Lagi, Riau Ingin Merdeka?

Daulat

August 18, 2025

Junus Nuh/Pekanbaru

Suasana Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

“Berbahagialah untuk melaksanakan amanah konstitusi dan pesan jelas dari peradaban. Banggalah menjadi pewaris yang menjunjung akal budi untuk mencapai simpati ilahi. Adat sekampung tolong menolong, adat senegeri beri memberi adat sebangsa rasa merasa/ merawat tuah, menjaga marwah, tak Melayu hilang di bumi.” Malumat Daerah Istimewa Riau

TERBETIK kabar, muncul kembali Gerakan Riau Merdeka. Khabar ini datang dari mantan intelijen negara Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra. Ia mengatakan adanya informasi terkait rapat gelap membahas wacana gerakan Riau merdeka yang digelar sejumlah pendukung mantan Presiden Jokowi. 

“Isu ini muncul pasca pemberian abolisi kepada Tom Lembong,” katanya di chanel YouTube Forum Keadilan TV pada Kamis (7/8).

Rapat yang dibahas itu, katanya, telah menghasilkan keputusan tertutup. Menurutnya, yang disepakati dalam rapat ini satu hal, yang nantinya akan mencari waktu menyusun kekuatan masa terlebih dahulu.

“Mereka akan melakukan deklarasi,” lanjutnya.

Menurutnya, intelejen masih menyelidiki kapan deklarasi akan diadakan. Tetapi, katanya, keputusan rapat tertutup yang pertama: deklarasi.

Ia mengatakan sangat yakin dengan informasi ini. Sebab berasal dari anak panah (informan) terpercaya yang pernah menjadi jaringannya saat masih aktif bertugas di lapangan.

“Karena, Riau kan, pernah punya pengalaman separatis,” katanya.

Ia menganalisa, bahwa motif di balik gerakan ini bukanlah ideologi. Melainkan pragmatisme yang didanai untuk menciptakan instabilitas politik.

“Tujuannya adalah untuk mengganggu pemerintahan yang sedang berjalan,” katanya.

“Siram uang, jalan. Selalu begitu,” katanya.

Ucapan seorang intelejen, terlebih seorang perwira berpangkat Kolonel, tentu bukan asal bicara saja. Tetapi, memiliki landasan dan analisa yang kuat.

Menanggapi hal ini, Gubernur Riau, Abdul Wahid, angkat bicara. Abdul Wahid, mengutip Riau Online, dengan singkat dan tegas menyatakan bahwa informasi yang disebarkan Sri Radjasa tidak benar.

“Tidak ada, info hoaks,” katanya.

Suasana Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

Gerakan Riau Merdeka adalah gerakan kemerdekaan yang diprakarsai oleh Tabrani Rab. Gerakan ini dideklarasikan pada tanggal 15 Maret 1999.

Gerakan ini didirikan sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan Orde Baru yang dianggap sentralistik di Jawa dan hanya mengeksploitasi sumber daya alam di Riau.

Tabrani Rab, mengutip Yayasan Abdurrab, adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Tabrani Rab dilahirkan di Bagansiapiapi 30 September 1941, dan meninggal dunia di Pekanbaru pada 14 Agustus 2022.

Almarhum Tabrani Rab, biasa disapa dengan sebutan “Presiden Riau Merdeka”. Ini karena ia merasakan adanya ketidakadilan pemerintah pusat yang berat sebelah dalam membagi hasil sumber daya alam Riau, berupa minyak.

Sebab, pada satu sisi, kekayaan alam Riau dikelola oleh pemerintah pusat, namun pada sisi lainnya kemiskinan di Riau sangat memprihatinkan. Sehingga, ia berani mencetuskan agar pemerintah pusat memperhatikan masyarakat Riau.

Pemikiran almarhum Tabrani Rab, tertulis di dua buku. Yakni “Menuju Riau Berdaulat” dan “Tabrani Dalam Bingkai Riau Merdeka”.

Adapun isi “Deklarasi Riau Merdeka” pada 15 Maret 2006., mengutip DetikNews, adalah sebagai berikut;

“Sudah lebih setengah abad kami menggantungkan hidup pada republik ini. Selama itu pula minyak kami dijarah. Tak setitik pun menetes di tanah kami.

Sungai dan tanah kami tak lagi memberi hidup karena polusi. Sudah lebih seperempat abad tanah kami dijarah sebagai konspirasi pusat dan konglomerat.

Maka hari ini, kami putuskan untuk menentukan nasib kami sendiri. Kami telah mulai menukilkan sejarah kami dalam lembaran yang baru akan hak-hak kami, indentitas dan tradisi kami dengan jalan damai.”

“Isu Riau Merdeka ini bukan bagian dari aspirasi rakyat Riau. Mari alihkan pembicaraan ke hal-hal yang membangun, seperti tentang Dana Bagi Hasil (DBH) dan pembangunan kawasan ekonomi,” kata Ketua Umum Dewan Kesenian Kota Dumai, Agoes S. Alam mengutip Riau Tribune.

Sementara itu, Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) yang dibentuk Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar maklumat Daerah Istimewa Riau (DIR) di halaman Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau pada Selasa (20/5) lalu.

Adapun petikan dari “Maklumat Daerah Istimewa Riau” adalah;

“… untuk mencapai Indonesia emas 2045, Provinsi Riau siap menjadi daerah istimewa sebagaimana diatur dalam undang-undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga wilayah ini berhak disebut sebagai Daerah Istimewa Riau . Untuk itu, ucapan terima kasih setulus-tulusnya, patut disampaikan kepada pemerintah Indonesia yang telah memberi laluan untuk terwujudnya Daerah Istimewa Riau.”

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mendukung berjalannya maklumat Daerah Istimewa Riau.

“”Jika konstitusi memperbolehkan, kita sambut baik. Tentunya dengan cara, etika, dan adat melayu dalam berjuang. Berjuang dengan santun lewat bahasa yang santun untuk daerah istimewa,” katanya, mengutip Media Center Riau, Selasa (20/5).*

avatar

Redaksi