Mencari Emas Di Pulau Emas

Ekonomi & Bisnis

September 24, 2025

Jon Afrizal/Kota Jambi

Seorang penduduk sedang mendulang emas di sebuah sungai kecil di Kabupaten Merangin. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)

SUMATRA adalah Pulau Emas, demikian ungkapan yang kerap disebut dalam sejarah. Pada kenyataanya, emas (: aurum dengan nomor atom 79) adalah harta pusaka yang hingga kini selalu dicari, dan, masih ada.

Di Provinsi Jambi, di bagian tengah Pulau Sumatra, pencarian emas sangat massif di abad ke 15 Masehi. Terutama di wilayah antara Gunung Kerinci (3.805 mdpl) dan Gunung Masurai (2.980 mdpl), atau di wilayah yang disebut dengan “Kerinci Rendah”.

Kala itu, mengutip Jon Afrizal dalam buku “Belacu Ditukar Lada”, terceritakan bahwa Cindu Mato dari Pagarruyung diutus oleh Bundo Kandung untuk mencari emas di wilayah Jambi. Namun, kerap terjadi percekcokan dengan penduduk setempat.

Lalu, atas bantuan Tiang Bungkuk gelar Depati Muaro Langkap, pencarian emas dapat dilakukan. Wilayah yang menjadi sentra adalah “Sungai Renah Kunyit”, atau yang sekarang dikenal dengan Kecamatan Pangkalan Jambu Kabupaten Merangin.

Tehnik mencari emas di Pulau Sumatera adalah pengetahuan lokal yang turun temurun. Bahkan, jika dirujuk, maka emas telah dicari sejak era Sri Vijaya, atau bahkan sebelumnya,

Namun, tidak juga dapat disangkal, bahwa mencari emas di Sumatra kerap membutuhkan bantuan khusus dari cenayang atau dukun. Melalui ilmu supranatural, maka lokasi emas akan didapat.

Seperti yang terjadi di kawasan Bukit Tor Pisang Mata (Torpis), Desa Mailil, Labuhanbatu, Sumatera Utara, misalnya. Mengutip Treasury, terceritakan tentang 13 orang anggota ekspedisi Belanda yang ingin membuka penambangan emas di wilayah itu.

Setelah meminta bantuan paranormal, para pencari emas disarankan untuk mengadakan ritual persembahan, dengan memotong lembu berdarah putih. Atau, jika tidak dapat, maka lembu berdarah putih dapat diganti dengan santan kelapa.

Namun, entah mengapa, persembahan menjadi gagal. Ke-13 pencari emas itu pun hilang, setelah Belanda membakar bukit itu.

Bongkahan batuan emas. (credits: Treasury)

Berbekal pemahaman lampau, beberapa trik pencarian emas hingga kini masih digunakan. Meskipun tidak ada jawaban yang pasti, tapi mengutip Agincourt Resources, terdapat setidaknya 10 tanda geologis yang mengarah pada wilayah yang memiliki kandungan emas.

Pertama, perubahan warna. Larutan mineral asam membuat batuan berwarna lebih terang. Perubahan warna lainnya juga dapat disebabkan oleh kontak dari berbagai jenis batuan.

Kedua, pewarnaan besi dan gossan. Tidak semua vena (urat atau jalur) menghasilkan banyak kuarsa. Namun, vena pembawa emas dapat terdiri dari kalsit atau sebagian besar sulfida, yang seringkali mengalami pelapukan menjadi bintik-bintik bernoda besi saat pirit berubah menjadi oksida besi dalam jumlah besar.

Keempat, singkapan vena kuarsa (urat atau jalur mineral kristalin) dan akumulasi vena. Ssedikit akumulasi kecil vena kuarsa dapat mengindikasikan adanya mineralisasi di suatu area.

Namun, kemungkinan besar singkapan itu tidak akan terlihat jelas. Sehingga, di area diaman tidak ada singkapan vena yang memadai, maka akumulasi vena kuarsa dapat mengindikasikan area umum dari tempat keberadaan vena.

Keempat, jenis batuan produktif. Sayangnya, jenis batuan emas dapat sangat bervariasi dari satu area ke area lainnya.

Kelima, patahan dan zona kontak batuan. Banyak vena kuarsa dan endapan emas di batuan keras lainnya yang muncul di “zona” yang terbentuk di sepanjang patahan atau pada area kontak dua jenis batuan yang berbeda.

Keenam, topografi yang tepat. Awam memahami bahwa emas yang lebih kasar cenderung menggantung jauh ke hulu. Padahal, di wilayah gurun, sebagian besar placer residual terbaik terbentuk di area yang memiliki lereng landai hingga datar. 

Ketujuh, perluasan dari area mineral atau placer yang telah diketahui. Selain berbentuk pipa, sebagian besar endapan emas berskala kecil membentuk jalur linier. Sangat umum bahwa endapan baru ditemukan di sepanjang zona pengendapan yang linier ini.

Kedelapan, area geologi serupa yang terdekat. Jika jenis batuan tertentu di satu area telah terbukti mengandung emas, dan pada jarak beberapa mil di pegunungan yang sama kembali ditemukan jenis batuan atau lingkungan yang sama, ada baiknya untuk diselidiki.

Kesembilan, vena kuarsa pada permukaan gurun. Di wilayah gurun, tanda terbaik untuk mendeteksi keberadaan emas adalah adanya konsentrasi bebatuan kecil dan kerikil di permukaan tanah.

Terakhir, tanah hitam di pinggiran sungai. Sungai yang terdapat emas punya tanah warna hitam atau memiliki banyak bebatuan yang memiliki warna seperti berkarat. Selain itu, biasanya, tanahnya tercampur pasir dan bebatuan besar.

Tetapi, orang-orang tua akan berkata, bahwa mencari emas itu seperti mencari jodoh. Jika dikata gampang, akan gampang, namun jika dikata susah, memang susah.*

avatar

Redaksi