Harga Pinang, Tak Setinggi Pohonnya
Ekonomi & Bisnis
July 7, 2023
Muhammad Al Fikri/Muara Sabak
Pohon Pinang Di Kabupaten Tanjungjabung Barat. (credit tittle : Jon Afrizal/amira.co.id)
HARGA komoditas pinang terus anjlok. Bahkan banyak petani pinang yang berencana untuk beralih bertanam sawit.
“Di tingkat petani, harga pinang hanya Rp 3.000 per kilogram,” kata Mursidi, petani pinang dari Desa Lagan Ulu, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, baru-baru ini.
Sementara di pasaran, harga normal mencapai Rp 8.000 per kilogram.
Sedangkan harga pinang basah di tingkat petani, hanya Rp 1.500 per kilogram. Sebelumnya, pernah mencapai Rp 5.000 per kilogram.
Mursidi memiliki sekitar 2 hektare kebun pinang, dengan usia yang sudah cukup untuk berbuah. Ia memanen per dua kali dalam seminggu, dengan berat panenan sekitar 150 karung ukuran 10 kilogram.
“Jika harga pinang terus anjlok, kami tidak punya pilihan lain, selain bertani sawit,” katanya.
Ia masih menunggu harga pinang stabil dalam beberapa waktu ke depan, minimal Rp 4.000 per kilogram. Tapi, jika belum juga ada perubahan, ia sudah bersiap-siap untuk menebang pohon-pohon pinang yang telah berusia di atas 10 tahun itu dan menggantinya dengan sawit.
Buah pinang lokal pernah mencapai masa keemasan pada tahun 2021 lalu. Saat itu, harga di tingkat lokal mencapai Rp 29.000 per kilogram. Tapi, makin tahun malah makin menurun.
Ketika harga sedang tinggi, warga selalu menjaga pinang mereka. Bahkan, ada juga petani pinang yang menggunakan CCTV untuk keamanan kebun mereka.
“Itu hanya cerita masa lalu,” kata Amin, petani yang lain. “Sekarang pencuri enggan masuk kebun pinang. Karena pinang sudah tidak ada lagi harganya.”
Menurut bps.go.id, nilai ekspor komoditas ini secara nasional mencapai US$ 357 juta. Dimana ekspor dari Provinsi Jambi sekitar 40 persen dari nilai ekspor nasional, pada tahun 2021.
Data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menyebutkan luas tanaman pinang pada 2020 sebesar 22 hektare. Lahan pinang terkonsentrasi pada Kabupaten Tanjungjabung Timur sebesar 40 persen, dan Tanjungjabung Barat sebesar 50 persen.
Provinsi Jambi memiliki varietas pinang unggulan, yakni Pinang Betara, dan dinyatakan melalui SK Mentan nomor 199/Kpts/SR.120/1/2013. Pinang Betara memiliki pertumbuhan yang cepat, dan pada usia 4 hingga 5 tahun telah mulai berbuah.
Masa produktif Pinang Betara adalah sejak berusia sekitar 6 hingga 7 tahun, dan dapat terus menghasilkan hingga usia 25 tahun.
Pinang Betara memiliki 130-an butir per tandan, dan 5 hingga 6 tandan per tahun. Berat buah Pinang Betara mencapai 47 gram atau setara dengan 8,68 gram biji kering.*