San Miguel de Allende Di Dataran Tinggi Mexico

Lifestyle

December 5, 2024

Jon Afrizal

Pemandangan Kota San Miguel de Allende, Mexcico (credits: Getty Images)

KOTA San Miguel de Allende, yang tersembunyi di dataran tinggi tengah Meksiko. Kota era kolonial Barok, dengan jalanan berbatu, arsitektur yang memukau, dan kuliner global.

Kota yang menarik bagi banyak wisatawan, dan juga penduduk pendatang baru.

Kota yang didirikan pada abad ke-16 ini, ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia UNESCO pada bulan Juli 2008. Dan dipuji sebagai “contoh awal pembangunan teritorial dan perkotaan yang rasional di Amerika”.

Tempat ini dipilih karena arsitektur dan tata letak kolonial Baroknya yang terpelihara dengan baik. Juga karena perannya dalam sejarah Perang Kemerdekaan Meksiko.

Kawasan yang telah ditetapkan mencakup 64 blok dari pusat bersejarah dan tempat perlindungan Atotonilco dengan nama “Villa Protectora de San Miguel el Grande y el Santuario de Jesus Nazareno de Atotonilco”.

Area ini mencakup sebagian kota San Miguel de Allende dan sebagian kota Atotonilco, yang berjarak sekitar 14 kilometer ke utara. 

Dengan zona inti seluas 43 hektare di pusat bersejarah San Miguel de Allende yang terpelihara dengan baik, yang dipenuhi dengan bangunan dari abad ke-17 dan ke-18. Sementara bagian lain, yakni Tempat Suci Atotonilco, memiliki zona inti seluas 0,75 hektare yang dikelilingi oleh zona penyangga seluas sekitar 4,5 hektare.

Beberapa waktu lalu, Kota San Miguel de Allende mendapat anugerah sebagai kota nomor 1 pada World Best Award 2024 versi Travel and Leisure .

San Miguel de Allende terletak di bagian paling timur Guanajuato, Meksiko. Sebagai bagian dari wilayah Bajío, kota ini terletak 274 kilometer dari Mexico City.

Nama kota ini berasal dari seorang biarawan abad ke-16, Juan de San Miguel, dan seorang martir Kemerdekaan Meksiko, Ignacio Allende.

San Miguel de Allende merupakan episentrum penting selama Perang Chichimeca (1540–1590), ketika Chichimeca menahan Kekaisaran Spanyol selama fase-fase awal penjajahan Eropa.

Kota ini sempat terancam menjadi Kota Mati pada awal abad ke 20. Karena pandemi influenza.

Selanjutnya, lembaga seni dan budaya Instituto Allende dan Escuela de Bellas Artes dan juga seniman David Alfaro Siqueiros menetap di kota ini, dan membuat kota ini menjadi terkenal ke seluruh penjuru.

Sebelum kedatangan Spanyol pada awal abad ke-16, San Miguel adalah desa adat Chichimeca yang disebut Itzcuinapan. Desa ini secara resmi didirikan kembali pada tahun 1555 oleh penerus Juan de San Miguel, Bernardo Cossin, dan pemimpin adat Fernando de Tapia.

Kemudian sebuah kapel kecil dibangun di dekat Itzcuinapan oleh Miguel Palanca. Miguel memutuskan untuk mendedikasikan kota Spanyol itu kepada Malaikat Tertinggi Michael

Desfile de los locos (Parade orang gila) dirayakan di San Miguel Allende, Meksiko, pada hari San Antonio de Padua, pada tanggal 15 Juni setiap tahun. (credits: nazapf)

Pada pertengahan abad ke-16, perak telah ditemukan di Guanajuato dan Zacatecas dan jalan utama antara daerah ini dan Kota Meksiko, melewati San Miguel. Dan telah menyebabkan San Miguel menjadi kawasan komersil dan wilayah militer dan komersial yang penting.

Tetapi, invasi Spanyol dan upaya untuk memperbudak wanita, pria dan anak-anak untuk bekerja di tambang perak telah menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat dengan penduduk asli Chichimeca.

Suku Chichimeca mempertahankan tanah leluhur mereka dari invasi tentara dan penjajah Spanyol. Pada tahun 1551, orang-orang Guamare, kelompok Chichimeca, menyerang pos-pos militer dan permukiman Spanyol.

Pertempuran terbuka, dan terjadinya Perang Chichimeca selama 40 tahun lamanya. Dimana Raja muda di Kota Meksiko memberikan tanah dan ternak kepada sejumlah orang Spanyol untuk memotivasi mereka untuk menetap di daerah itu.

Kedatangan orang asing pada tahun 1940-an, telah menyebabkan tinginya tingkat pertumbuhan. Pada tahun 2000, jumlah penduduk menjadi 110.692 jiwa. Namun, pada tahun 2005 justru menurun menjadi 139.297 jiwa.

Sedangkan kelompok-kelompok pribumi terbanyak di sana adalah suku Otomi (38 persen) dan suku Nahua (20 persen). Meskipun, juga, terdapat kelompok lainnya, seperti suku Mazahua, Huasteca, dan Purépecha.

Sementara agama Katolik dianut oleh 96 persen penduduk kota, dan selebihnya Protestan.

Travel and Leisure menilai kota ini berdasarkan kriteria; pemandangan (landmark), budaya, makanan, keramahan, belanja dan nilai.

Magnet utama kota tua ini adalah gereja paroki San Miguel de Allende yang berada di pusat kota. Namun, di banyak tempat, juga seringkali ditemui galeri seni, rumah-rumah halaman yang rimbun, dan toko cinderamata.

Selain itu, perkebunan anggur adalah hal yang lumrah ditemui di pinggiran kota. Dos Buhos, adalah satu penyulingan anggur yang dikelola keluarga, untuk anggur organik mereka.

Kebun anggur bermunculan di tanah subur di daerah ini karena anggur adalah bagian dari identitas modern San Miguel. Budidaya anggur di Meksiko berkembang pesat setelah Perang Kemerdekaan Meksiko pada paruh pertama abad ke 19.

San Miguel de Allende juga dikenal dengan mojigangas (boneka raksasa). Pengunjung pun dapat membuat versi miniaturnya sendiri.

Juga, akan dijumpai kolam mineral bawah tanah di kota itu. Sebuah “Pemandian Suku Maya” yang memberikan nuansa tenang dari hiruk pikuk kota.*

avatar

Redaksi