Memperbincangkan Internet Murah Untuk Rakyat

Inovasi

December 31, 2025

Farokh Idris

Internet Rakyat. (credits: Internet Rakyat)

PEMERINTAH Indonesia sedang menggalakan program Internet Rakyat (IRA). Yakni program yang bertujuan menyediakan akses internet dengan biaya terjangkau dengan tetap berkecepatan tinggi bagi masyarakat luas. Program ini tercetus karena mahalnya layanan internet yang selama ini dirasakan banyak kalangan, terutama di wilayah yang sulit terjangkau kabel optik.

Mengutip laman Internet Rakyat, layanan IRA menggunakan teknologi 5G Fixed Wireless Access (FWA) yang beroperasi pada pita frekuensi 1,4 GHz, serta mengadopsi arsitektur Open Radio Access Network (Open RAN). Kombinasi teknologi ini memungkinkan jaringan internet dapat menjangkau lebih banyak daerah tanpa memerlukan infrastruktur kabel fiber optik.

Program ini juga menandai kehadiran jaringan komersial pertama di dunia yang memanfaatkan Open RAN FWA pada frekuensi 1,4 GHz. Di Indonesia, inisiatif ini dijalankan oleh PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge) bekerja sama dengan PT OREX SAI Indonesia, perusahaan patungan antara NTT Docomo dan NEC Corporation.

Distribusi layanan dilakukan oleh anak usaha Surge, yaitu PT Telemedia Komunikasi Pratama, yang menggandeng puluhan distributor lokal untuk memperluas jangkauan, terutama di wilayah Jawa dan Bali.

Adapun sasaran utama IRA meliputi; rumah tangga, mahasiswa dan pelajar, pekerja jarak jauh (work from home), pelaku UMKM, dan, masyarakat di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur kabel optic.

Pendaftaran layanan IRA berfokus pada masyarakat yang berada di wilayah Jawa, Maluku, dan Papua. Bagi warga yang ingin mendaftar, dipersilahkan mengunjungi situs mytelemedia.id.

Ilustrasi sinyal jaringan internet. (credits: initu)

Untuk saat ini, layanan IRA hanya menawarkan satu paket saja. Yakni; Paket WiFi 30 Hari seharaga IDR 100.000. Dengan kecepatan hingga 100 Mbps, kuota unlimited, gratis biaya langganan bulan pertama, dan, gratis sewa modem (CPE) Modem yang digunakan mendukung sistem OpenWRT, dilengkapi antena omni dengan penguatan sinyal hingga 3,5 dBi, serta teknologi WiFi 5 (AC1200).

Vice President Marketing Biznet Hutomo Siswanto, mengutip Kontan, mengatakan bahwa masyarakat saat ini sudah memahami pentingnya kualitas layanan serta kapasitas bandwidth yang besar dan stabil.

Bagaimanapun, katanya, kebijakan ini mampu mempercepat penetrasi internet di wilayah yang belum terkoneksi internet sepenuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir melihat bahwa seiring pengadaan Internet Rakyat, operator atau penyedia layanan ke depannya akan mempertimbangkan peta persaingan bisnis.

“Mereka pasti akan melakukan evaluasi, bagaimana mengoptimalkan produk, menetapkan tarif, dan sebagainya,” katanya, mengutip Kontan.

Tapi, yang penting, katanya, pemerintah perlu memastikan layanan Internet rakyat tidak dijual di bawah biaya produksi. Sehingga, pemerintah tetap mempertimbangkan kesehatan industri.*

avatar

Redaksi