Sang Pencekik Di Giza

Inovasi

August 1, 2024

Zachary Jonah

Sphinx yang Agung. (credits: britannica)

DI sebelah selatan piramida Khafre di Giza dekat Kairo, di dalam cekungan, terdapat makhluk besar dengan kepala manusia dan tubuh singa. Patung monumental ini, patung kerajaan kolosal pertama di Mesir, yang dikenal sebagai Sphinx yang Agung.

Sphinx adalah simbol nasional Mesir, baik kuno maupun modern. Sehingga menggugah imajinasi para penyair, cendekiawan, petualang dan wisatawan selama berabad-abad dan juga telah mengilhami banyak spekulasi tentang umurnya, maknanya, dan rahasia yang mungkin dimilikinya.

Kata “sphinx”, yang berarti “pencekik”, pertama kali diberikan oleh orang Yunani kepada makhluk luar biasa yang berkepala wanita, berbadan singa, dan bersayap burung ini.

Menurut britannica, Sphinx adalah patung raja. Dan Sphinx berlanjut sebagai pengenal bagi kerajaan di sepanjang sejarah Mesir. Orang-orang Arab menyebut Sphinx yang Agung  di Giza dengan nama Abu al-Hawl (: Bapak Teror).

Di Mesir, terdapat banyak sphinx, biasanya berkepala raja yang memakai hiasan kepala dan berbadan singa. Namun, ada juga sphinx berkepala domba jantan yang diasosiasikan dengan dewa Amun.

Sphinx yang Agung berada di timur laut Kuil Lembah Khafre (Chephren). Dulu, lokasi ini adalah sebuah tambang.

Mengutip touregypt, kepala dan wajah Sphinx mencerminkan Dinasti ke-4 Kerajaan Lama Mesir. Bentuk wajahnya secara keseluruhan lebar, hampir persegi, dengan dagu lebar. Hiasan kepala (: nemes), dengan lipatan di atas kepala dan bidang segitiga di belakang telinga, adanya ular kobra kerajaan uraeus di alis, perawatan pada mata dan bibir semua bukti bahwa Sphinx diukir pada periode ini.

Setelah terkubur berkalli-kali, pada tahun 1925 hingga 1936, insinyur Perancis, Emile Baraize menggali Sphinx atas nama Dinas Purbakala. Ini adalah untuk pertama kalinya sejak berabad lampau, binatang besar itu terkena sinar ultra violet.

Terdapat keyakinan bahwa pada 4.500 tahun yang lalu, pekerja Khafre membentuk batu itu menjadi singa dan memberikannya wajah raja. Nama Khafre juga disebutkan di Prasasti Mimpi, yang terletak di antara cakar binatang besar itu.

Namun, tidak ada seorang pun yang benar-benar yakin bahwa itu sebenarnya adalah wajah Khafre, meskipun memang itulah yang lebih banyak dipikirkan. Namun baru-baru ini, beredar pendapat bahwa Khufu, pembangun Piramida Besar, mungkin juga yang membangun Sphinx yang Agung.

Sphinx yang Agung diyakini sebagai patung batu terbesar yang pernah dibuat manusia. Namun, Sphinx bukanlah monumen yang terisolasi dan harus dilihat dalam konteks lingkungan sekitarnya.

Seperti banyak monumen di Mesir, ini adalah kompleks yang tidak hanya terdiri dari patung besar itu sendiri, tetapi juga kuil lamanya, kuil Kerajaan Baru, dan beberapa bangunan kecil lainnya.

Dan, sangat terkait erat dengan Kuil Lembah Khafre, yang memiliki empat patung sphinx kolosal yang masing-masing panjangnya lebih dari hampir 8 meter.

Material Sphinx adalah batuan dasar batu kapur yang oleh para ahli geologi disebut Formasi Muqqatam, yang berasal dari lima puluh juta tahun yang lalu dari sedimen yang diendapkan di dasar perairan laut yang melanda Afrika timur laut selama periode Eosen Tengah.

Sebuah tanggul terbentuk di sepanjang tempat yang sekarang menjadi sisi utara-barat laut dataran tinggi. Nummulites (: koin) yang merupakan fosil kecil berbentuk cakram memenuhi tanggul.

Dulunya merupakan cangkang organisme planktonik yang sudah punah. Terdapat beting dan terumbu karang yang tumbuh di lereng selatan tanggul.

Lumpur karbonat yang tersimpan di laguna membatu menjadi lapisan tempat para pembangun kuno, sekitar lima puluh juta tahun kemudian, mengukir Sphinx yang Agung.

Untuk melakukannya, mereka membuat parit dalam berbentuk huruf U yang mengisolasi blok batuan dasar persegi panjang untuk mengukir Sphinx. Kawasan ini berada paling dalam di sekitar tubuh monumen, dengan rak di bagian belakang monumen yang belum selesai dibangun dan perluasan yang lebih dangkal ke utara tempat ditemukannya temuan arkeologis yang penting.

Batu kapur yang bagus dan keras yang terletak di sekitar kepala Sphinx mungkin semuanya digali untuk dijadikan balok guna membangun piramida. Batu kapur yang diambil untuk membentuk tubuh binatang itu juga digunakan untuk membangun dua kuil di sebelah timur Sphinx, di teras yang lebih rendah dari lantai kandang Sphinx, satu di depan kaki Sphinx, dan yang lainnya di dekat kaki Sphinx.

Diperkirakan kualitas batuan di kawasan yang terlalu buruk untuk konstruksi. Sehingga para visioner menyusun rencana untuk mengubah apa yang tersisa dari bukit kecil itu menjadi Sphinx.

Sphinx telah direncanakan sejak awal untuk lokasi ini. Dinding kandang Sphinx memiliki karakteristik yang sama dengan lapisan tubuh Sphinx dan menunjukkan kondisi erosi yang serupa.*

avatar

Redaksi