Saudara Perempuan Madagaskar

Lifestyle

September 29, 2025

Jon Afrizal

Penduduk Madagaskar sedang membawa padi dengan menggunakan pedate. (credits: Madamagazine)

MADAGASKAR terletak di Samudra Hindia bagian barat di lepas pantai timur benua Afrika. Negara pulau ini memiliki luasan 592.800 kilometer persegi. Negara ini beribukota di Antananarivo.

Republik Madagaskar, mengutip Wild Madagascar, juga sering disebut dengan sebutan “Large Red Island”. Sebab, lahan di sana umumnya berwarna merah, dan tidak cocok untuk ditanam dan diolah untuk pertanian.

Penduduk asli Madagaskar adalah Orang Malagasi. Yakni suatu bangsa dan juga gabungan kelompok etnis.

Tiga populasi Malagasi, yakni; Temoro, Vezo, dan Mikea.

Studi genetik terbaru menunjukan bahwa terdapat perbandingan sekitar 70 persen keturunan Afrika dan 30 persen keturunan Asia pada penduduk asli Madagaskar.

Studi genetic tahun 2010 mengenai bangsa Malagasi menunjukkan bahwa mereka memiliki campuran leluhur dari Afrika dan Asia. Motif Polinesia (mtDNA haplotype B4a1a1a) terjadi dalam frekuensi bervariasi pada tiga kelompok etnis Malagasi.

Yakni; 50 persen pada Merina, 22 persen pada Vezo, dan 13 persen pada Mikea.

Pun terdapat pula dua mutasi tambahan (1473 dan 3423A) yang ditemukan pada semua pembawa motif Polinesia di Madagaskar, yang kemudian dianggap sebagai motif Malagasi.

Skema yang paling memungkinkan, adalah, bahwa Madagaskar mulai dihuni sejak sekitar 1.200 tahun yang lalu oleh sekelompok kecil manusial. Kelompok itu terdiri dari kira-kira 30 orang perempuan; dimana 28 orang dari mereka berketurunan kepulauan Asia Tenggara, dan 2 orang berketurunan Afrika.

Penduduk Madagaskar dengan menggunakan kapal bercadik, di era koloni Perancis. (credits: Google Arts & Culture)

Murray P Cox dalam penelitian berjudul “A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar” menjelaskan bahwa berkemungkinan Madagaskar dihuni bukan sebagai peristiwa kolonisasi terencana berskala besar dari Indonesia, tetapi melalui penyeberangan lintas samudera kecil, bahkan mungkin tidak disengaja.

Bukti tidak langsung telah menjelaskan bahwa semua orang Malagasi saat ini berbicara dengan dialek bahasa Austronesia, yang jika ditelusuri, berasal dari Indonesia.

Dalam penelitian ini, sebagian besar leksikon Malagasi bersumber dari Bahasa Ma’anyan. Yakni bahasa yang digunakan di sepanjang lembah Sungai Barito di Kalimantan tenggara.

Namun, Bahasa Ma’anyan hanya digunakan oleh komunitas kecil etnis Dayak di wilayah pedalaman Kalimantan tenggara. Sehingga, dengan penelusuran budaya maritim, bahwa linguistik dari seluruh kepulauan Indonesia berkontribusi pada Bahasa Malagasi.

Penelitian ini, kemudian mengerucut pada kesimpulan bahwa Madagaskar dihuni oleh populasi pendiri yang efektif kecil, diperkirakan hanya sekitar 30 perempuan, yang sebagian besar memiliki keturunan Indonesia.

Meskipun jumlah wanita pendiri ini mungkin sangat kecil, tetapi itu cocok dengan perkiraan sejumlah kecil perempuan, hanya sekitar 70 orang, yang juga telah mendirikan Selandia Baru, negara kepulauan lain yang dihuni oleh penutur Austronesia terkait pada periode waktu yang hampir sama.

Secara perhitungan kasar, maka jarak dari Pulau Kalimantan ke Indonesia ke Madagaskar adalah sekitar 11.000 kilometer (6.800 mil).

Madagaskar dihuni melalui rute pelayaran langsung, melintasi Samudra Hindia. Bahkan mungkin sebagai hasil dari pelayaran lintas samudera yang tidak diinginkan.

Cara pandangan ini, awalnya, dianggap tidak mungkin. Namun cara pandang ini kembali diteliti pada akhir-akhir ini, karena berdasarkan simulasi pelayaran yang menggunakan arus laut dan pola cuaca monsoon.

Peta Madagaskar. (credits: Google Maps)

Penelitian ilmiah yang lain pun menjelaskan bahwa para pemukim pertama Madagaskar diperkirakan tiba dari Kalimantan dengan menggunakan sejenis kano. Yakni sekitar 350 SM hingga 550 M.

Bukti dari “perantauan” ini adalah hamparan padi sawah. Meskipun, lagi-lagi, harus diteliti lebih dalam.

Namun, berdasarkan pemahaman “Large Red Island” di Madagaskar, maka, dapat saja, sawah dan padi jenis Asia (Oryza sativa) juga terbawa merantau bersama ke-28 orang perempuan ini.

Sementara, pada 2.000 hingga 1.500 tahun lalu, padi telah berekspansi dari Pulau Luzon ke Nusantara, termasuk Kalimantan.

Beras, mengutip Madamagazine, diperkirakan masuk ke Mdagaskar sekitar 1.000 tahun lalu, bersamaan dengan kedatangan orang-orang Indonesia.

Sedangkan persinggungan Malagasi dengan Afrika, adalah dengan Suku Bantu yang berada di wilayah Tengah hingga Selatan Afrika.

Dan, padi asli Afrika (Oryza glaberrima) didomestikasi di Afrika Barat, terutama di Delta Niger sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Madagaskar, sebelumnya, adalah koloni Perancis, sejak 1897. Negara ini merdeka pada tanggal 26 Juni 1960, dan telah menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tetapi, mengutip Food and Agriculture Organization (FAO), sebanyak 68,4 persen dari populasi adalah miskin multidimensi pada 2021. Dan pada Januari 2025, sebanyak 1,31 juta warga menghadapi tingkat kerawanan pangan yang tinggi dan lebih dari 90 persen dari 28 juta penduduknya hidup dengan kurang dari USD 3,10 per hari.*

avatar

Redaksi