Etika Bisnis: Manajemen Hijau
Lingkungan & Krisis Iklim
October 27, 2024
Jon Afrizal
Kerusakan zona inti Hutan Harapan akibat pembukaan jalan angkut tambang batu bara. (credits: Jon Afrizal/amira.co.id)
KEINGINAN manusia untuk keberlanjutan telah mendorong sebuah sikap dan etika dalam berbisnis yang baik. Sikap dan etika itu biasa disebut Green Management (manajemen hijau).
Manajemen hijau, mengutip MBA Knowledge Base, adalah pendekatan manajemen organisasi yang berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasi bisnis. Sekaligus meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnis.
Manajemen hijau berfokus pada keberlanjutan, dan melibatkan pengambilan keputusan. Serta tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, bermanfaat secara sosial, dan layak secara ekonomi.
Konsep manajemen hijau adalah pendekatan proaktif untuk mengelola bisnis dengan cara yang meminimalkan dampak lingkungan dari operasinya. Pendekatan ini melibatkan penerapan strategi dan praktik yang mengurangi limbah, menghemat energi dan sumber daya alam, serta meminimalkan polusi.
Manajemen hijau tidak hanya sekadar mematuhi peraturan lingkungan saja. Tetapi pendekatan ini melibatkan peran kepemimpinan dalam pengelolaan lingkungan dan keberlanjutan.
Praktik manajemen hijau dapat diterapkan di industri apa pun. Mulai dari manufaktur hingga ritel, perhotelan hingga transportasi.
Organisasi bisnis yang mengadopsi praktik manajemen hijau akan memperoleh banyak manfaat. Seperti penghematan biaya, peningkatan reputasi merek, peningkatan loyalitas pelanggan, dan peningkatan moral karyawan.
Penekanan manajemen hijau terletak pada potensinya untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi planet bumi.
Kebutuhan akan praktik bisnis yang berkelanjutan telah menjadi semakin mendesak dalam beberapa tahun terakhir. Sebab populasi global terus tumbuh dan mengonsumsi lebih banyak sumber daya.
Organisasi bisnis yang gagal mengadopsi praktik berkelanjutan cenderung menghadapi resiko yang signifikan. Termasuk kerugian finansial, kerusakan reputasi, dan sanksi regulasi.
Selain mengurangi risiko, manajemen hijau juga dapat menciptakan peluang bisnis yang signifikan. Permintaan akan produk dan layanan berkelanjutan tumbuh dengan cepat, dan organisasi yang dapat memenuhi permintaan ini kemungkinan besar akan memperoleh keuntungan dari peningkatan penjualan dan pendapatan.
Selain itu, penerapan praktik manajemen hijau dapat menghasilkan penghematan biaya dengan mengurangi limbah, konsumsi energi, dan penggunaan sumber daya lainnya.
Kemanfaatan manajemen hijau dapat sangat signifikan dan luas. Seperti; penghematan biaya, peningkatan reputasi merek, jumlah loyalitas pelanggan yang meningkat, peningkatan moral karyawan, dan kepatuhan terhadap peraturan.
Meskipun banyak manfaat dari manajemen hijau, ada juga beberapa tantangan yang mungkin dihadapi organisasi saat menerapkan praktik ini.
Beberapa tantangan utama meliputi; biaya awal, resistensi terhadap perubahan, kurangnya keahlian, dan kompleksitas.
Dalam penerapannya, organisasi harus mengikuti pendekatan terstruktur.
Adapun langkah-langkahnya, adalah; menilai dampak lingkungan saat ini, tetapkan sasaran dan target, mengembangkan rencana pengelolaan hijau, terapkan praktik manajemen hijau, memantau dan mengukur kinerja, dan, berkomunikasi dan melibatkan karyawan.
Dengan mengikuti pendekatan ini, organisasi dapat menciptakan masa depan binis yang lebih baik, berkelanjutan, sekaligus mencapai tujuan strategis mereka.*