Bajak Laut; Romantisme Penguasa Samudera
Ekonomi & Bisnis
March 20, 2024
Zachary Jonah

bendera kapal bajak laut abad ke-17. (credits : gettyimage)
“Bajak laut adalah sosok yang sulit dipahami. Mereka muncul tiba-tiba. Mereka menyerang, menjarah, dan menghilang seketika. Dan tanpa diketahui siapa mereka, secara pribadi.”
KALIMAT awal di bab pembuka Under The Black Flag yang ditulis David Cordingly, membawa kita mengarungi sastra klasik Treasure Island and Peter Pan, atau mungkin juga film kolosal Pirates of Carribean.
Senyatanya, bajak laut memang ada, dan pernah mengalami masa kejayaanya. Yakni pada tahun 1700 hingga 1725. Pada bukunya, David Cordingly menunjukan bukti-bukti yang ditemukannya.
Kehidupan bajak laut yang terisolasi dari masyarakat umum. Dan tidak jarang publik pun enggan untuk membahasnya.
Bajak laut tidak hanya membatasi diri dengan satu wilayah kerajaan atau negara saja. Tapi melebur menjadi satu dengan lautan luas, sejak dari pantai barat Afrika hingga ke Samudera Hindia.
Pada masa kejayaannya, ribuan orang meninggalkan pekerjaan mereka dan beralih menjadi bajak laut. Tiga nama bajak laut yang melegenda adalah Blackbeard, “Calico Jack” Rackham dan “Black Bart” Roberts.
Bajak laut adalah profesi yang berat untuk dijalani. Sehingga, masa produktif selama 25 tahun, tampaknya adalah sebuah kelayakan, sebelum berhenti untuk pension. Seperti Blackbeard atau Bartholomew Roberts, yang berkarier dari tahun 1719 hingga 1722, misalnya.
Dan, terdapat aturan yang ketat yang harus dijalankan oleh setiap kru kapal bajak laut. Termasuk sanksi dan hukuman karena berbohong, mencuri, atau berkelahi di atas kapal. Jika kru tidak menjalankan aturan dengan baik, maka pemimpin kapal berhak untuk menghukumnya dengan sangat berat.
Bajak laut yang melakukan pelanggaran dapat saja ditenggelamkan, dilemparkan ke sebuah pulau, dicambuk, atau bahkan diangkut lunas.
Hukuman terakhir ini adalah hukuman yang mengerikan. Dimana seorang bajak laut diikat dengan tali dan kemudian dilempar ke laut : ia kemudian diseret ke satu sisi kapal, di bagian lunas di bawah kapal, dan selanjutnya dilemparkan ke sisi yang lain. Bagian bawah kapal biasanya ditutupi dengan teritip, yang sering mengakibatkan cedera yang sangat serius dalam situasi ini.
Sebuah kapal bajak laut, umumnya, diisi orang-orang yang digolongkan sebagai : pencuri, pembunuh, dan bajingan. Tetapi, kapal mereka harus dikendalikan oleh kapten dan perwira yang cerdas.
Kapten memutuskan waktu dan tujuan. Ia adalah orang yang memberi perintah mutlak selama perang terjadi.
Sementara itu, perwira yang akan mengatur para kru, dan melakukan pembagian kerja. Tentunya agar kapal tetap berjalan dengan baik.
Beberapa petugas yang lain, adalah; quartermaster mengawasi operasi kapal dan membagi jarahan, juru perahu, tukang kayu, cooper, penembak, dan navigator.
Orang-orang ini harus melaksanakan tugas mereka secara efisien dan mengawasi orang-orang yang berada di bawah perintah mereka.
Dalam sejarah bajak laut, juga ditemukan emansipasi dan kesetaraan. Nama-nama seperti Anne Bonny dan Mary Read adalah dua bajak laut wanita yang dikenal secara luas.
Keduanya berpakaian seperti laki-laki dan bertarung sama baiknya dengan laki-laki.
Bajak laut bukanlah orang-orang yang putus asa, yang tidak dapat menemukan pekerjaan yang layak. Tetapi, mereka memang menginginkan profesi yang berhubungan dengan laut.
Sudah menjadi rahasia umum pada waktu itu, dimana jika bekerja di kapal pedagang dan militer, maka akan dibayar murah, gaji mereka ditipu secara rutin, dipukuli dengan provokasi sekecil apa pun, dan sering kali dipaksa untuk mengabdi. Persoalan ini yang membuat mereka memilih untuk bergabung dengan kelompok bajak laut.
Berdasarkan buku yang ditulis David Cordingly ini, banyak yang rela memilih kehidupan yang lebih manusiawi dan demokratis dengan berada di atas kapal bajak laut. Sehingga, tidak seperti kesimpulan umum, maka tidak semua bajak laut adalah penjahat yang tidak berpendidikan.
Banyak dari mereka juga berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Seperti, William Kidd yang adalah seorang pelaut yang berbakat dan berasal dari golongan behave.
Ia berangkat pada tahun 1696 dengan misi : berburu bajak laut. Tetapi, beberapa waktu kemudian, ia malah bergabung ke dalam kelompok bajak laut.
Nama lainnya, Major Stede Bonnet. Sebelumnya, ia adalah pemilik perkebunan di Barbados. Setelah itu ia melengkapi kapal dan menjadi bajak laut pada tahun 1717.
Selama masa perang, banyak negara mengeluarkan Letters of Marque and Reprisal. Surat keterangan ini memungkinkan kapal untuk menyerang pelabuhan dan kapal musuh.
Biasanya, kapal-kapal ini menyimpan barang rampasan atau membaginya dengan negara pemerintah yang mengeluarkan surat keterangan itu.
Kelompok ini disebut privateers. Yang paling terkenal adalah Sir Francis Drake dan Captain Henry Morgan.
Orang-orang Inggris ini tidak pernah menyerang kapal, pelabuhan, atau pedagang Inggris dan dianggap sebagai pahlawan besar oleh rakyat jelata Inggris.
Tetapi, bagi pedagang dan pemerintah Spanyol, jelas menganggap mereka adalah bajak laut.*
