Pemburu Paus Migaloo

Budaya & Seni

October 17, 2024

Jon Afrizal

Adegan pada bab 48 berjudul The First Lowering, di novel Moby Dick. (credits: Timothy Wilson/mobydickbigread)

“[Dan] demikianlah burung surga, dengan teriakan malaikat agung, dan paruhnya yang seperti raja terangkat ke atas, dan seluruh wujud tawanannya terlipat dalam bendera Ahab, tenggelam bersama kapalnya, yang, seperti Setan, tidak akan tenggelam ke neraka sampai ia menyeret bagian surga yang hidup bersamanya, dan menutupi dirinya dengan selubung itu.”

MOBY Dick, atau The Whale, dapat dikategorikan sebagai novel khas Amerika. Herman Melville, penulis novel ini, telah memperkenalkan kasanah budaya Amerika: berani berpetualang.

Meskipun, novel yang diterbitkan pada tahun 1851 ini ternyata gagal pada awal dipublikasikan. Dan juga gagal secara popularitas, pada waktu itu.

Namun, ketika para sarjana sastra di abad ke-20 mulai mencari suatu karya yang khas Amerika, terbukti, pilihannya jatuh pada Moby Dick.

Moby Dick adalah gambaran umum dari American Dream, sebuah etos nasional Amerika, juga sekumpulan ide bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk mendapatkan kesempatan untuk makmur dan sukses, dan mendapatkan tingkatan sosial yang semakin tinggi dengan cara kerja keras. 

Novel alegoris ini bercerita tentang Kapten Ahab yang berburu paus putih besar. Sebuah kisah tentang petualangan dan sikap keberanian. Terkadang juga terkesan terlalu berlebihan dan melakukan dominasi.

Lalu, Kapten Ahab dipertemukan dengan seorang pria bernama Ishmael. Ishmael, sang narator dalam novel ini, terlihat sebagai sosok yang sangat kagum dengan laut.

Ishmael, dan seorang kenalan barunya di Queequeg, kemudian mendaftar dalam sebuah pelayaran pada kapal pemburu paus. Sebuah ekspedisi ambisius dan berbahaya yang dipimpin oleh Kapten Ahab, dengan kapal yang diberi nama: Pequod.

Kapten Ahab, adalah kapten kapal yang selalu dirundung nasib buruk. Ia telah menghabiskan sebagian besar dari empat dekade hidupnya di laut.

Ia melakukan eskpedisi perburuan atas dasar ingin mendominasi, dan mungkin juga rasa dendam. Sebab satu kakinya hilang karena paus putih albino.

Mungkin saja, Kapten Ahab adalah seorang monomaniac. Sebab, berdasarkan novel ini, tidak ditemui ketertarikan Kapten Ahab terhadap hal-hal lain, selain ikan paus putih besar.

Migaloo, paus bungkuk putih seperti yang terceritakan pada novel Moby Dick. (credits: smithsonianmag)

Tragedy, selayaknya karya-karya besar Shakespeare pun dibangun di novel ini.

Ishmael, dinamai menurut nama putra Abraham dalam Alkitab. Putra yang diasingkan dari rumahnya untuk mengembara di padang gurun pasir.

Ishmael dalam novel ini, mendapatkan dirinya “terjebak” dalam perburuan yang fantastis dan berbahaya. Sesuatu hal yang pada awalnya sangat ia inginkan.

Tapi, pada akhirnya, sesuatu yang diburu pun memburunya. Moby Dick menggigit kakinya.

Moby Dick, adalah kenyataan yang dinarasikan dalam sebuah novel. Mengutip tvtropes, puncak dominasi Amerika dalam industri perburuan paus adalah ketika mendekati terjadinya Civil War di Amerika di sekitar tahun 1820-an.

Melville yang lahir pada tahun 1819, tumbuh besar dalam era itu. Moby Dick adalah gabungan dari realita pada saat itu, dan juga pengalaman Melville sendiri.

Melville terinspirasi oleh kisah George Pollard, mantan kapten kapal Essex  yang memburu paus. Pada saat melakukan ekspedisi perburuan paus selama dua tahun melintasi Pasifik, Essex ditabrak oleh paus sperma putih.

Pollard dan krunya dengan cepat melarikan diri dengan sekoci bocor, meninggalkan kapal yang berada ribuan mil dari daratan. Tapi pelarian itu membawa mereka pada penyakit kusta, kelaparan, dan kanibalisme.

Pollard, adalah satu dari sedikit orang yang selamat. Lalu, Pollard mendapatkan kesempatan kedua untuk menjadi kapten kapal pemburu paus lainnya, yang bernama: Two Brothers.

Namun setelah 18 bulan di Pasifik, Pollard menabrakkan Two Brothers ke dasar laut.

Nama paus Moby Dick ini juga terinspirasi oleh kejadian di dunia nyata.

Menurut oceanservice, pada tahun 1839, Melville membaca sebuah cerita di sebuah majalah tentang paus sperma albino.

Paus ini dikenal karena serangannya yang mematikan terhadap kapal pemburu paus yang mencoba memburunya. Paus ini, diburu dan dibunuh di lepas pantai Chili dekat Pulau Mocha. Sehingga disebut Mocha Dick.

Dan, pada tahun 2011, arkeolog warisan maritim yang bekerja sama dengan Kantor Suaka Laut Nasional NOAA menemukan bangkai kapal Two Brothers yang terletak hampir enam ratus mil di barat laut Honolulu. Di tempat kapal yang tenggelam itu, selanjutnya dibangun Monumen Nasional Kelautan Papahanaumokuakea.

Moby Dick dipenuhi dengan simbol-simbol. Di novel ini terdapat simbol tentang: Tuhan sebagai sesuatu yang tak terkalahkan.

Juga terdapat simbol tentang alam, takdir, laut, amukan ombak lautan. Sebagai gambaran umum terhadap paus.

Melville membangun sequels yang berujung pada sebuah kata: kematian tokoh-tokohnya. Sama seperti kemegahan drama Shakespeare.

Bahwa menang dan kalah, benar dan salah, adalah sebuah keniscayaan yang akan dihadapi manusia. Dalam kisah ini, adalah para kru kapal pemburu paus.

Jon Blandford, asisten rektor Bellarmine menyatakan bahwa karya sastra ini mengingatkan semua orang tentang pertumbuhan ekonomi Amerika yang dibangun di atas punggung orang-orang yang diculik dan dibawa ke luar negeri sebagai bagian dari perdagangan budak transatlantik dan keturunan mereka.

Dimana Pip, si Afro Amerika, yang berasal dari Connecticut tetapi disebut sebagai “anak Alabama”.

Pemahaman yang dibangun Melville cukup mengejutkan. Seperti perspektif Kapten Ahab tentang Moby Dick, yang ternyata, sangat terbatas.

Seperti yang sering kita lakukan terhadap alam, Kapten Ahab menganthropomorfisasi paus putih. Ahab melihatnya sebagai versi dirinya sendiri. Sebagai makhluk yang sengaja mengambil kakinya, yang merencanakan dan berusaha memperoleh seperti yang dilakukannya.

Dan, seperti yang sering kita lakukan terhadap alam, dimana Ahab melihat paus sebagai sesuatu yang harus didominasi, ditaklukkan, dikuasai, dan diatasi. Sebuah kecacatan cara pandang.

Pada akhirnya, cara pandang yang salah itu pun menghancurkannya.*

avatar

Redaksi