“Tanuh Ngapok” : Pulau Baru Di Danau Kerinci
Lingkungan & Krisis Iklim
January 25, 2024
Astro Dirjo/Kerinci
Satu sisi dari Danau Kerinci. (photo credits : Jon Afrizal/amira.co.id)
PASCA banjir yang melanda Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh beberapa waktu lalu, muncullah sebuah “pulau baru” dengan luas sekitar 1,5 hektare di Danau Kerinci. Pulau baru ini adalah tanah yang hanyut terbawa banjir, dan menjadi sejenis daratan di tengah danau.
Penduduk Kerinci menyebutnya “Tanuh Ngapok”. Dengan arti yang kira-kira adalah tanah rawa yang sifatnya mengambang.
Tanah rawa ini, tidak mengakar kuat ke dasar danau. Sehingga akan tetap terbawa arus air danau.
Menurut warga di sekitar Danau Kerinci, tanah yang menjadi pulau baru ini telah ada sejak lima tahun lalu. Tanah ini, terlihat hanyut pada banjir tahun 2018 lalu, dan menepi di sekitar Desa Ujung Pasir, Kecamatan Tanco Kabupaten Kerinci. Selanjutnya hanyut ke Desa Keluru, Kecamatan Keliling Danau.
“Kini, tanah itu berada di antara Desa Selaman dan Pulau Tengah,” kata Birul, seorang warga Kabupaten Kerinci.
Sejauh ini, belum terdapat penjelasan yang akurat dan sesuai keilmuan mengenai “Tanuh Ngapok” ini. Tetapi, menurut penuturan warga, tanah yang menjadi pulau baru ini adalah lumpur sisa-sisa banjir yang kemudian mengumpul dan menjadi berbentuk daratan.
Meskipun terlihat seperti pulau, tapi sangat tidak layak untuk ditinggali. Sebab sifatnya labil, dan tidak mendasar hingga ke dasar danau.
“Tanah ini sangat lembut dan mengapung di atas air danau,” kata Kapolsek Danau Kerinci AKP Edi Mardi Siswoyo, mengingatkan.
Sehingga sangat rawan amblas, dan berbahaya bagi mereka yang berada di atasnya.
Danau Kerinci, adalah objek wisata yang berada di kaki Gunung Rayo, Kabupaten Kerinci. Danau vulkanik ini memiliki luasan sekitar 4.200 hektare dengan kedalaman sekitar 110 meter.
Menurut cerita rakyat, danau gedang (: besar) ini dulunya dihuni oleh seekor naga bernama Calungga. Calungga adalah manusia yang berubah menjadi ular naga.
Calungga memiliki seorang adik bernama Calutat.
Keduanya tinggal di pinggir danau. Tapi, pada suatu hari, Calungga memakan sebuah sebuah telur yang ia dapat dari hutan. Dan membuatnya berubah wujud menjadi ular naga.
Calungga lalu pergi ke tengah danau. Dengan tujuan agar ia tidak menyakiti adiknya sendiri.
Selain itu, Danau Kerinci juga terkenal dengan ikan Semah. Ikan yang bahkan sisiknya dapat dimakan ini, biasa disebut dengan ikan hidangan para raja. Relief ikan Semah dapat ditemui di Candi Borobudur.
Kerinci adalah kabupaten terjauh dari Kota Jambi. Dengan jarak sekitar 500 kilometer dari Kota Jambi, dan waktu tempuh sekitar delapan jam perjalanan darat. *