Kabut Asap Dan Karhutla Belum Teratasi
Lingkungan & Krisis Iklim
September 19, 2023
Farokh Idris/Kota Jambi
Kondisi kabut asap di Kabupaten Batanghari, Kamis (14/9). (photo credits : Farokh Idis/amira.co.id)
“SEMUA orang sudah mengerti bahaya asap rokok bagi kesehatan. Tapi, bagaimana dengan bahaya kabut asap?” kata Asrul, warga Kota Jambi.
Pertanyaan yang seharusnya dijelaskan oleh otoritas pemerintah setempat. Sebab, warga telah merasakan kabut asap setiap tahun di sepanjang 33 tahun ini.
Warga butuh penjelasan-penjelasan yang masuk akal terkait kesehatan mereka yang biayanya dibebankan kepada mereka. Dan sejauh ini, memang belum ada penjelasan yang detail yang diterima oleh warga terkait bahaya kabut asap bagi kesehatan oleh otoritas pemerintah setempat.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa setiap musim kemarau selalu terjadi kabut asap?” kata Aminah, warga Kota Jambi lainnya.
Pertanyaan serupa, yang juga ditanyakan warga Kota Jambi. Mereka yang tidak mengerti mengapa kondisi ini terus terjadi setiap tahun, dan selalu berulang.
Kabut asap telah terjadi lebih dari satu pekan ini di banyak kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Hingga hari ini, Senin (18/9) belum juga dapat teratasi.
Pemerintah Provinsi Jambi, sejak 5 September lalu, telah meminta warga untuk mengurangi aktifitas di luar rumah. Jika terpaksa berada di luar rumah, sebaiknya menggunakan masker.
Terutama anak-anak sekolah, yang rentan terhadap bahaya kabut asap. Jika kabut asap semakin tebal, maka pimpinan daerah kabupaten/kota dapat mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk meliburkan sekolah.
Berdasarkan IQ US, kabut asap pada Senin (18/9) berada di angka 149PM2.5 (55.2µg/m³) dengan arti “Tidak sehat untuk kelompok tertentu”. Angka ini lebih besar 11 kali lipat dari kualitas udara harian yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Sementara menurut Sipongi KLHK, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga hari ini masih terjadi di Provinsi Jambi. Pada Senin (18/9), terdata sebanyak 22 titik panas. Kabuptaen Tebo memiliki titik terbanyak yakni 18 titik.
Sejauh ini, karhutla di tahun 2023 ini telah membakar seluas 153,92 hektare, dengan emisi terbuang sebesar 18.037 ton CO2e.
Sementara pada tahun 2018 lalu, karhutla telah membakar seluas 1.577,75 hektare, dengan emisi terbuang 1.038.931 CO2e.
Berdasarkan kondisi ini, adalah wajar jika banyak warga Kota Jambi bertanya, kapan mereka terbebas dari kabut asap. *