Assange Bebas

Hak Asasi Manusia

June 27, 2024

Jon Afrizal

Demonstrasi untuk mendukung Julian Assange,  di depan Balai Kota Sydney pada 10 Desember 2010. (credits: wikicommons)

SETELAH ditahan di penjara Belmarsh London selama 1.901 hari, Julian Assange (52) dibebaskan, Senin (24/6). Ia dilaporkan telah pula meninggalkan Inggris.

Assange ditahan di penjara Belmarsh, yang memiliki keamanan sangat ketat sejak April 2019.

Dari akun WikiLeaks di platform X, pada video berdurasi pendek terlihat Assange sedang berbicara dengan orang-orang di sebuah tempat seperti kantor. Setelahnya, ia menaiki tangga pesawat, Rabu waktu setempat.

Mengutip WikiLeaks, Assange mencapai kesepakatan pembelaan penting dengan pihak berwenang Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri drama hukumannya selama bertahun-tahun.

Assange ditahan di Inggris selama lima tahun. Dan ia bergelut dengan upaya menentang ekstradisi ke AS, dimana Washington berusaha mengadilinya karena mengungkap rahasia militer.

Meskipun Assange berasal dari Australia, namun tidak dapat diyakini ia akan kembali ke Australia, melainkan ke AS.

Assange adalah buronon Washington. Ia telah menerbitkan ratusan ribu dokumen rahasia AS dari tahun 2010 melalui website whistleblowing bernama WikiLeaks.

Satu dokumen rahasia militer AS itu adalah tentang perang di Irak dan Afghanistan. Materi yang ia rilis termasuk video yang menunjukkan warga sipil terbunuh oleh tembakan helikopter tempur AS di Irak pada tahun 2007 dimana korbannya termasuk dua jurnalis Reuters.

Lalu, AS menuduh Assange berdasarkan Undang-Undang Spionase 1917. Undang-Undang yang dapat membuatnya dihukum selama 175 tahun penjara.

Assange pun didakwa oleh dewan juri federal AS pada tahun 2019 atas 18 dakwaan. Namun, ia belum pernah dihadirkan ke pengadilan AS.

Setelah menghabiskan waktu selama tujuh tahun bersembunyi di kedutaan Ekuador di Inggris, Assange akhirnya ditangkap, setelah ijin suakanya habis, pada bulan April 2019.

Selanjutnya pemerintah Inggris menyetujui ekstradisi ke AS pada Juni 2022. Assange, dengan berbagai cara, terus menentangnya.

Namun, dua hakim Inggris mengatakan pada bulan Mei bahwa Assange dapat mengajukan banding terhadap ekstradisinya ke AS. Pengumuman bebas ini terjadi dua minggu sebelum Assange dijadwalkan hadir di pengadilan Inggris untuk mengajukan banding atas keputusan yang menyetujui ekstradisinya ke AS.

Dalam laporan yang kurang rinci, mengutip CNBC, Assange dilaporkan telah setuju untuk mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi pertahanan nasional AS. Ini merujuk ke sebuah dokumen yang diajukan di pengadilan di Kepulauan Mariana Utara di Pasifik.

Namun tidak diketahui secara pasti, apakah ini yang menjadi dasar pembebasan. Tapi sebelumnya Presiden AS Joe Biden memang berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk membatalkan kasus yang sudah lama terjadi terhadap Assange. 

Pemerintah Australia mengajukan permintaan resmi mengenai hal ini dan Biden, pada bulan Februari. Pemerintah Australia menyatakan kasus Assange berlarut-larut terlalu lama dan tidak ada manfaat apa pun dari penahanannya yang terus berlanjut

Biden mengatakan akan mempertimbangkannya. Sehingga meningkatkan harapan di kalangan pendukung Assange bahwa peroalan ini akan segera berakhir.

“Canberra dan Washington mengakui bahwa konflik ini harus diakhiri,” kata Emma Shortis, peneliti senior di lembaga think tank The Australia Institute.

Assange dianggap pahlawan bagi aktivis kebebasan berbicara di seluruh dunia. Namun di momen yang sama, ia juga dianggap penjahat bagi mereka yang menilainya membahayakan keamanan nasional, termasuk sumber intelijen AS.

Tuduhan AS terhadap Assange berasal dari satu publikasi informasi rahasia terbesar dalam sejarah Amerika, yang terjadi pada masa jabatan pertama Presiden Barack Obama.

Sejak akhir tahun 2009, menurut pemerintah AS, Assange berkonspirasi dengan Chelsea Manning, seorang analis intelijen militer, untuk menggunakan situs WikiLeaks miliknya.

Tujuannya untuk mengungkap puluhan ribu laporan aktivitas tentang perang di Afghanistan, ratusan ribu laporan tentang perang di Irak, ratusan ribu kabel Departemen Luar Negeri dan laporan penilaian para tahanan di kamp penahanan AS di Teluk Guantanamo, Kuba.

“Ini adalah keputusan independen yang dibuat oleh Departemen Kehakiman dan tidak ada keterlibatan Gedung Putih dalam keputusan kesepakatan pembelaan tersebut,” kata  Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson, Senin malam waktu setempat.

Mengutip WikiLeaks, organisasi ini adalah organisasi media multi-nasional dan perpustakaan terkait. Perusahaan ini didirikan dan diterbitkakn oleh Julian Assange pada tahun 2006.

WikiLeaks berspesialisasi dalam analisis dan publikasi kumpulan data besar materi resmi yang disensor atau dibatasi yang melibatkan perang, mata-mata, dan korupsi. Sejauh ini telah menerbitkan lebih dari 10 juta dokumen dan analisis terkait.

WikiLeaks adalah perpustakaan raksasa berisi dokumen-dokumen yang paling banyak dianiaya di dunia. Kami memberikan suaka terhadap dokumen-dokumen ini, kami menganalisisnya, kami mempromosikannya dan kami mendapatkan lebih banyak lagi,” kata Julian Assange, ketika diwawancarai Der Spiegel.

Perpustakaan besar bernama WikiLeaks ini, lanjutnya, dibangun dari keberanian dan keringat banyak orang. Dan telah menjalani konfrontasi selama lima tahun dengan kekuatan besar tanpa kehilangan satu dokumen pun.

“Pada saat yang sama, dokumen-dokumen ini telah mendidik banyak orang, dan dalam beberapa kasus, secara harfiah, membebaskan orang-orang yang tidak bersalah,” ungkap Julian Assange.*

avatar

Redaksi