Hanya “Miaw” Yang Mengerti

Lifestyle

October 15, 2023

Saraswati Kumaladewi

Cleopatra dan kucing Abyssinian. (:pilkrepo)

TIVALI adalah nama kucing kesayangan Cleopatra, penguasa Mesir pada tahun 50 hingga 10 sebelum masehi (SM). Kucing dari ras abyssinian ini, yang mengetahui hubungan cinta segitiga antara Cleopatra – Julius Caesar – Mark Anthony. Seperti terungkap pada lirik lagu Cleopatra’s Cat dari Spin Doctors.

Bangsa Mesir kuno sangat menghormati kucing, terutama ras Abyssinian  ini. Rakyat Mesir kuno memuja dua orang dewi, yakni Mafdet  dan Bastet.

Mafdet  lebih menyerupai cheetah, yang dipuja sebagai tempat berlindung dari binatang berbisa. Sedangkan Bastet, berbentuk setengah kucing dan manusia, adalah sebagai kekuatan melawan kejahatan, dan juga identik dengan kesuburan wanita.

Kucing ras abyssinian yang dipelihara Cleopatra adalah kucing yang memiliki bulu-bulu yang pendek dan berwarna cokelat. Kucing ras ini merupakan gabungan dari kepribadian yang cerdas, pendiam dan suka menjadi perhatian pemiliknya.

Sebagai hewan peliharaan (pet) di rumah, kucing, mengutip hellosehat.com, memiliki beberapa manfaat bagi pemiliknya. Manfaat yang utama adalah membuat pemiliknya lebih aktif dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.

Ia harus memberi makan hewan peliharannya tepat pada waktunya, dan mengajaknya bermain dan bercanda, untuk menghibur kucing peliharannya, dan juga dirinya sendiri.

Walau terkadang cukup menyebalkan membersihkan kotoran si miaw yang tidak pada tempatnya. Dan juga selalu awas jika hewan berbulu itu mengasah kukunya  di tempat-tempat yang menjadi tempat duduk favorit tuannya.

Tetapi itu seni memelihara hewan. Sabar dan perhatian. 

Dengan cara itu, tanpa disadari, pemilik kucing akan merasakan suasana yang rileks ketika berada di rumah. Karena, bukankah seharusnya rumah berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat?

Sehingga, tingkat kecemasan terhadap pekerjaan, kehidupan dan target-targetnya dapat dikurangi. Wow.

Sebab pemilik selalu melakukan kontak fisik dengan hewan peliharaannya. Kontak fisik itu, secara psikologis, menciptakan sebuah hubungan emosional. Katakanlah, mendekati atau sama dengan interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan orang lain.

Hubungan emosional ini dapat mengurangi tekanan, kecemasan, dan emosi negatif yang sering muncul seiring waktu. Selain juga suara kucing, terutama dengkurannya, baik untuk menenangkan sistem saraf. Pengeculian, ehm, suara dua ekor kucing yang sedang berkelahi, tentunya.

Tidak hanya itu saja, keakraban dengan hewan piaraan adalah dukungan emosional tersendiri bagi pemiliknya. Membuat sebuah “benteng” yang aman bagi pemiliknya dan memberikan kenyamanan.

Selain itu, kedekatan dengan hewan peliharaan, dapat menularkan rasa sayang kepada pasangan. Kebiasan untuk selalu peduli dengan hewan peliharaan juga berpengaruh pada perilaku seseorang terhadap pasangannya.

Menunjukan rasa pengertian dan berusaha memahami orang lain, lebih dari waktu-waktu sebelumnya. Sehingga hubungan dengan pasangan menjadi lebih harmonis.

Kenyataannya, memelihara kucing dapat meningkatkan aktifitas saraf parasimpatetik. Sehingga tubuh lebih tenang dan detak jantung tidak berdegup kencang. Jadi, bermanfaat untuk mengurangi resiko penyakit jantung.

Satu yang sedang dan masih diteliti, adalah, memelihara kucing di rumah mampu mengurangi risiko asma, eksim, atau rinitis alergi pada bayi. Ini berdasarkan pada teori, “paparan bulu kucing sejak dapat melatih kekebalan tubuh bayi”. 

Sehingga ketika beranjak dewasa, resiko alergi dapat berkurang. Tapi, para peneliti hingga kini masih terus meneliti keakuratannya.

Gimana? Berminat ikut jadi barisan Cat Lovers?*

avatar

Redaksi