Mie Instant, Selera Semua
Lifestyle
August 11, 2023
Zulfa Amira Zaed
(photo credits : Ganis Prahasti)
“I don’t have plans and schemes
And I don’t have hopes and dreams
I, I, I don’t have anything
Since I don’t have you”
PENGGALAN lirik lagu Since I Don’t Have You ini pertama kali dinyanyikan grup band The Skyliners pada tahun 1959. Tetapi, kini, banyak orang terbiasa mendengarkan versi dari Guns N Roses yang diambil dari album The Spaghetti Incident? yang dirilis tahun 1993.
Judul album ini seperti menjelaskan, bahwa ke-13 lagu yang mereka bawakan adalah cover version. Meskipun, tidak dapat dipungkiri, bahwa mereka telah mempopulerkan lagu-lagu ini ketimbang penyanyi aslinya, yang berkarir di era lampau.
Sama seperti spaghetti, yang biasa disebut mie dari Itali. Meskipun sebenarnya telah ada di dalam budaya bangsa Barbardos di lembah Sungai Nil di Afrika timur, dan telah disebutkan di dalam Talmud pada abad ke-5.
Setelah bangsa Sisilia menaklukan Barbardos, pasta ini kemudian di bawa ke benua Eropa, dan diadopsi menjadi masakan tradisional Sisilia.
Begitu juga yang terjadi dengan mie instant. Makanan yang terbuat dari tepung gandum yang telah setengah diolah itu, dianggap sebagai makanan seluruh orang di Nusantara, bahkan hingga ke luar negeri sekali pun. Selera Nusantara, begitu kira-kira.
Meskipun, kadang kita melupakan bahwa kepraktisan dari mie cepat saji ini yang menjadi pilihan banyak orang untuk mengkonsumsinya, baik itu untuk sarapan pagi, ataupun sebagai pengganjal perut sebelum waktu-waktu makan.
Mie pertama kali dibuat di China. Seperti bukti dari sebuah catatan di abad ke-2 masehi pada masa Dinasti Han.
Mie berbahan dasar tepung terigu atau tepung gandum yang diolah secara tradisional. Caranya dengan ditarik-tarik hingga membentuk tekstur kenyal, panjang, dan elastis.
Lalu, mie disajikan dalam bentuk tipis-tipis dan dimasak dengan berbagai bumbu dan diberi toping. Kadang mie juga dikonsumsi dalam keadaan dingin.
Pada abad ke-8, menurut World Instant Noodles Association, mie telah meluas ke Jepang. Selanjutnya pada abad ke-10 mulai masuk ke Afghanistan, Iran, dan belahan dunia lainnya.
Sama seperti judul album The Spaghetti Incident?, secara eksidentil mie juga menyebar ke benua Eropa. Lalu terjadi pembauran antara kedua bentuk budaya mie: Barbardos dan China.
Perubahan bentuk pun terjadi, yakni berbentuk pasta. Sehingga, jadilah mie dari Itali, atau yang dikenal dengan spagetthi.
Spaghetti berasal dari kata spago dalam bahasa Itali, yang berarti benang atau tali tipis. Catatan Muhammad al-Idrisi dalam Tabula Rogeriana menyebutkan pasta ini pertama kali dibuat pada abad ke-12.
Yang juga berbeda, adalah dalam hal bentuk saja. Jika mie memiliki kecenderungan berbentuk keriting dengan panjang kurang dari 8 centimeter, sementara spagetthi lurus dengan panjang kira-kira 10 centimeter atau lebih.
Selanjutnya, mie pun telah menjadi budaya, dan menyebar ke Asia Tenggara antara abad ke-15 hingga awal abad ke-19.
Bahkan khusus benua Asia, tidak hanya varian berwarna kuning saja. Tapi juga dikenal dalam bentuk yang lebih pipih dan berwarna putih.
Mengutip brilionet.com, mie instant awalnya dibuat sebagai makanan untuk mengatasi krisis pangan di Jepang setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2. Mie instant pertama kali muncul pada tahun 1958.
Awalnya, mie dibuat oleh seorang pengusaha bernama Momofuku Ando. Ia membuat mie yang dapat tahan lama dengan cita rasa enak agar diterima berbagai kalangan yang diberi nama Chicken Ramen.
Mie instant ini kemudian didistribusikan ke seluruh wilayah di Jepang. Dimasak dengan cara mudah; cukup diseduh dengan menggunakan air panas. Mie memiliki rasa yang enak dan mengenyangkan.
Sehingga mie instant berkembang menjadi makanan yang popular dan digemari di Jepang.
Di Indonesia sendiri, mie instant pertama kali muncul pada tahun 1968. Pertama kali diperkenalkan dengan nama Supermi.
Dalam sebungkus mie instan mengandung tepung terigu, gula, natrium, minyak sawit, TBHQ, dan BHA. TBHQ (tertiary butylhydroquinone) dan BHA (butylated hydroxyanisole) berfungsi sebagai pengawet makanan.
Sisi praktis dan murah, membuat mie instant menjadi pilihan yang mudah dikonsumsi siapa saja dan kapan saja. Tapi dengan alasan kesehatan, ada baiknya membatasi cara mengkonsumsinya. Sebab segala hal yang berlebihan tentu saja kurang baik.*