Kepada Negara: Tolong Hentikan Judi Online

Lifestyle

July 1, 2024

Jon Afrizal

Sabung Ayam di Jawa diperkirakan tahun 1596. (credits: Collectie Nederland)

SUATU hari di awal Juni 2024,perjalan liputanku sampi juga ke sebuah dusun di Kabupaten Batanghari. Sebuah kabupaten yang penduduknya kini disibukkan dengan bisnis baro (: batu bara).

Berkesuiaan dengan meningkatnya pendapatan, dan kuatnya sinyal internet. Telah tercipta pula sebuah “kesibukan” baru, yakni bermain slot atau judi online.

Tentu saja, tidak terlalu sibuk. Sebab hanya membutuhkan “dua jempol” saja. Siapapun yang ingin berjudi, dapat melakukannya kapan saja, hanya seorang diri, dan tak perlu beramai-ramai.

“Awalnya, pada tahun 2020 lalu, slot menjadi sejenis hiburan baru karena sepinya kegiatan akibat pandemi,” kata Barkah, bukan nama sebenarnya, warga Kabupaten Batanghari.

Namun, seiring waktu, perjudian ini, makin mengasyikan dan menjerat pelakunya menjadi kecanduan.

Barkah memiliki seorang keponakan yang terjerat slot. Kini, perbuatan keponakan itu terbilang “kriminal” bagi keluarga mereka. Keponakannya sering menjual harta benda milik keluarga. Dan seluruh keluarga mereka mengetahui, bahwa uang hasil menjual harta benda itu adalah untuk bermain slot.

“Entah bagaimana caranya. Kepada negara, kami meminta tolong agar judi online dihentikan,” katanya.

Sebab, faktanya, slot tidak hanya menjerat satu orang saja di desa mereka. Tetapi banyak orang, mulai dari yang berusia muda hingga tua.

Sejak awal tahun 2024,, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah menghentikan sementara sebanyak 3.935 rekening, dengan saldo IDR 160,6 miliar. Tindakan ini dilakukan untuk menanggapi maraknya judi online di Indonesia.

“Modus pelaku judi online yang menggunakan rekening atas nama orang lain,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat konferensi pers, awal tahun 2024 lalu.

Sebanyak IDR 5,1 triliun yang diperoleh dari judi online itu, lalu dikirim ke luar negeri melalui perusahaan cangkang.

Menurut PPATK, perputaran uang judi online di Indonesia selama tahun 2022 hingga 2023 adalah sebesar IDR 517 triliun. Dan, yang menyedihkan, sebanyak 3,3 juta warga Indonesia bermain judi online.

Sebanyak 3.295.310 masyarakat berjudi online, dan telah melakukan deposit pada situs dengan jumlah IDR 34,51 triliun. Sementara volume transaksi judi online pad atahun 2023 lalu mencapai 168 juta, dengan nilai IDR 327 triliun. Sedangkan pada tahun 2022, adalah dengan nilai IDR 190 triliun.

Lonjakan tetap terjadi. Pada kuartal I 2024 saja, telah terdata IDR 101 triliun transaksi judi online. Transaksi judi online terus meningkat setiap tahun. Terhitung sejak tahun 2017 hingga awal 2024 ini. 

Pada 2017, PPATK mencatat terdapat IDR 2,1 triliun transaksi judi online. Lalu, pada 2018 meningkat hampir 100 persen, senilai IDR 3,9 triliun. 

Dari tahun 2021 hingga tahun 2022, sangat mengejutkan. Yakjni dari IDR 57 triliun menjadi IDR 104 triliun.

Lantas, pada tahun 2023, senilai IDR 327 triliun.

“PPATK menemukan transaksi sebesar Rp 101 triliun lebih terkait dengan judi online pada kuartal pertama tahun 2024 ini,” kata Ivan, Rabu Rabu (26/6), mengutip Liputan6.

Secara keseluruhan, PPATK melakukakn analisa bahwa telah terjadi sebanyak 400 juta transaksi judi online. Sementara itu, pada periode Januari hingga Juni 2024 terdapat 60 juta transaksi.

“Transaksi judi online mencakup berbagai latar belakang orang. Bahkan, hingga di tingkat kecamatan dan desa,” katanya.

Pihaknya pun telah mencatat provinsi mana saja paling banyak terjadi transaksi judi online.

PPATK mengungkap modus jual beli rekening untuk judi online. Bahkan, diketahui ada “oknum” yang bertindak sebagai pengepul rekening.

“Pengepul rekening itu biasanya mendatangi kampung-kampung kecil untuk mencari target. Misalnya, menyasar para petani untuk membuat rekening yang ujung-ujungnya digunakan untuk transaksi judi online,” katanya.

Para pengepul, katanya, datang ke kampung-kampung meminta para petani untuk membuka rekening secara online. Setiap satu pengepul, bahkan dapat menjangkau ribuan orang.

Sehingga, pembuka cerita ini, adalah ilustrasi betapa sejak tingkat desa, judi online telah menjerat banyak orang. Dan, wajar, jika warga negar meminta tolong kepada negara untuk menghentikan bencana ini.*

avatar

Redaksi