“The Anxious Generation”, Pemicu Batasan Medsos Di Australia
Inovasi
December 3, 2024
Jon Afrizal
Ilustrasi seorang anak sedang menggunakan smart phone. (credits: pexels)
“Media sosial membahayakan anak-anak kita, dan saya akan segera menghentikannya.” Perdana Menteri Austalia, Anthony Albanese
JONATHAN Haidt menerbitkan buku berjudul The Anxious Generation: How the Great Rewiring of Childhood Is Causing an Epidemic of Mental Illness pada tahun 2024. Pada buku ini disebutkan bahwa persebaran smart phone, media sosial (medsos), dan pola asuh yang terlalu protektif telah menyebabkan perubahan masa kanak-kanak dan meningkatnya penyakit mental.
Haidt juga berpendapat bahwa bahwa kombinasi dari menurunnya masa kanak-kanak yang berbasis permainan, telah diperburuk oleh apa yang ia gambarkan sebagai orangtua yang terlalu protektif, dan, meningkatnya penggunaan telepon pintar pun telah merugikan anak-anak sejak akhir tahun 2000-an.
Dalam sebuah wawancara di event “Future of Everything Festival” di The Wall Street Journal (WSJ), Haidt menganjurkan pelarangan telepon pintar di sekolah, dan adalah lebih baik untuk menggunakan telepon lipat dengan fitur terbatas saja.
Terhitung hingga September 2024, buku ini telah berada di daftar buku non-fiksi terlaris The New York Times selama 23 minggu berturut-turut. Buku ini mendapat dukungan dari Oprah Winfrey dan Jessica Seinfeld.
Gubernur Arkansas, Sarah Huckabee Sanders pun telah mengirimkan salinan buku ini kepada gubernur di setiap negara bagian dan teritori di Amerika Serikat. Sarah mendesak para gubernur untuk bersatu membatasi penggunaan medsos dan smart phone bagi anak-anak dan mendorong permainan di luar ruangan untuk memerangi krisis kesehatan mental di Amerika Serikat.
Reuters melakukan penelusuran dan menyimpulkan bahwa istri dari Peter Malinauskas, Perdana Menteri Australia Selatan telah meminta Perdana Menteri Australia Selatan untuk membaca The Anxious Generation karya Jonathan Haidt ini. Dan, tentunya, mengambil tindakan untuk mengatasi dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak-anak.
Kemudian, buku ini pun telah menjadi pemicu pembahasan Online Safety Amendment Social Media Minimum Age Bill 2024 di Australia. Yakni sebuah rancangan undang-undang yang bertujuan untuk membatasi penggunaan medsos oleh anak di bawah umur 16 tahun.
Rancangan undang-undang oleh parlemen Australia ini, muncul justru pada saat pemerintah di seluruh dunia tengah berpikir keras tentang bagaimana cara mengawasi penggunaan teknologi seperti telepon pintar dan medsos oleh kaum muda dan anak-anak.
Untuk menjaga kesehatan mental, Australia melarang penggunaan medsos bagi anak di bawah umur. (credits: pexels)
Pada bulan Juni 2024, pemerintah Australia telah melakukan uji coba verifikasi usia. Rancangan undang-undang ini pun telah mendapat dukungan oleh pemerintah setiap negara bagian dan teritori daratan Australia.
Layanan medsos yang dimaksud, adalah; Facebook, Instagram, Reddit, Snapchat, TikTok, dan X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Dan, dapat dikecualikan sementara untuk layanan perawatan kesehatan dan pendidikan seperti Messenger Kids, WhatsApp, YouTube, Kids Helpline, dan Google Classroom.
“Saya ingin anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di lapangan sepak bola atau lapangan netball, ketimbang mereka menghabiskan waktunya dengan telepon selular mereka,” kata Perdana Menteri Austalia Anthony Albanese, mengutip Associated Press.
Selanjutnya, Online Safety Amendment Social Media Minimum Age Bill 2024 disahkan pada pada tanggal 18 November 2024. Undang-undang ini memberikan sanksi berupa materi hingga AUD 50 juta kepada perusahaan medsos yang gagal mengambil langkah-langkah untuk mencegah anak di bawah umur membuat dan menggunakan akun di layanan mereka.
Setelah undang-undang ini diterapkan, perusahaan medsos diberi masa tenggat selama satu tahun ke depan. Tujuannya untuk memperkenalkan kontrol yang wajar untuk mencegah anak di bawah umur 16 tahun memiliki akun di layanan mereka.
“Tanggungjawab sepenuhnya akan berada di tangan platform medsos, yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mencegah anak-anak mengakses layanan mereka,” kata Albanese.
Cukup adil, atau mungkin juga sesuai dengan ketakutan para orangtua terhadap perkembangan teknologi. Sebab tidak ada konsekuensi sanksi bagi orangtua atau anak-anak yang melanggar undang-undang ini.
Antigone Davis, head of Safety di Meta mengatakan perusahaan Meta menghormati batasan usia yang diterapkan pemerintah Australia. Meta adalah perusahaan yang memiliki medsos Facebook dan Instagram, juga Whatsapp.
“Namun, sangat kami sayangkan, telah hilang diskusi yang lebih mendalam tentang bagaimana kita menerapkan perlindungan online,” katanya.*