Dari Keraton Surakarta Menuju Imogiri
Resonansi
November 6, 2025
Ken Maesa Pamenang*

Pintu Gerbang Makam Imogiri. (credits: Kraton Jogja)
KRATON Kasunanan Surakarta menggelar prosesi pemakaman Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Rabu 5 November 2025. Pakubuwono XIII gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KPGH) Hangabehi meninggal dunia pada tanggal 2 November 2025, dalam usia 77 tahun.
Serangkaian upacara adat akan mengantarkan mendiang raja menuju peristirahatan terakhirnya di kompleks Makam Raja-Raja Mataram Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Adapun rangkaian upacara adat akan dimulai pukul 08.00 WIB di Ndalem Kraton Surakarta, sebelum nantinya jenazah diberangkatkan menuju Imogiri.
Prosesi di Dalam Keraton
Prosesi pemakaman ini bukan sekadar seremoni, melainkan ritual yang sarat dengan simbol dan filosofi kehidupan manusia. Publilk dipersilakan memberi penghormatan terakhir.
Tahapan pertama prosesi dimulai dengan tradisi brobosan. Dalam budaya Jawa, brobosan memiliki makna penghormatan terakhir dari keluarga dan kerabat sebelum jenazah dibawa ke pemakaman.
Setelah brobosan, selanjutnya peti jenazah PB XIII akan diusung menuju Bangsal Magangan untuk dipindahkan ke kereta jenazah.
Kereta ini ditarik delapan ekor kuda, diiringi barisan prajurit keraton dan tiga kereta yang membawa perlengkapan upacara, termasuk udik-udik, atau uang receh dan bunga yang akan disebar sepanjang perjalanan.
Kerabat Keraton, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan iring-iringan bergerak dari Bangsal Magangan menuju Alun-Alun Kidul, Perempatan Gading, Gemblegan dan Nonongan, hingga masuk ke Jalan Slamet Riyadi.
Dari Jalan Slamet Riyadi iring-iringan menuju Loji Gandrung. Di rumah dinas Wali Kota Surakarta inilah peti jenazah dipindahkan ke mobil jenazah yang akan membawanya ke Imogiri.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi. (credits: Wiki Commons)
“Dari Sitinggil Selatan akan ada gamelan upacara yang dibunyikan, mengiringi iring-iringan ketera jenazah keluar dari keratin,” ujar Eddy.
Makna Filosofis Rute Pemakaman
Eddy mengungkapkan bahwa tata ruang Keraton Kasunanan Surakarta memiliki makna filosofis yang mencerminkan perjalanan hidup manusia.
“Alun-Alun Selatan menggambarkan alam awang-uwung, yaitu dunia setelah kematian. Karena itu, rute pemakaman menuju ke selatan menjadi simbol perjalanan jiwa manusia kembali kepada Sang Pencipta,” jelasnya.
Menurutnya, setiap bangunan di kompleks keraton memiliki nilai simbolik, bukan sekadar bangunan fisik.
“Seperti pesan PB X, keraton adalah tempat belajar tentang kehidupan, dari lahir hingga meninggal,” tambahnya.
Pengamanan dan Imbauan untuk Masyarakat
Pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan telah menyiapkan rekayasa lalu lintas di sepanjang jalur prosesi. Beberapa ruas jalan utama di Solo dan Yogyakarta akan diberlakukan sistem buka-tutup situasional.
Polresta Solo menurunkan 469 personel untuk mengamankan prosesi. Sementara petugas gabungan dari Polda DIY, Polresta Sleman, dan Polres Bantul juga disiagakan di titik-titik strategis.
Masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada PB XIII diimbau agar tidak berdesak-desakan dan selalu mengikuti arahan petugas.

Kraton Kasunanan Surakarta menggelar prosesi pemakaman Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Rabu 5 November 2025. (credits: ANTARA)
Rute Menuju Imogiri
Perjalanan dari Solo ke Yogyakarta diperkirakan memakan waktu sekitar satu jam atau lebih. Informasi dari Polda DIY memperkirakan jenazah PB XIII tiba di wilayah Yogyakarta sekitar pukul 09.30 WIB.
Setiba di Jogja, rute dimulai dari Jalan Solo, Ring Road Selatan, melewati Perempatan Gondowulung dan Simpang Karangturi, hingga Jalan Imogiri Timur, sebelum akhirnya tiba di kompleks Makam Raja-Raja Imogiri.
“Kami sudah menyiapkan pengamanan di seluruh jalur yang dilalui rombongan pembawa jenazah hingga ke lokasi pemakaman,” ujar Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan, mengutip Antara.
Warisan Terakhir Sang Raja
Pemakaman PB XIII menjadi momen penting bagi masyarakat Surakarta dan Yogyakarta. Prosesi ini juga mengingatkan kembali pada nilai-nilai budaya Jawa yang luhur.
Dengan segala tata upacara dan makna filosofisnya, perjalanan jenazah PB XIII dari Keraton Surakarta ke Imogiri bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga simbol perjalanan spiritual menuju keabadian.
Prosesi pemakaman Paku Buwono XIII diperkirakan akan menarik perhatian besar masyarakat Solo dan sekitarnya. Sejak kabar wafatnya sang raja, ribuan warga datang silih berganti memberikan penghormatan terakhir.*
*artikel ini di-republished dari portal berita titiktemu.co
