IFJ : Bebaskan Yang Henjun
Hak Asasi Manusia
February 15, 2024
Zachary Jonah
Aktivis pro-demikrasi Dr Yang Henjun. (credits : ABC)
PENGADILAN China menjatuhkan hukuman percobaan kepada blogger, akademisi, dan aktivis pro-demokrasi Australia, Dr. Yang Hengjun, yakni dengan hukuman mati yang ditangguhkan pada 5 Februari lalu. Hukuma ini dijatuhkan hampir setengah dekade setelah penangkapannya pada tahun 2019.
International Federation of Journalists (IFJ) dan Media, Entertainment and Arts Alliance (MEAA), mengutuk hukuman tersebut dan mendesak pihak berwenang untuk mengadvokasi pembebasan Yang segera. Demikian mengutip situs resmi IFJ.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyatakan terkejut atas hukuman yang diberikan kepada Yang pada tanggal 5 Februari. Ia berjanji akan menyampaikan tanggapan mereka kepada duta besar China di Australia dengan “sekeras mungkin”.
Hukuman mati Yang yang “ditangguhkan” membuat blogger ini ditangguhkan eksekusinya selam dua tahun. Tapi, setelah itu ia mungkin akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, atau dapat dikenakan hukuman mati yang diterapkan kembali.
Pengacara Dr Yang memiliki waktu hingga 15 Februari untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Dr Yang pertama kali ditangkap pada Januari 2019, ketika petugas keamanan menahan blogger tersebut setibanya di bandara Guangzhou melalui New York. Ia secara resmi didakwa melakukan spionase pada Oktober 2020, sebulan setelah pertama kali mendapatkan akses ke pengacara sejak penangkapannya.
Yang diadili pada bulan Mei 2021 dalam persidangan tertutup, dan diplomat Australia ditolak aksesnya ke persidangan itu. Diduga karena masalah keamanan nasional dan pembatasan COVID-19.
Yang menderita penyakit parah sejak penangkapannya, dan ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa ia mungkin akan meninggal dalam tahanan menyusul penyakit asam urat, tekanan darah tinggi, gangguan penglihatan, dan kista besar di salah satu ginjalnya.
Keputusan ini dikecam oleh badan-badan kebebasan berekspresi, antara lain Pen International dan Amnesty International, yang meminta pihak berwenang China untuk mencabut tuduhan tersebut dan memastikan pembebasan Yang segera.
Hukuman terhadap penulis dijatuhkan sekitar empat bulan setelah kembalinya jurnalis Australia yang dipenjara, Cheng Lei, ke Australia. Lei, yang ditahan selama lebih dari tiga tahun sebelum persidangan, dibebaskan setelah mendapat advokasi dari pihak berwenang Australia, pendukung kebebasan pers, dan komunitas media global.*