Tolstoy Yang Menolak Noble Prize
Inovasi
October 13, 2025
Jon Afrizal

Jenazah Tolstoy yang diletakan di ranjang, tahun 1910. (credits: Public Domains)
LEO Tolstoy, mungkin saja sosok aneh bagi orang-orang yang selalu butuh panggung dan selalu butuh tepuk tangan. Sebab, Tolstoy menolak untuk menerima penghargaan Nobel Prize.
Tolstoy adalah nominator Nobel Prize untuk kesusastraan, dalam setiap tahun, sejak tahun 1902 hingga 1906. Bahkan, ia pun adalah nominator Nobel Prize untuk perdamaian selama tiga kali, yakni; pada tahun 1901, 1902, dan 1909.
Tapi, Tolstoy menolak untuk menerima penghargaan berkelas dunia itu. Sebuah alasan, yang kemudian diketahui umum, adalah, bahwa ia tidak mempercayai “uang” yang menjadi hadiahnya.
Sebab, menurut Tolstoy, dalam setiap ketip uang, selalu ada hal buruk.
Tolstoy terlahir dari keluarga ningrat Rusia. Ia memiliki gelar Pangeran, dengan nama lengkap Lev Nikolayevich Tolstoy.
Tolstoy lahir pada tahun 1828, dan meninggal dunia pada tahun 1910.
Dengan menolak penghargaan Nobel Prize, ia membuktikan bahwa uang dan kemasyhuran adalah bukanlah bagian dari manusia, tetapi adalah ciptaan manusia. Sehingga, sebagai outter, maka uang harus dikendalikan oleh manusia.
Tolstoy, hingga hari ini, adalah tokoh kontroversial di dunia sastra. Meskipun, selanjutnya, pribadinya telah menginspirasi sekian banyak orang yang telah mengubah dunia untuk lebih baik lagi.
Nama-nama seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan Virginia Wolf adalah orang-orang yang mengaku terinspirasi dari pemikiran Tolstoy.

“Petani Rusia” karya Sergei Arsenievich Vinogradov. (credits: Public Domains)
Tolstoy telah menerbitkan sekian banyak karya. Karya, sebab, yang ia hasilkan, hingga hari ini masih tetap dibaca dan dipahami oleh dunia. Hingga hari ini, karya-karyanya selalu di re-interpretasi-kan sesuai dengan masa kini.
Novel-novelnya berbentuk fiksi realistik. Ia menggambaran realita kehidupan di Rusia, dengan kelas-kelas sosial yang diciptakan oleh kebijakan politik dan ekonomi.
Novel-novelnya, antara lain, adalah; War and Peace, Anna Karenina, A Confession, The Kingdom of God Is Within You, dan Resurrection.
Dapat saja dikatakan, bahwa “War and Peace” dan “Anna Karenina” adalah masterpieces dari seluruh karya-karyanya.
Dikarenakan gelar pangerannya, Tolstoy adalah bagian dari kelas “Land Lord”, Namun, ia dikenal luas oleh para petani di Rusia, karena pergaulannya.
Bahkan, ketika ia dimakamkan di usia 82 tahun, ribuan petani, buruh tani, pengemis dan gelandang melepas kepergiannya, Meratapi kepergian sosok pertapa pengelana, yang selalu berteman dengan mereka.
Sama seperti orang Rusia pada umumnya, Tolstoy adalah penganut Kristen Ortodoks. Pada pemahamannya, ajaran Kristen mengagungkan pola anti kekerasan dalam meresolusi setiap konflik yang terjadi.
Meskipun, kenyataannya, Tolstoy pernah bertugas di resimen artileri, dengan pangkat letnan dua selama Perang Krimea.
Tolstoy percaya bahwa dengan menjadi seorang Kristen, maka ia adalah seorang pasifis. Akibat dari pemahaman itu, dan melihat realita Rusia kala itu yang selalu menggunakan kekuatan perang, Tolstoy menjadi pribadi yang terisolasi.
Ia, bahkan, sempat menderita depresi akut. Sebab pemahamannya tentang dunia yang damai kontras jika dibandingkan dengan realita.
Selain itu, Tolstoy juga mengkritik pelaksanaan dari gereja. Yang, pada hari ini, menjadi lumrah dikritik oleh banyak orang, terutama terkait hubungan gereja dengan uang (donasi) dan pengelolaannya.
Dengan latar belakang kaum priyayi yang kaya raya, adalah konflik pribadi tersendiri bagi Tolstoy. Ia meyakini, bahwa ia tidak berhak mendapatkan harta warisan dari keluarganya.
Konflik pribadi ini, yang kemudian membuat ia mendermakan begitu uangnya kepada pengemis dan gelandangan. Ia seringkalli mengajak pengemis dan gelandangan berkumpul di lahan pertaniannya. Memberi mereka makanan, dan seterusnya.
Tentu saja, sikap yang dipilihnya membuat ia berkonflik dengan keluarganya.
Sikap-sikap itu, yang kemudian menjadikan Tolstoy sebagai sosok kontroversi.
Tetapi, dengan mengecilkan diri diantara orang-orang kecil, Tolstoy terlihat lebih besar dari siapapun, dan tetap dikenang sampai kapanpun.*
(Dirangkum dari berbagai sumber)

