Bahaya Kabut Asap Jika Terhisap
Lingkungan & Krisis Iklim
October 3, 2023
Zulfa Amira Zaed/Kota Jambi
Karhutla, Kabut asap dan fenomena red skies yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Jambi pada September 2019. (photo credits : Jon Afrizal/amira.co.id)
SEMAKIN parah kabut asap, akan semakin banyak penyakit diderita, terutama bagi kelompok rentan; anak-anak dan lansia.
Seminggu terakhir Kota Jambi diselimuti asap pekat akibat karhutla. Saking pekatnya bahkan aromanya tercium sangit setiap keluar rumah.
Hingga Senin (02/10) jumlah titik panas di Provinsi Jambi sepanjang tahun 2023 mencapai 1.819 titik. Tak ayal, kabut asap dirasakan di seluruh Provinsi Jambi.
Dampak kabut asap bagi kesehatan juga mengintai siapa saja.
Dalam kabut asap, terdapat partikel debu dan kotoran, serta senyawa kimia berbahaya akibat pembakaran.
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), ada lima kandungan berbahaya dalam asap kebakaran hutan, yakni Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozon Permukaan (O3).
Menurut laman resmi alodokter, kabut asap dapat menimbulkan iritasi dan peradangan kulit, iritasi mata dan tenggorokan, menyebabkan batuk, meningkatkan risiko terjadinya gangguan paru-paru dan jantung, hingga kanker paru-paru.
Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat setidaknya 10.787 jiwa mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) selama dua bulan terakhir.
“Mayoritas penderita ISPA adalah anak usia di bawah 1 tahun,” kata dr. Rini Kartika, Kepal Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Sehingga mencegah adalah lebih penting dari pada mengobati.
Begitu juga karhutla yang menyebabkan asap pekat yang membahayakan kesehatan. Harus ada pencegahan secara preventif sebelum kabut asap menggila*