Kulineran Malam Hari Di Salatiga
Lifestyle
April 14, 2024
Jon Afrizal/Salatiga, Jawa Tengah
Lesehan di sepanjang Jalan Sudirman, Salatiga. (photo credits : Jon Afrizal/amira.co.id)
SALATIGA di malam hari. Ketika toko-toko di sepanjang Jalan Sudirman telah tutup. Tikar pun digelar di pelataran toko.
Para pedagang makanan menggelar dagangannya sejak pukul 19.00 WIB. Mereka akan tetap di sana, menunggu pembeli, hingga larut malam.
Musim mulih dhisik pada Lebaran kali ini, adalah juga melepas rindunya lidah terhadap makanan khas kota di kaki Gunung Merbabu ini. Yang tentunya, makanan yang tidak didapati di perantauan.
Harga setiap makanan berat dibandrol mulai dari IDR 20.000 per porsi. Seperti iwak mangut, tumpang koyor, ndok wader, empal babat iso, dan sop manten.
Aroma rempah akan terasa pada setiap makanan, dengan sepiring nasi.
Atau, bebek goreng dan nasi goreng. Juga sate kambing dan tongseng kambing.
Sedangkan untuk minuman, jangan lupakan Wedang Ronde. Minuman dengan aroma jahe ini dihargai IDR 8.000 per porsi.
Para pedagang berjualan setiap malam. Mereka hanya libur ketika malam Takbiran.
Sehingga kota dengan penduduk 196.082 jiwa ini seperti enggan tidur di malam hari.
Pengunjung datang silih berganti. Orang dewasa dan anak-anak. Kendaraan ber-plat nomor dari luar Kota Solotigo seperti numplek di badan jalan.
Suasana akan semakin ramai ketika pukul 20.00 WIB. Yakni waktu makan malam pada umumnya.
Silahkan antre berdiri sejenak, menunggu pembeli yang masih duduk bersila di atas tikar. Atau, jika tidak ingin menunggu lama, boleh saja berpindah ke pedagang di sebelahnya.
Pengunjung akan dihibur dengan pengamen versi mini band. Dengan bass betot, gitar dan biola. Silahkan sisihkan uang yang pantas untuk keahlian mereka.*