Pelepah Sawit, Dibuang Sayang

Inovasi

February 11, 2024

Jon Afrizal/Kota Jambi

Pohon kelapa (cocos nucifera) dan pohon sawit (elaeis). (photo credits : Jon Afrizal/amira.co.id)

SETELAH tim mahasiswa Prodi D3 Kimia Industri Universitas Jambi (Unja) melakukan inovasi “Biobriket Nipah” (nypa fruticans) jadi solusi alternatif energi terbarukan melalui pendanaan Kemdikbud Ristek Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi lewat Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) pad apertengahan tahun 2023 lalu, kini giliran tim mahasiswa Teknik Pertanian UNJA yang berinovasi memanfaatkan limbah pelepah sawit menjadi biobriket.

Mengutip  unja.ac.id,  lima orang mahasiswa melakukan MBKM Asistensi Mengajar 2023. Mereka adalah Aurel, Ardio Prayoga, Muhammad Vachru Rozi, Muhammad Akbar, dan Hasbullah.

Berawal dari melihat banyaknya limbah pelepah sawit di sekitar lahan sekolah, kelimanya pun mengangkat persoalan limbah ini, dan mengubahnya menjadi sebuah inovasi. Inovasi ini terkait dengan sumber energi alternatif yaitu biobriket.

Biobriket, atau yang umum dikenal dengan briket biomassa adalah briket yang dibuat dari biomassa sebagai pengganti arang dan batu bara. Beberapa limbah biomassa yang digunakan, seperti; tempurung kelapa, cangkang sawit, kulit kacang, dan sekam padi.

Jika dibandingkan pembakaran biomassa secara langsung, maka briket biomassa menghasilkan panas lebih tinggi per satuan volume serta memudahkan transportasi. Sebab briket biomassa dibuat dengan menekan limbah biomassa menjadi bentuk tertentu dan lebih padat.

Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, briket biomassa memiliki total emisi gas rumah kaca yang rendah. Sebab komponennya merupakan bagian dari siklus karbon pendek.

“Kami ingin mengembangkan keterampilan yang kami miliki menjadi sebuah peluang usaha ketika kami memasuki dunia kerja nanti,” kata Ardio Prayoga.

Dewi Fortuna, ketua koordinator Prodi Teknik Pertanian berharap agar mahasiswa dapat mengaplikasikan dan memperdalam kompetensi keilmuan mereka.

Bagi kalangan Go Green, biobriket, diyakini dapat menjadi alternatif sumber energi terbarukan untuk menggantikan minyak bumi dan fosil. Sehingga butuh tahapan-tahapan penelitian dan praktek untuk mewujudkannya.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa cadangan minyak bumi nasional sebanyak 4,17 miliar barel dan cadangan gas bumi sebanyak 62,4 triliun kaki kubik (cubic feet) pada tahun 2021.

Dengan penggalian dan pengeboran, maka cadangan itu akan semakin menipis dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun. Sehingga dibutuhkan solusi yang inovatif untuk, jika memungkinan, menjadi cadangan sumber energi di masa depan.

Selain itu, persoalan Climate Change juga menjadi perhatian. Agar penggunaan energi fosil dapat dikurangi dan digantikan dengan energi yang lebih ramah bagi Planet Bumi dan isinya.*

avatar

Redaksi