USD 900.000 Untuk Ekspansi Sawit Di Afrika
Ekonomi & Bisnis
August 8, 2024
Junuh Nuh
Sawit di Afrika. (credits: proforest)
SEBANYAK USD 900.000 digelontorkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dalam ekspansi sawit di Afrika pada tahun ini. Uang itu adalah Dana Dukungan Petani Kecil di Afrika, yang merupakan bagian dari enam projek terkait pendaan petani kecil di lima negara.
Dengan fokus pada peningkatan hasil panen dan mata pencaharian, maka, RSPO tidak mengharapkan petani kecil untuk mengajukan dana secara individual.
“Standar kami bukan tentang kualitas minyak sawit yang diproduksi. Melainkan tentang bagaimana minyak tersebut diproduksi secara berkelanjutan, katanya, mengutip agricjournalist.
Menurutnya, industri minyak sawit telah lama menjadi mesin ekonomi yang vital di Afrika. Yang menyediakan mata pencaharian bagi banyak petani skala kecil.
“Tapi, untuk menuju keberlanjutan penuh dengan tantangan. Terhitung sejak dari masalah lingkungan hingga ketidakadilan sosial,” katanya.
Sehingga, ekspansi RSPO ini, diharap dapat memberikan kelayakan ekonomi, penerimaan lingkungan, dan penerimaan sosial.
Meskipun, katanya, petani harus melalui persyaratan ketat dan audit pihak ketiga yang independen, tetapi tujuan RSPO adalah untuk memastikan bahwa produksi minyak sawit mematuhi serangkaian kriteria keberlanjutan yang komprehensif.
“Sejak dari kepatuhan hukum dan praktik bisnis yang transparan hingga pencegahan penggundulan hutan, erosi tanah, dan pencemaran air, serta melindungi hak-hak pekerja dan kepentingan masyarakat,” katanya.
Menurutnya, saat ini sebagian besar wilayah Afrika kekurangan organisasi petani kecil. Kecuali Pantai Gading, dimana petani diharuskan secara oleh hukum untuk menjadi bagian dari koperasi.
“Di banyak negara lain, petani kecil beroperasi secara individual, sehingga sulit untuk menjangkau mereka,” katanya.
Petani kecil di Afrika, katanya, menghadapi kendala teknis dan finansial yang signifikan dalam mematuhi persyaratan RSPO. Sebab, katanya, perhatian utama para petani adalah meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian mereka, dan bukan sertifikasi.
Sehingga RSPO mengadopsi pendekatan pragmatis. Yang dimulai dengan mendukung praktik pengelolaan terbaik untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani kecil terlebih dahulu.
“Setelah mata pencaharian dapat ditingkatkan, maka kami akan melanjutkan ke sertifikasi,” katanya.*