Singel Parent? Jaga Kesehatan Mental

Inovasi

February 9, 2025

Fatima Zahra

Ilustrasi single parent. (credits: pexels)

MENJADI single parent (orangtua tunggal) memang sulit. Terkadang, dapat mengganggu kesehatan mental. Stres, misalnya. Atau juga depresi, dan kecemasan.

Jika anda adalah single parent, anda mungkin pernah merasa telah mencapai batas komitmen dan tanggungjawab. Tuntutan harian seperti mengurus tugas, membersihkan, dan memasak tetap harus diurus, meskipun hanya ada satu orang yang mengerjakannya.

Menyeimbangkan tanggungjawab ini dan tanggungjawab lain seperti menjemput dan mengantar anak ke sekolah, kegiatan sepulang sekolah, dan pekerjaan bisa jadi tidak terkendali. Terkadang stres meningkat secara bertahap, dan anda tidak menyadarinya hingga semuanya terlambat.

Atau bisa juga stres terjadi tiba-tiba karena kejadian eksternal. Sehingga anda tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri atau bahkan memikirkan situasi itu. 

Mengutip Mental Health America (MCA), cobalah untuk mengenali tanda-tanda awal bahwa anda merasa kewalahan; merasa kesal, mudah tersinggung, atau cepat kehilangan ketenangan biasanya merupakan indikator yang baik. Meskipun terasa mustahil, membiarkan diri anda sendiri untuk bersantai akan membuat Anda lebih mampu mengelola stres dan tingkat energi Anda.

Jangan takut untuk meminta bantuan. Bersandarlah pada teman dan kelaurga lainnya dalam kehidupan anda dan anak-anak. Jika telah melampaui batas, berkonsultasilah dengan professional, seperti psikolog dan psikiater.

Usahakan untuk meluangkan waktu satu jam seminggu untuk memanjakan diri di kedai kopi favorit anda, membaca buku tanpa gangguan, berlama-lama mandi, atau bahkan tidur siang. 

Kemungkinan terbesar bagi seorang single parent, adalah, memiliki pendapatan dan anggaran rumah tangga yang lebih kecil daripada keluarga dengan dua orangtua. Sehingga, tanggungjawab atas keputusan keuangan sepenuhnya ada pada anda, yang dapat menjadi beban mental yang berat.

Mengasuh anak butuh biaya mahal, dan bagi orangtua tunggal yang sering kali menjadi pencari nafkah utama sekaligus pengasuh dalam rumah tangga, hal itu menjadi suatu keharusan. Mengelola keuangan Anda mungkin tampak mustahil, tetapi mengambil langkah-langkah untuk memahami dan mengatur keuangan, dapat mengurangi stres yang anda alami. 

Ilustrasi single parent. (credits: pexels)

Prioritaskan literasi keuangan. Sebab akan sulit untuk membuat kemajuan nyata dengan utang, penganggaran, atau menabung sampai anda memahami dasar-dasarnya.

Anda dapat menemukan sumber daya pendidikan tentang strategi keuangan, kiat, dan praktik terbaik melalui beberapa situs di internet.

Termasuk alat interaktif seperti kuis dan lembar kerja. Cari program bantuan melalui tempat ibadah, pusat komunitas, sekolah, atau pemerintah.

Harus diakui, orangtua tunggal, harus bergantung pada dukungan masyarakat.

Anda juga dapat melibatkan anak-anak anda dengan meminta mereka menggunting kupon, mencari kebutuhan pokok mingguan dalam iklan, dan tantang mereka untuk memikirkan cara-cara untuk menggunakan kembali bahan-bahan lama.

Tidak ada salahnya meminta bantuan. Melakukan semuanya sendiri tidak sepadan dengan tingkat stres yang dapat ditimbulkannya, dan semakin sedikit stres yang anda alami, semakin baik anda menjadi orangtua bagi anak-anak anda.

Menjadi orangtua tunggal seringkali berarti mengutamakan keinginan dan kebutuhan anak-anak di atas keinginan dan kebutuhan anda sendiri. Meskipun mengasuh anak dengan baik memang melibatkan pengorbanan.

Tetapi, itu tidak berarti mengabaikan diri sendiri atau melakukan semuanya seorang sendiri.

Menemukan waktu untuk diri sendiri bukanlah hanya keinginan. Tetapi kebutuhan yang penting.

Ilustrasi single parent. (credits: pexels)

Mungkin terasa mustahil untuk meluangkan waktu ini diantara semua tanggungjawab yang lain. Tetapi anda adalah satu-satunya orang yang dapat memastikan kebutuhan anda sendiri terpenuhi.   

Jika bisa, hubungi keluarga dan teman terlebih dahulu, untuk menitipkan anak-anak pada seseorang yang anda percaya selama beberapa jam di pagi hari di akhir pekan.

Jangan menolak bantuan jika ditawarkan, baik itu menjaga anak-anak, atau untuk menjalankan tugas dan mencoret beberapa hal dari daftar tugas anda. Jika anda tidak memiliki sistem pendukung alami seperti ini, cari tahu ke tempat ibadah setempat atau pusat komunitas atau koneksi ke penitipan anak berbiaya rendah.

Bagian dari apa yang menyita begitu banyak waktu sebagai orangtua tunggal adalah mengelola semua tugas rumah tangga. Delegasikan tugas yang sesuai dengan usia kepada anak-anak, untuk meringankan beban anda.

Sebagai single parent, perasaan kesepian adalah umum terjadi. Sering kali, kesepian bukan berarti kesendirian secara fisik saja. Tetapi lebih kepada pengambilan keputusan sendiri, dan itu dapat melelahkan secara mental.

Sebagai satu-satunya orang dewasa utama dalam kehidupan anak-anak anda, anda mungkin merasa tidak memiliki seorang pun yang mendukung, bertukar pikiran, atau menghadapi tantangan. Sehingga, bergantunglah pada koneksi lain yang anda miliki, anda mungkin juga merasa terisolasi dari orang dewasa lain dan berharap memiliki orang lain untuk berbagi pengalaman mengasuh anak.

 

Hanya karena anda tidak memiliki pasangan, bukan berarti anda tidak memiliki orang yang dapat anda hubungi dan minta bantuan, saran, atau validasi. Sehingga, jika anda merasa tidak memiliki siapa pun untuk dimintai bantuan, maka mulailah membangun jaringan anda.

Menemukan rasa “memiliki” sebagai orangtua tunggal sangatlah sulit. Adalah hal yang umum untuk merasa terjebak di tengah-tengah ironi: sebagai orangtua yang sudah menikah dan orang dewasa lajang tanpa anak.

Sehingga, terhubung dengan orang lain yang “memahaminya” dapat membantu anda merasa tidak sendirian.*

avatar

Redaksi