan bukti penjualan dan penyebaran spyware yang sangat invasif dan teknologi pengawasan lainnya ke perusahaan dan lembaga negara di Indonesia disepanjang antara tahun 2017 hingga 2023.
“Penjualan dan pengalihan teknologi spyware dan pengawasan yang sangat invasif ke Indonesia adalah perkembangan yang memprihatinkan dalam bidang hak asasi manusia,” kata Jurre van Bergen, ahli teknologi Amnesty International.
Penjualan dan pengalihan teknologi spyware dan pengawasan ini, katanya, dimungkinkan melalui ekosistem vendor, pialang, dan pengecer pengawasan dengan struktur kepemilikan yang kompleks.
Vendor yang teridentifikasi, menurut laporan itu, berada di banyak negara. Sepeti di Eropa, Singapura dan Malaysia. Investigasi ini juga mengidentifikasi broker dan reseller yang berbasis di Singapura dan Indonesia.
Disadari atau tidak, jaringan perusahaan yang tidak jelas dan tidak transparan ini dapat menyembunyikan sifat pengawasan ekspor. Sehingga menjadikan pengawasan independen menjadi tantangan bagi otoritas peradilan nasional dan internasional, regulator dan organisasi masyarakat sipil.
Transparansi yang terbatas dan kurangnya informasi secara sistemik mengenai transfer pengawasan penggunaan ganda, yakni teknologi atau barang yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer, termasuk pemasok dan pengguna akhir yang terlibat dan izin ekspor yang diminta, diberikan, atau ditolak, adalah tantangan bagi penegakan peraturan yang ada.
Lab Keamanan juga mengidentifikasi nama domain berbahaya dan infrastruktur jaringan yang terkait dengan beberapa platform spyware canggih. Domain berbahaya yang terkait dengan spyware Candiru dan Predator Intellexa telah meniru outlet media berita utama nasional dan regional, partai politik, dan berita media terkait dengan pendokumentasian pelanggaran hak asasi manusia.
Situs serangan seperti ini biasanya dipilih oleh operator spyware untuk mengelabui target yang dituju agar mengklik, sehingga menyebabkan perangkat terkena potensi infeksi.
Meskipun Amnesty Internasional telah menemukan bukti baru yang signifikan mengenai sistem spyware dan pengawasan yang dipasok ke Indonesia, penelitian ini tidak melibatkan penyelidikan forensik atau upaya untuk mengidentifikasi individu tertentu yang mungkin menjadi sasaran alat pengawasan itu.
Alat spyware yang sangat invasif dirancang untuk meninggalkan jejak sesedikit mungkin, sehingga sangat sulit untuk mendeteksi kasus penyalahgunaan alat ini secara melanggar hukum. Sebaliknya, penelitian ini berfokus pada penjualan dan transfer beberapa alat spyware yang sangat invasif.
Yang merugikan dari keberadaan spyware, selain banyaknya iklan yang mengganggu itu adalah pemborosan bandwidth dan privasi yang telah terampas.
Pada dasarnya, spyware diiringi dengan PopUp Windows, yang tentunya selain memakan bandwidth lebih banyak, juga membuat loading internet anda semakin lambat.
Spyware dapat dicegah dengan memasang antivirus kita dapat menangkal program-program komputer yang tidak kita hendaki. Pemutakhiran antivirus sangatlah penting untuk memutakhirkan data antivirus tersebut.
Selain itu, dengan menampilkan berkas tersembunyi, kita dapat mengetahui berkas yang menucigakan.
Serta, pemindai yang mendeteksi aplikasi periklanan dan pengintai. Dengan menggunakan pemindai, anda dapat menangkal adware dan spyware. Termasuk mematikan cookies.*
